Mohon tunggu...
Najwa Shahab
Najwa Shahab Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Prodi Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Strategi Pendekatan Pemasaran Melalui Analisis ATL, BTL, dan TTL

8 Juli 2024   22:53 Diperbarui: 8 Juli 2024   23:40 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. Target audiens terbatas/jangkauan terfokus.

2. Memberikan kesempatan bagi audiens untuk berinteraksi dan merasakan produk dengan menyentuh nya.

3. Memberikan audiens kesempatan untuk lebih mengenal dan berinteraksi dengan produk.

4. Biaya terjangkau.

TTL (Through The Line)

1. Perpaduan antara ATL dan BTL.

2. Menjangkau audiens lebih luas.

3. Sinergi komunikasi.

Mempertanyakan terkait masih berpengaruh kah ATL dan BTL, tentu masih sangat berpengaruh. Dapat banyak kita lihat pada generasi Z yang mayoritas menggunakan media sosial, tetapi bagaimana dengan para orang tua? Para lansia? Saya ambil contoh di sekitar Saya, yaitu nenek Saya yang menghabiskan masa berumur nya dengan menonton televisi karena dianggap menghibur dan menemani waktu luang nya. Kasus yang sama dengan BTL, ketika kita menyukai suatu produk, pasti kita dengan senang hati "berinteraksi" dengan produk tersebut, misal melalui event yang dilaksanakan. Bahkan, pengumuman adanya event tersebut beberapa masih melalui email. 

Adanya strategi ATL melalui media, seperti televisi dan radio dengan tujuan meningkatkan brand awareness kepada khalayak. Untuk kelebihannya, sebenarnya ATL tidak jauh berbeda dengan TTL karena menjangkau audiens lebih luas. Contohnya, iklan Le Minerale yang bertujuan meningkatkan brand awareness. Oleh karenanya, Le Minerale berhasil dalam membangun TOP (Top of Mind) dalam pikiran masyarakat bahwa Le Minerale "Ada manis-manisnya" sesuai dengan tagline nya. Dengan produk yang sama, yaitu Le Minerale.  Le Minerale mengadakan kegiatan Le Minerale Water Run 2019 bersama PDUI (Perhimpunan Dokter Umum Indonesia). Kegiatan tersebut merupakan contoh dari BTL (Below The Line) melalui Kampanye Ayo Minum Untuk Sehat yang dilakukan dengan tujuan mengajak masyarakat mengonsumsi Le Minerale karena Le Minerale adalah air yang berkualitas.

Lalu, dengan TTL (Through The Line) yang menjadi penengah antara ATL dan BTL, menjadikan dua strategi ini menjadi satu dan dapat beriringan dengan teknik dan pendekatan pesan yang sesuai. Contohnya, selain menonton tayangan di televisi, kita juga bisa menonton lewat handphone dan dapat di tonton ulang. Hal itu menunjukkan bahwa media dapat menyesuaikan perkembangan zaman. Kita tidak perlu lagi kelimpungan bagaimana cara menonton sepak bola saat sedang di kereta karena dapat ditonton lewat handphone. Atau kita terus menerus membeli produk mie yang sama, yaitu Indomie karena terpersuasi dengan brand image nya yang bagus di televisi dan tagline "Indomie, seleraku" yang hinggap di benak konsumen hingga saat ini. Contoh lainnya, stategi BTL (Below The Line), yaitu produk make up Sociolla yang memberikan kesempatan kepada konsumen pada tanggal 27 Februari 2024 untuk hadir dalam event mereka dengan berbagai aktivitas yang ditawarkan, seperti beauty tester dan skin check dalam rangka peringatan 9 tahunan Sociolla. 

Pengintegrasian Strategi ATL, BTL, dan TTL

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun