Politisi sering kali bekerja dengan sumber daya yang terbatas. Mereka diwajibkan memprioritaskan waktu dan energi mereka untuk merespons isu-isu yang terkini menyebar dengan cepat namun dengan tetap menjaga konsistensi pesan mereka. Adanya keterbatasan ini mengakibatkan pengambilan keputusan yang terburu-buru, sehingga mengorbankan kebenaran yang sebenarnya.
- Perpecahan Opini PublikÂ
Sosial media telah memberikan ruang bagi perpecahan opini publik. Para pemgguna cenderung mengikuti akun atau grup yang searah dengan pandangan mereka sendiri, yang menciptakan macetnya informasi di mana mereka hanya terpapar pada satu sudut pandang tertentu. Hal ini yang membuat politisi akan sulit untuk menjangkau audiens secara lebih luas dengan pesan yang nyata.
- Manipulasi Algoritma
Platform sosial media umumnya menggunakan algoritma untuk menentukan konten apa yang akan ditampilkan kepada pengguna. Yang sering kali mengartikan bahwa konten yang paling sensasional atau kontroversial akan mendapatkan perhatian lebih besar daripada informasi faktual atau edukasi. Politisi memiliki kemungkinan yang besar akan merasa tertekan untuk menciptakan konten yang menarik perhatian yang dapat merusak kebenaran pesan mereka.
- Krisis KepercayaanÂ
Masyarakat yang saat ini tengah mengalami krisis kepercayaan kepada institusi politik dan media. Saat ini di mana berita palsu semakin merajalela, semakin banyak orang yang menjadi skeptis terhadap semua bentuk komunikasi politik. Hal ini yang membuat tantangan bagi para politisi untuk dapat menyampaikan pesan yang dapat dipercaya dikarenakan banyak orang akan meragukan niat baik mereka.
- Terbelahnya AudiensÂ
Dengan berbagai media komunikasi yang telah tersedia saat ini, audiens menjadi semakin terbelah ke berbagai kelompok/pihak, yang di mana berbagai kelompok masyarakat tersebut mengonsumsi informasi dari sumber berbeda dengan cara yang berbeda. Hal ini yang mempersulit politisi untuk dapat membuat pesan tunggal yang dapat diterima oleh semua kalangan.
- Pengaruh Eksternal (luar)
Selain tantangan secara internal dalam komunikasi politik, terdapat juga pengaruh eksternal dari beberapa faktor lain seperti kelompok kepentingan (interest groups), lobi politik, dan media massa yang memiliki rencana tertentu. Hal ini dapat mengakibatkan kurang jelasnya informasi asli dari politisi yang akan menciptakan kebingungan di kalangan audiens.
Strategi untuk Mempertahankan Keaslian
- Melakukan TransparansiÂ
Salah satu cara untuk menjaga keaslian informasi adalah dengan cara bersikap transparan mengenai proses pengambilan sumber informasi dan keputusan. Politisi diharuskan menjelaskan kepada publik bagaimana mereka mendapatkan informasi dan bagaimana mereka sampai pada pengambilan keputusan tertentu. Transparansi ini membantu menciptakan kepercayaan dan kredibilitas kepada publik.
- Mengedukasi Publik
Upaya meningkatkan literasi media di publik adalah langkah yang penting dalam meminimalisir penyebaran berita palsu (hoax). Politisi dapat membuat cara untuk mendidik audiens bagaimana cara mengetahui berita hoax dan memahami makna di balik informasi yang mereka  dapatkan. Dengan memberikan akses kepada publik untuk dapat mencoba berpikir kritis terhadap informasi, politisi akan dapat menciptakan lingkungan di mana kebenaran informasi lebih dihargai.
- Memanfaatkan Berbagai PlatformÂ
Untuk menjangkau pengguna secara luas, politisi perlu mencoba untuk menggunakan berbagai platform komunikasi digital yang lebih efektif. Tidak hanya sosial media tetapi juga blog, podcast, video streaming, serta aplikasi pesan seperti WhatsApp dan Telegram. Dengan menggunakan berbagai platform ini, politisi dapat menyampaikan pesan mereka secara mudah dipahami dan menarik.
- Konsistensi PesanÂ