Apakah kalian sudah berkomunikasi dengan keluarga hari ini?
Komunikasi keluarga adalah komunikasi yang terjadi dalam sebuah keluarga, yaitu cara seorang anggota keluarga untuk berinteraksi dengananggota lainnya, sekaligus sebagai wadah dalam membentuk dan mengembangkan nilai-nilai yang dibutuhkan sebagai pegangan hidup.Pola komunikasi yang baik pasti akan menciptakan pola asuh yang baik, dan pengasuhan anak akan berhasil dengan baik jika pola komunikasi yang tercipta dilandasi dengan cinta dan kasih sayang dengan memposisikan anak sebagai subjek yang harus dibina, dibimbing, dan dididik dan bukan sebagai objek semata.
Komunikasi yang efektif dalam interaksi keluarga adalah kunci untuk mencapai tujuan bersama dan membangun hubungan yang harmonis antara orang tua dan anak. Tanpa komunikasi yang baik, kehidupan keluarga dapat terasa sepi dan hubungan antar anggota keluarga berisiko mengalami kerawanan. Oleh karena itu, penting untuk memprioritaskan komunikasi yang terencana dan terbuka, yang akan meningkatkan keakraban dan frekuensi pertemuan antara orang tua dan anak. Dengan demikian, komunikasi menjadi elemen esensial yang mendukung keutuhan dan keharmonisan dalam kehidupan keluarga.
Komunikasi di dalam sebuah keluarga adalah penyampaian pesan dari ayah, ibu, orang tua, anak, suami, isteri, mertua, kakek, nenek maupun sebaliknya sebagai penerima pesan. Pesan yang disampaikan dalam komunikasi tersebut dapat berupa informasi, nasehat, petunjuk,pengarahan, maupun meminta bantuan. Komunikasi yang terjadi dalam keluarga merupakan suatu komunikasi yang unik, dan komunikasi yang terjadi didalam keluarga tentu akan melibatkan paling sedikit dua orang yang mempunyai sifat, nilai-nilai, pendapat, sikap, pikiran dan perilaku yang khas dan berbeda-beda
Pada hakikatnya komunikasi dalam sebuah keluarga khususnya antara orang tua dengan anak memiliki kontribusi yang luar biasa bagi keduanya, karena dengan adanya komunikasi yang efektif dan efisien yang dilaksanakan secara terus menerus dapat menciptakan keakraban, keterbukaan, perhatian yang lebih antara keduanya serta orang tua pun lebih dapat mengetahui perkembangan pada anak baik fisik maupun psikisnya.
Komunikasi keluarga adalah komunikasi yang berlangsung dalam sebuah keluarga, yakni cara seorang anggota keluarga untuk dengan anggota keluarga lainnya, sebagai tempat untuk menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai yang diperlukan sebagai pegangan hidup. Keluarga merupakan tempat pertama komunikasi diajarkan, dan di dalam keluargalah kita pertama kali belajar bagaimana membentuk, membina, dan mengakhiri sebuah hubungan, berekspresi, berdebat, dan menunjukkan kasih sayang, disamping suasana kekeluargaan dan kelancaran berkomunikasi antara anggota keluarga dapat tercapai apabila setiap anggota keluarga menyadari dan menjalankan tugas dan kewajiban masing-masing sambil menikmati haknya sebagai anggota keluarga, karena apa yang terjadi jika sebuah pola komunikasi keluarga tidak terjadi secara harmonis tentu akan mempengaruhi perkembangan anak.
Komunikasi ini merupakan cara terbaik dalam mengenal pribadi seseorang termasuk dalam suatu keluarga. Tidak semua orang memiliki komunikasi yang baik bahkan didalam keluarganya sendiri, hal ini tidak terbentuk dalam satu hari melainkan dari kebiasaan yang dilakukan baik dari masih kecil hingga dewasa. Adapun beberapa cara untuk menumbuh kembangkan komunikasi dalam keluarga.
1. luangkan waktu untuk mendengarkan.
Karena mencoba untuk meningkatkan hubungan, mendengar jauh lebih penting daripada berbicara. Dan juga diperlukan adanya berpikir dua kali tentang apa yang disampaikan kepada anggota keluarga. Kadang kadang apabila anak ingin berkomunikasi dengan orang tua, reaksi pertama yang keluar dari orang tua adalah berteriak dan mengomel terutama untuk berita yang disampaikan oleh anaknya negative. Untuk menghindari hal ini apabila orang tua spontan meledak sebelum anak selesai mengungkapkan ceritanyanya, diharpkan orang tua tidak malu atau gengsi untuk mengucapkan minta maaf.
