Implementasi melalui Penyaluran Energi Mahasiswa melalui Pengetahuan
Namun, terlepas dari tren yang meresahkan ini, kaum muda juga telah menjadi kekuatan energik di garis depan dalam mengembangkan solusi kreatif untuk pemulihan pandemi yang inklusif dan berkelanjutan. Melihat upaya ini, WHO telah berupaya mengintegrasikan kaum muda ke dalam pekerjaan dan kebijakannya. Memimpin inisiatif ini adalah Diah Saminarsih, Penasihat Senior Direktur Jenderal untuk Gender dan Pemuda. Sejak 2018, ia bertanggung jawab untuk mengeksplorasi bagaimana WHO dapat melayani kaum muda dengan lebih baik, dan bagaimana mereka, pada gilirannya, dapat berkontribusi pada misi Organisasi (Fitzpatrick et al., 2020).
Saminarsih menunjukkan bahwa inisiatif pemuda sering kali berfokus pada definisi demografis yang homogen atau pada isu-isu tunggal seperti pengangguran. Ini menyatukan orang-orang muda dari latar belakang kesehatan dan non-kesehatan untuk memberikan bimbingan yang mempengaruhi dan penting bagi mereka. Teknologi telah menjadi enabler yang hebat bagi masyarakat selama pandemi.
Ini telah digunakan untuk mempertahankan sebagian besar jika tidak semua aspek kehidupan termasuk pendidikan, pekerjaan jarak jauh, dan bahkan pesta virtual untuk relaksasi. Era pasca-COVID-19 akan melihat peningkatan ketergantungan dan kesadaran akan pentingnya teknologi dalam kehidupan sehari-hari. Teknologi akan mengambil peran tinggi sebagai "enabler". Mahasiswa ingin menjangkau kelompok yang lebih rentan, seperti memanfaatkan drone untuk mengirimkan makanan dan produk perawatan kesehatan ke daerah-daerah terpencil.
KESIMPULAN
Untuk menghadapi Society 5.0, pemerintah dan mahasiswa Indonesia membutuhkan sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing, terutama dengan literasi dan keterampilan digital, dan tentunya dengan harapan mahasiswa akan melek ke arah digitalisasi.Â
Dalam banyak hal, Pemerintah telah menyiapkan sejumlah program untuk mendorong peningkatan literasi dan keterampilan digital, seperti Kartu Prakerja dan Program Literasi Digital Nasional dengan tema Indonesia Semakin Mampu Secara Digital. Selain meningkatkan literasi digital, Pemerintah juga terus mendorong mahasiswa untuk memiliki jiwa kewirausahaan sehingga dapat mendirikan start-up untuk menciptakan berbagai solusi dan inovasi digital bagi masyarakat.
Tapi, ini bukan hanya tentang keterampilan apa yang dibutuhkan kaum muda, tetapi bagaimana mereka mempelajarinya. Di mana pun mahasiswa tinggal, mahasiswa membutuhkan lingkungan yang aman dan mendukung yang memungkinkan mereka untuk belajar melalui pengalaman dan di mana mahasiswa dimungkinkan untuk terlibat dan menerapkan diri sendiri.Â
Selain itu, bagi mahasiswa yang tumbuh di kota-kota saat ini, mahasiswa membutuhkan keterampilan emosional dan interpersonal seperti halnya keterampilan teknis. Keterampilan seperti empati, ketahanan pribadi, kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif, kecerdasan budaya, dan pengambilan keputusan semuanya penting untuk berkembang di masa depan yang kompleks dan juga menciptakan komunitas perkotaan yang lebih adil dan makmur di mana setiap orang muda dapat mencapai potensi penuh mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Carmassi, C., Cerveri, G., Bui, E., Gesi, C., & Dell'Osso, L. (2021). Defining effective strategies to prevent post-traumatic stress in healthcare emergency workers facing the COVID-19 pandemic in Italy. CNS spectrums, 26(6), 553-554.