Mohon tunggu...
Namila Jihan
Namila Jihan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Memiliki hobi menulis, mendengarkan musik, travelling

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Diskriminasi Penderita TBC: Faktor Tersembunyi di Balik Lonjakan Kasus Positif

24 Desember 2024   23:25 Diperbarui: 24 Desember 2024   23:25 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Anak Menyendiri Karena Merasa Tersingkirkan (Sumber: Key Ministry)

Selain itu, diskriminasi juga memengaruhi kepatuhan terhadap pengobatan. Pengobatan TBC membutuhkan waktu yang panjang, dengan regimen obat yang harus diikuti selama minimal enam bulan. Namun, stigma sosial sering kali membuat pasien merasa malu atau takut untuk mengambil obat secara teratur, terutama jika mereka harus melakukannya di fasilitas kesehatan. Ketidakpatuhan ini dapat menyebabkan pengembangan resistensi obat, seperti multidrug-resistant tuberculosis (MDR-TB), yang lebih sulit dan mahal untuk diobati (Lestari et al., 2020).

Dampak diskriminasi juga terlihat dalam aspek psikososial. Banyak penderita TBC yang mengalami isolasi sosial dan tekanan psikologis akibat stigma. Kondisi ini tidak hanya memengaruhi kesehatan mental mereka tetapi juga kemampuan mereka untuk mencari pengobatan dan dukungan. Sebagai hasilnya, diskriminasi berkontribusi pada siklus penularan TBC yang terus berlanjut.

Faktor-Faktor yang Mendorong Diskriminasi

Diskriminasi terhadap penderita TBC tidak muncul begitu saja. Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap fenomena ini antara lain:

1. Kurangnya Edukasi Masyarakat

Banyak masyarakat yang masih belum memahami penyebab, gejala, dan cara penularan TBC. Minimnya informasi ini menciptakan kesalahpahaman yang memperkuat stigma terhadap penderita.

2. Norma Sosial yang Negatif

Dalam beberapa budaya, penyakit sering kali dianggap sebagai bentuk kelemahan atau aib. Hal ini membuat penderita TBC merasa malu untuk mengungkapkan kondisi mereka atau mencari bantuan.

3. Kurangnya Dukungan Sistem Kesehatan

Sistem kesehatan yang tidak inklusif dan ramah terhadap penderita TBC juga berperan dalam menciptakan diskriminasi. Misalnya, kurangnya pelatihan bagi tenaga medis tentang cara menangani stigma dapat memperburuk situasi.

4. Media yang Tidak Sensitif

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun