Mohon tunggu...
Riki Kurniawan
Riki Kurniawan Mohon Tunggu... -

Saya adalah mahasiswa Fakultas Filsafat UGM Bermimpi diabadikan lewat Nobel sastra dan ingin melepaskan Tuhan dari penjara prasangka. Eh, ndak... kebalik, Saya yang ingin bebas, Tuhan tak pernah terpenjara...! Oke, cukup! Terima Kasih

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dekotis Ghoul

25 April 2016   10:09 Diperbarui: 25 April 2016   10:27 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cukup lama, Sofia berdiri di depan jendelanya yang terbuka. Lalu sesosok itu tanpa membalikkan badan tiba-tiba berubah posisi menghadap Sofia. Betapa terkejutnya Sofia karena sosok itu adalah Almarhum kekasihnya yang meninggal tiga minggu yang lalu. Karena terlalu sering mengalami dekotis, Sofia pun menganggap sosok di depannya hanya bayangan, ia merasa sadar bahwa itu hanya halusinasi saja. Sehingga ia tidak merasa takut tatkala sosok Salman itu menghampirinya perlahan. Sofia malah tersenyum sambil merentangkan tangannya seperti seorang perempuan yang siap menerima pelukkan kekasihnya.

Sosok Salman hanya mendekat perlahan tetapi Sofia tidak sadar bahwa sosok di depannya itu melayang karena tembok menghalangi jarak pandang.

“Bagaiman kabarmu, Dik?” Tanya Salman

“Baik, Mas!” Jawab Sofia sambil perlahan mengembalikan posisi tangannya ke samping badan.

“Temani Mas jalan-jalan yuk!” Pinta sosok Salman itu sambil mengulurkan tangan.

Sofia hanya mengangguk lemah, sambil tangannya menyambut ajakan sosok itu. Tanpa sadar, Sofia dibawa berkeliling ke alam lain. Dimana disana Sofia merasa seperti sedang berada di kota Paris. Sofia merasa sedang berada di puncak menara Eiffel bersama sang kekasih. Tubuhnya memeluk erat Salman sedangkan sosok kekasihnya itu hanya berwajah datar. Satu hal yang ganjil yang Sofia sadari, wajah Salman pucat tetapi bibirnya merah seperti di lipstik.

“Mas, habis makan… Dik!”

Begitu jawaban Salman ketika ditanya kenapa.

“Pake sambal ya?” Tanya Sofia polos lagi.

“Kita pulang yuk…!” Ajak Salman tanpa menjawab pertanyaan kekasihnya. Sofia hanya mengangguk.

Seketika saja, tiba-tiba mereka sudah ada di pelataran pemakaman. Mereka berdiri tepat di dekat sebuah makam yang adalah makam almarhum Salman Harits.Betapa terkejutnya Sofia karena makam almarhum calon suaminya itu telah terbongkar. Ia melihat kedalam makamnya, yang ada hanya beberapa helai kain kafan yang robek-robrk tak beraturan. Lalu ia menatap kepada sosok yang dari tadi menemaninya jalan-jalan ke alam lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun