Mohon tunggu...
Wulan Perawati
Wulan Perawati Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer Teacher Writer Entrepreneur

Menulis sebagai cara menuangkan isi hati dan pikiran. Menulis sebagai cara bijak mencipta jejak kebaikan yang tak kan mudah terhapuskan. Semoga memberi kebermanfaatan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Anak sulit Diatur? Begini Cara Agar Anak Taat Aturan

28 Mei 2021   00:44 Diperbarui: 28 Mei 2021   01:14 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kegiatan belajar juga merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi anak. Belajar merupakan cara anak untuk menambah pengetahuan, pengalaman dan berbagai macam keterampilan yang akan berguna dalam kehidupannya. Namun kegiatan belajar ini seakan menjadi momok yang menakutkan sekaligus menyebalkan bagi anak. Tugas orang tua adalah bagaimana menjadikan kegiatan belajar yang dapat menarik minat dan semangat anak untuk melaksanakannya.

4. Bersosialisasi

Bersosialisasi merupakan cara anak untuk mengenal lingkungannya. Maka kegiatan ini merupakan salah satu kebutuhan yang penting yang harus didapatkan oleh anak. Kegiatan bersosialisasi bagi anak sejatinya adalah kegiatan bermain dan berhubungan dengan teman-teman di sekitarnya. Fitrahnya anak sangat suka bermain, bahkan dapat dikatakan bermain merupakan kebutuhan utama anak. Anak seringkali lupa waktu seakan tak pernah habis energinya untuk kegiatan satu ini. Disinilah peran aturan diperlukan, agar anak dapat menyeimbangkan kegiatan bermain dan bersosialisasi dengan kegiatan-kegiatan lain yang harus dilakukannya. 

Pertanyaannya, bagaimana agar anak dapat menjalankan semua aturan di atas? Sepertinya berat ya Ayah Bunda. Di bawah ini akan saya paparkan beberapa cara agar anak paham dan dapat menjalankan aturan tanpa terpaksa.

1. Buat aturan yang realistis

Buatlah aturan yang sekiranya mampu anak lakukan. Tidak terlalu sulit atau tidak terlalu mudah. Tidak ada salahnya Ayah Bunda melibatkan anak dalam membuat aturan beserta konsekuensinya berdasarkan kesepakatan bersama. Dengan begitu anak akan lebih peduli terhadapa aturang yang dibuat karena ia merasa sudah ikut andil dalam pembuatannya.

2. Ajak bukan suruh atau mengancam

Ketika menerapkan sebuah aturan, dahulukan untuk mencontohkan. Hindari sikap mengancam, menakut-nakuti dan bersikap kasar. Kita boleh tegas tapi bukan berarti harus galak. Ajak anak untuk melakukannya bersama-sama. Bimbing selalu sampai anak dapat melaksanakan aturan tersebut secara mandiri tanpa harus diingatkan lagi. 

Dalam hal ini, keteladanan dan bimbingan orang tua sangat diperlukan. Misalnya, kita ingin anak kita segera mandi pagi. Alih-alih berkata, "Cepat mandi, nanti bu guru marah kalau kamu kesiangan." Lebih baik katakan, "Ayok Kak  segera mandi, lihat Ayah sudah rapi menunggu Kakak untuk sarapan bersama."

3. Jadikan aturan sebagai kebiasaan

Jika pernah mendengar istilah "ala bisa karena biasa", saya sangat setuju dengan istilah tersebut. Segala sesuatu yang menjadi kebiasaan pada akhirnya akan menjadi sebuah kebutuhan dan membentuk sebagai sebuah aturan hidup seseorang. Misalnya, anak yang terbiasa rutin sarapan pada jam tertentu, akan sangat kesusahan jika ia tidak sarapan diwaktu yang semestinya. Maka kegiatan sarapan ini akan menjadi aturan wajib bagi dirinya agar perutnya tidak sakit misalnya. Atau  anak yang sudah terbiasa mandi pagi, maka ia akan sangat tidak nyaman jika dipagi hari tidak mandi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun