Mohon tunggu...
NA KeishaA
NA KeishaA Mohon Tunggu... Musisi - Old soul

Pengagum

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

"Unboss" Pergantian Pola Pikir di Era Digital

14 Agustus 2019   16:45 Diperbarui: 14 Agustus 2019   17:01 620
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tidak ada yang namanya 'tetap sama, tidak akan pernah berubah', semuanya akan berubah. Satu-satunya yang sama adalah perubahan itu sendiri." Kata-kata tersebut melintas begitu membaca buku "Unboss" yang ditulis oleh Lars Kolind dan Jacob Btter. 

Kedua penulis kewarganegaraan Denmark ini membahas dengan rinci tentang perubahan di era digital, dimulai dengan konteks yang mengkaji problematika perusahaan secara khusus hingga ke gerakan sosial dan dunia secara menyeluruh.

Sebetulnya apa yang menyebabkan perusahaan begitu digdaya dapat runtuh lebih cepat daripada perjalanan menuju puncaknya?

"We didn't do anything wrong, but somehow we lost," kami tidak melakukan sesuatu yang salah, tetapi entah bagaimana kami kalah. Demikian kata-kata terakhir yang diucapkan oleh Jorma Ollila, CEO Nokia, pada tahun 2013 saat mengumumkan persetujuan akuisisi Microsoft terhadap Nokia.

Nokia, yang pernah menduduki peringkat pertama sebagai perusahaan ponsel tersebesar sedunia harus mengakui 'kekalahannya' ketika akhirnya ia tidak mampu bersaing dengan merk lain seperti Apple dan Samsung. Selama hampir sepuluh tahun terakhir sebelum keruntuhannya, Nokia masih terlalu bangga dengan feature phone atau ponsel fungsi dasar miliknya. Walau akhirnya ia masih me-rilis seri ponsel smartphone, keras kepala Nokia tetap memakai Windows Phone ketimbang Android harus dibayar dengan neraca perusahaan yang terus merugi.

Dilansir dari banyak sumber, dan semua pernyataan tersebut memiliki satu kesimpulan yang sama. Nokia menolak untuk berubah, mereka juga menolak menjemput kesempatan untuk membuat diri mereka dapat berkembang. Bukan hanya kehilangan penghasilan dan merugi dalam jumlah banyak, mereka juga kehilangan kesempatan untuk bertahan.

Tidak hanya Nokia, perusahaan kamera Kodak juga mengalami hal yang serupa. Dengan anggapan kuno kalau orang -- orang hanya suka foto mereka ketika liburan, mereka harus bangkrut dan melihat Instagram sudah bernilai jutaan dollar.

Lars Kolind dan Jacob Btter menggagas sebuah konsep bernama Unboss. Konsep ini mempertanyakan relevansi dari cara pikir, dan menghindari ketertinggalan zaman. Unboss menyerukan agar dilakukan perubahan-perubahan radikal dalam cara kita bekerja, mempertanyakan maksud-maksud hierarki, jabatan, deskripsi kerja, dan lain sebagainya.

Lars Kolind adalah seorang pensiunan dari Group Chairman di Grundfos, sebuah perusahaan dengan pendapatan 3 miliar Euro, dan pabrikan pompa air terbesar di dunia. Ia juga seorang mantan ketua World Scout Foundation dan anggota World Committee. 

Rekan penulisnya, Jacob Btter merupakan salah satu mitra pendiri Wemind A/S, sebuah think tank dan perusahaan konsultan Denmark. Dia termasuk blogger pertama di Denmark. Sebelum menginjak usia 18 tahun, dia sudah membangun sebuah studio desain maya, yang terdiri atas 250 desainter di 50 negara.

Kepemimpinan dalam perusahaan sudah tidak dapat dilakukan dengan cara kovensional. Relasi bos-karyawan sudah tidak dapat bersifat selayaknya budak dan majikan, tetapi setara, sebagai mitra. Dewasa ini, tata kelola perusahaan yang berdasarkan hierarki sudah tidak relevan, sistem tersebut membatasi ruang gerak, inovasi dan efektivitas dalam bekerja.

Unboss adalah jalan yang ditawarkan oleh penulis sebagai antitesis dari "Bos", yang makin lama terlihat tidak pas untuk generasi digital ataupun milenial. Memiliki tiga konsep, yakni Unboss merupakan konsep pelingkup untuk gerakan baru ini. 

Unboss merupakan kebalikan dari bos, ia bertindak sebagai pemimpin dengan cara yang mendasar dan berbeda dari manajer yang kita kenal sekarang. Kemudian ke konsep meng-Unboss, yakni proses mengubah suatu organisasi konvensional menjadi organisasi yang lebih selaras dengan visi organisasi, yang lebih berkelanjutan dan menarik untuk dimasuki.

Meskipun ada banyak perdebatan terhadap gagasan Unboss ini, seperti yang terjadi pada perusahaan Novartis. Ketika CEO Novartis yang baru diangkat di tahun 2018 silam, Vasant Narasimhan, melihat konsep kepemimpinan di era modern ini sangatlah menarik. Namun banyak karyawan Novartis yang juga mempertanyakannya. Vasant menganggap hal-hal baru yang segar dan ideal dapat tergagas memakai Unboss, dan tetap sesuai dengan visi perusahaan.

Buku yang diawali oleh dua orang penulis ini, pada akhirnya merupakan karya kolaboratif dari ratusan orang yang turut serta memberi umpan balik dan masukan sampai terciptanya buku Unboss. Dijelaskan pula Unboss saat ini hanya sebuah buku, tetapi dipercaya Unboss akan segera menjadi nama sebuah gerakan menuju manajemen yang lebih baik, organisasi yang lebih baik, dan akhirnya dunia yang lebih baik.

Berisi 22 bab yang menjelaskan secara runtut dan penuh motivasi, buku ini dimulai dengan latar belakang pencetusan konsep hingga bagaimana meng-Unboss semua aspek pada perusahaan. Diawali dengan mengubah mind-set untuk mempelajari hal baru di era yang baru dan bergerak begitu cepat sampai ke poin spesifik, seperti meng-Unboss CSR dan Perkumpulan Sukarela. Gagasan ini mengedepankan pada kolaborasi, semua sektor. Ia membuat framework dimana secara seluruhnya bekerja demi visi dan passion bersama.

DATA BUKU

Informasi Buku :

Judul Asli                   : Unboss by Lars Kolind and Jacob Btter, 2012

Pengarang                : Lars Kolind and Jacob Btter

Genre                          : Buku Motivasi, Pengetahuan Umum

Penerjemah              : Meda H. Satrio

Editor                          : Muhammad Nafi'

Halaman                    : 416 halaman

Ukuran                        : 15 x 23 cm

Cover                           : Soft-Cover

ISBN                            : 978-602-1201-37-4

Penerbit                     : Renebook

Cetakan                      : Kedua, November 2017

DAFTAR ISI

PETA BUKU -- VII

PRAKATA -- XI

BAB 1 WAKTUNYA TELAH TIBA
Visi Dahulu, Baru Laba -- 1

BAB 2 PERTAMA-TAMA ANDA HARUS MENINGGALKAN ILMU LAMA
Lebih banyak Bertanya, Lebih Sedikit Berbicara -- 19

BAB 3 POTRET SEORANG UNBOSS
Lebih Seperti Kawan Satu Tim Daripada Dirigen -- 37

BAB 4 UNBOSS ORGANISASI ANDA
Buka Pintu Anda dan Jadilah Nirbatas -- 61

BAB 5 UNBOSS VISI ORGANISASI
Ciptakan Perbedaan -- 89

BAB 6 UNBOSS STRUKTUR ORGANISASI ANDA
Runtuhkan Semua Penghalang dan Tumbuhkan Ide-Ide Bagus -- 103

BAB 7 UNBOSS PERUSAHAAN ANDA
Bergulung Laksana Gelombang -- 123

BAB 8 UNBOSS MANAJEMEN MADYA
Bantu Mereka Melepaskan Diri Dari Ruang Hampa -137

BAB 9 UNBOSS STAFF ANDA
Ubah Karyawan Menjadi Mitra -- 151

BAB 10 UNBOSS PEKERJAAN
Jadikan Uang Produk Sampingan -- 167

BAB 11 UNBOSS KANTOR
Dorong Kerja Tim dan Inovasi -- 191

BAB 12 UNBOSS KOMUNIKASI
Mudahkan Agar Semua Orang Terlibat dalam Dialog -- 205

BAB 13 UNBOSS PEMASARAN
Tambahkan Substansi -- 225

BAB 14 UNBOSS PENJUALAN
Dari Manipulasi Menjadi Kesetiaan Sejati -- 249

BAB 15 UNBOSS PEMBELIAN
Pemasok Juga Mitra -- 267

BAB 16 UNBOSS RISET DAN PENGEMBANGAN
Ungkap Rahasia Anda -- 277

BAB 17 UNBOSS PRODUKSI
Manfaatkan Segenap Potensi Karyawan -- 293

BAB 18 UNBOSS LAYANAN PELANGGAN
Perkuat Aset Terbesar Anda -- 305

BAB 19 UNBOSS SDM DAN DAFTAR GAJI
Hapus Semua Silo dan Garis Demarkasi -- 321

BAB 20 UNBOSS RISIKO
Undang Semua Orang untuk Membahas Persoalan -- 343

BAB 21 UNBOSS MANAJEMEN PENGETAHUAN
Menghubungkan Orang Dengan Orang -- 349

BAB 22 UNBOSS CSR
Lebih Dari Sekedar Derma -- 365

BAB 23 UNBOSS PERKUMPULAN-PERKUMPULAN SUKARELA
Pertama-Tama, Tanyakan "Mengapa?" -- 375

CATATAN TAMBAHAN -- 387

TENTANG PENULIS -- 392

KONTRIBUTOR -- 394

DAFTAR PUSTAKA -- 397

dokpri
dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun