Ratna mengatakan bahwa masyarakat terutama pedagang Pasar Tanah Abang harus menyesuaikan diri dengan pola dagang yang baru. Tiktok Shop sebenarnya bisa menjadi salah satu kanal untuk mendorong produk UMKM Indonesia yang sukses.
Menurutnya bahwa dengan menggunakan platform online, para pedagang bisa menekan biaya modal khususnya untuk membuka toko.
"Melalui social commerce, UMKM dapat bekerja sama dengan kreator lokal untuk meningkatkan kunjungan ke toko online mereka," ujar Ratna.
"Memang harus menyesuaikan diri, begitu pindah berbelanja online," sambungnya.
Ratna menambahkan, konsumen Indonesia akan cepat beradaptasi dengan sistem transaksi yang tersedia. Saat social e-commerce dilarang, mereka kemungkinan akan kembali belanja secara daring melalui market place di e-commerce.
Menurutnya, dalam kondisi ideal, pemerintah seharusnya mendorong TikTok Shop untuk berbenah serta meluruskan sejumlah isu yang beredak terkait aplikasi tersebut.
Oleh karena itu, ia menegaskan perubahan ini tidak akan signifikan mengurangi minat belanja konsumen secara online.
Di sisi lain, Ratna mengungkapkan banyak konsumen yang lebih puas berbelanja daring. Hal ini karena penjualan online memberikan kemudahan, harganya terjangkau, dan pembeli tidak perlu datang ke tempat penjual.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H