2. ciptakan kesempatan untuk saling berkomunikasi dengan satu sama lain.
Karena terkadang banyak orang tua yang sibuk dengan pekerjaannya sehingga mereka tidak terlalu banyak komunikasi dengan anak anaknya. Sedangkan disatu sisi lain anak anak mulai beranjak dewasa dan mulai disibukkan dengan sekolahnya. Seiring berjalannya waktu, akan disadari adanya krisis komunikasi diantara anggota keluarga. Disaat inilah kesempatan untuk mulai merubahnya, dengan mengurangi kegiatan dan meminta waktu luang agar keluarga dapat berkumpul dan menghabiskan satu hari Bersama dan menciptakan komunikasi yang baik.
3. Jadwalkan waktu Bersama untuk berkomunikasi.
Menciptakan sesuatu untuk dibicarakan, dengan mendorong satu sama lain untuk menceritakan pengalaman masing – masing, mengenai satu sama lain ataupun mengenai masa lalu dengan begitu dapat menghangatkan suasana hubungan keluarga
4. Mulai pertahankan waktu berkomunakasi setiap hari.
Pembicaraan mengenai kegiatan sehari hari dapat dimulai dari masalah anak anak, pekerjaan, sekolah, atau apa saja yang terjadi pada hari itu. Dari sini anak anak akan senang apabila ceritanya didengarkan dengan minat mendengar yang tinggi, sehingga membuat mereka merasa lebih nyaman untuk bercerita.
5. Memberikan kasih sayang dengan kata-kata.
Pernyataan kasih sayang dengan kata-kata sangat penting dalam keluarga untuk mengukuhkan perasaan diterima dan dihargai. Meskipun tindakan kasih sayang juga penting, ungkapan verbal membantu menjaga hubungan emosional dan mencegah perasaan kasih sayang yang tidak diungkapkan terlupakan. Dengan menyatakan kasih sayang setiap hari, anggota keluarga dapat lebih siap menghadapi tantangan di masa depan.
Dari kondisi komunikasi yang tidak harmonis itu mana mungkin dapat diciptakan keluarga yang sejahtera. Padahal untuk menciptakan keluarga sejahtera harus diawali dengan terbangunnya komunikasi yang harmonis diantara orang tua dan anak dalam keluarga.
Konflik bukanlah masalah yang berdiri sendiri, tetapi ada sejumlah faktor yang menyebabkannya. Misalnya karena salah pengertian atau salah paham karena kegagalan komunikasi, masalah pembagian wewenang dan tanggung jawab, penafsiran yang berbeda atas suatu hal, kurangnya kerja sama, dan sebagainya. Sedangkan kondisi yang mendukung terjadinya konflik juga bermacam-macam, Misalnya karena perbedaan pendapat yang sulit untuk dimusyawarahkan, karena salah bicara mengakibatkan cekcok, mau menang sendiri padahal pendapatnya salah, atau pun kondisi-kondisi yang diakibatkan dari gagalnya komunikasi.
Ada salah satu cara mengelola konflik dengan efektif yaitu dengan mengkomunikasikan kata “maaf”. Konsep maaf ini secara implisit dimaksudkan untuk menepis perasaan permusuhan, pertentangan batin, atau perkelahian, dan sebagainya, yang berpotensi mencerai-beraikan tali ukhuwah dan merenggangkan hubungan keluarga. Betapa indahya kata maaf. Mudah untuk diminta tapi sulit untuk memberikannya (diucapkan). Cukup banyak orang yang ingin meminta maaf atas kesalahannya dan sangat sedikit orang yang mau memberi maaf atas kesalahan orang lain. Hanya mungkin karena harga diri sangat sulit untuk memaafkan kesalahan orang lain. Padahal dalam perspektif psikologis memberi maaf itu menjadikan jiwa menjadi tenang. Jika dalam perspektif keimanan memberi maaf itu lebih dengan keada takwa. Maka dalam perspektif akhlak memberi maaf itu lebih mulia daripada yang meminta maaf.
Dalam kehidupan keluarga, kata maaf ini harus ditradisikan oleh semua anggota keluarga. Suami (Ayah) dan istri (Ibu) jangan pelit memaafkan. Orang tua tidaklah hina meminta maaf kepada anak atas kesalahan yang telah diperbuatnya (Sobandi, O., & Dewi, N. (2017).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H