Mohon tunggu...
NAJWA ZAHRA
NAJWA ZAHRA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Pendidikan Bimbingan dan Konseling

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Cara Komunikasi yang Baik Meningkatkan Hubungan Keluarga

2 Januari 2025   22:50 Diperbarui: 2 Januari 2025   22:47 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karena terkadang banyak orang tua yang sibuk dengan pekerjaannya sehingga mereka tidak terlalu banyak komunikasi dengan anak anaknya. Sedangkan disatu sisi lain anak anak mulai beranjak dewasa dan mulai disibukkan dengan sekolahnya. Seiring berjalannya waktu, akan disadari adanya krisis komunikasi diantara anggota keluarga. Disaat inilah kesempatan untuk mulai merubahnya, dengan mengurangi kegiatan dan meminta waktu luang agar keluarga dapat berkumpul dan menghabiskan satu  hari Bersama dan menciptakan komunikasi yang baik.

3.  Jadwalkan waktu Bersama untuk berkomunikasi. 

Menciptakan sesuatu untuk dibicarakan, dengan mendorong satu sama lain untuk menceritakan pengalaman masing – masing, mengenai satu sama lain ataupun mengenai masa lalu dengan begitu dapat menghangatkan suasana hubungan keluarga

4. Mulai pertahankan waktu berkomunakasi setiap hari. 

Pembicaraan mengenai kegiatan sehari hari dapat dimulai dari masalah anak anak, pekerjaan, sekolah, atau apa saja yang terjadi pada hari itu. Dari sini anak anak akan senang apabila ceritanya didengarkan dengan minat mendengar yang tinggi, sehingga membuat mereka merasa lebih nyaman untuk bercerita.

5. Memberikan kasih sayang dengan kata-kata. 

Pernyataan kasih sayang dengan kata-kata sangat penting dalam keluarga untuk mengukuhkan perasaan diterima dan dihargai. Meskipun tindakan kasih sayang juga penting, ungkapan verbal membantu menjaga hubungan emosional dan mencegah perasaan kasih sayang yang tidak diungkapkan terlupakan. Dengan menyatakan kasih sayang setiap hari, anggota keluarga dapat lebih siap menghadapi tantangan di masa depan.

Dari kondisi komunikasi yang tidak harmonis itu mana mungkin dapat diciptakan keluarga yang sejahtera. Padahal untuk menciptakan keluarga sejahtera harus diawali dengan terbangunnya komunikasi yang harmonis diantara orang tua dan anak dalam keluarga.

Konflik bukanlah masalah yang berdiri sendiri, tetapi ada sejumlah faktor yang menyebabkannya. Misalnya karena salah pengertian atau salah paham karena kegagalan komunikasi, masalah pembagian wewenang dan tanggung jawab, penafsiran yang berbeda atas suatu hal, kurangnya kerja sama, dan sebagainya. Sedangkan kondisi yang mendukung terjadinya konflik juga bermacam-macam, Misalnya karena perbedaan pendapat yang sulit untuk dimusyawarahkan, karena salah bicara mengakibatkan cekcok, mau menang sendiri padahal pendapatnya salah, atau pun kondisi-kondisi yang diakibatkan dari gagalnya komunikasi.

Ada salah satu cara mengelola konflik dengan efektif yaitu dengan mengkomunikasikan kata “maaf”. Konsep maaf ini secara implisit dimaksudkan untuk menepis perasaan permusuhan, pertentangan batin, atau perkelahian, dan sebagainya, yang berpotensi mencerai-beraikan tali ukhuwah dan merenggangkan hubungan keluarga. Betapa indahya kata maaf. Mudah untuk diminta tapi sulit untuk memberikannya (diucapkan). Cukup banyak orang yang ingin meminta maaf atas kesalahannya dan sangat sedikit orang yang mau memberi maaf atas kesalahan orang lain. Hanya mungkin karena harga diri sangat sulit untuk memaafkan kesalahan orang lain. Padahal dalam perspektif psikologis memberi maaf itu menjadikan jiwa menjadi tenang. Jika dalam perspektif keimanan memberi maaf itu lebih dengan keada takwa. Maka dalam perspektif akhlak memberi maaf itu lebih mulia daripada yang meminta maaf.

Dalam kehidupan keluarga, kata maaf ini harus ditradisikan oleh semua anggota keluarga. Suami (Ayah) dan istri (Ibu) jangan pelit memaafkan. Orang tua tidaklah hina meminta maaf kepada anak atas kesalahan yang telah diperbuatnya (Sobandi, O., & Dewi, N. (2017).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun