Feminists be like :
"Can a guy do what all girls can? NO"
"Can a girl do what all guys can? YES"
Ini merupakan salah satu komentar yang mendapatkan like lebih dari 500, saya melansir komentar ini dari salah satu video YouTube creator yang belakangan jadi sering saya tonton karena masih dalam upaya memperbanyak kegiatan setelah pembatasan sosial dilonggarkan, dan belum adanya pekerjaan.Â
Komentar dengan nuansa seperti ini tentu saja tidak hanya ada di satu-dua sosial media, paradigma ini sudah menyebar luas, bahkan lebih luas dibandingkan dengan semangat sesungguhnya yang hendak dibawa oleh feminis.
Tulisan ini penuh dengan pandangan subjektif, sudah melalui proses pembelajaran di kampus, diskusi non-formal, dan diolah dalam perspektif pribadi, bahkan nantinya bisa saja berubah karena informasi dan pengetahuan akan selalu datang dan dipersepsi berbeda tiap-tiap harinya.Â
Baca juga : FemiNazi: Habis Patriarki, Terbitlah Matriarki
Tulisan ini juga tidak berupaya menjelaskan sejarah feminis secara mendalam, bagaimana terciptanya Women's March atau arti dari Women's March itu sendiri. Tulisan ini hanya bentuk upaya kecil saya untuk menjelaskan sedikit, apa yang sebetulnya membedakan feminis dengan feminazi.
Komentar diawal merupakan pandangan kebanyakan orang tentang "feminis", namun sebetulnya apa yang disebut sebagai "feminis"? Apakah sebatas sebuah gerakan, ucapan, atau semacamnya yang menyatakan bahwa perempuan 'lebih tinggi' dibandingkan laki-laki?Â
Yang menyatakan kalau terdapat satu kaum (bisa gender) yang lebih rendah dibandingkan satu dengan yang lainnya? Bukan. Semangat Feminis tidak pernah terbatas hanya pada emansipasi satu sisi semata.
Mary Wollstonecraft, melalui bukunya 'A Vindication of the Rights of Men. A Vindication of the Rights of Woman', menyuguhkan kesadaran tentang gerakan feminis, gerakan perempuan. Karya yang ada di-volume ini merupakan semacam kompilasi kontroversi yang terjadi pada masa Revolusi Prancis.Â