1. Pendidikan Agresi
Undang -- undang pendidikan nomor 12 tahun 1954 berbunyi pendidikan bagi anak -- anak yang memiliki kelainan fisik dan mental sudah terjamin secara hukum. Jaminan ini diberikan dalam bentuk sekolah  khusus yaitu sekolah luar biasa. Tunarungu berada pada Sekolah Luar Biasa tipe B pembelajaran mengacu pada perubahan tingkah laku melalui kemampuan berbahasa.
2. Pendidikan InklusifÂ
Permendiknas Nomor 70 Â Tahun 2009 mewajibkan agar pemerintah kabupaten / kota menunjuk paling sedikit satu sekolah dasar untuk sekolah inklusi. Sekolah inklussi adalah penyelenggaran pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang berkebutuhan khusus bersama dengan anak pada umumnya dalam satu lingkungan pendidikan. Pendidikan inklusi memiliki beberapa manfaat untuk tunarungu yaitu menumbuhkan sikap percaya diri di sosial, berkurangnya diskriminasi, menumbuhkan sikap saling menghargai dan mengetahui permasalahan sosial. Disekolah inklusi, anak mendapatkan guru pendamping ( shadow teacher ) selama kegiatan belajar.
3. Â Pendidikan MainstreamingÂ
Pendidikan mainstreaming mampir sama seperti Inklusi, memberikan kesempatan kepada anak berkebutuhan khusus untuk ditempatkan secara bersama kedalam kelas regular  ( umum ). Pada pendidikan ini banyak melibatkan berbagai profesi seperti psikolog, tenaga medis, guru khusus, psikiater dan fisioterapi ( tidak semua sekolah inklusi menerapkan ini ).
4. Metode PembelajaranÂ
- Metode Oral : Melatih anak tunarungu berkomunikasi secara lisan ( verbal ) didalam lingkungan orang dengar.
- Membaca Ujaran : Membaca ferakan bibir ( lip reading ) kegiatan mengamati dan memahami gerak bibir lawan bicara pada saat berbicara ( pengetahuan, Bahasa dan ekspresi turut berperan )
- Metode Manual : Menggunakan Bahasa isyarat atau ejaan jari, Bahasa manual mempunyai unsur gerakan badan terutama tangan dan pengelihatan.
CARA BERKOMUNIKASI DENGAN TUNARUNGU
 Berkomunikasi Dengan Bahasa Isyarat
- Anak tunarungu lebih banyak berkomunikasi dengan Bahasa isyarat, karena hal tersebut lebih mudah untuk mereka. Salah satu metode Bahasa isyarat di Indonesia adalah SIBI dan BISINDO. SIBI adalah Sistem Isyarat Bahasa Indonesia yang sering dipakai oleh SLB memiliki struktur yang sama dengan tata Bahasa lisan Indonesia SIBI dianggap lebih sulit karena mengandung kosakata yang baku dan rumit, seperti adanya awalan dan akhiran. BISINDO adalah  Bahasa isyarat dibentuk oleh kelompok Tuli dan  muncul secara alami dalam budaya Indonesia digunakan dalam kehidupan sehari -- sehari dengan mempergunakan kedua tangan. BISINDO memudahkan untuk kita kaum awam memahami dasar Bahasa Abjad untuk berkomunikasi dengan Tunarungu. Belajar BISINDO secara perlahan sama saja kita mendukung Tunarungu untuk lebih bersemangat dalam kehidupan sehari -- hari
Berkomunikasi dengan TulisanÂ
- Berkomunikasi dengan Tunarungu menggunakan  tulisan memang mudah untuk kita, namun tidak selamanya anak tunarungu pernah belajar disekolah, sehingga dirinya tidak bisa menuliskan apa yang akan dikatakan.
Yuk sebagai generasi maju, kita sebagai manusia normal membantu majunya Tunarungu untuk selalu berdampingan dengan kita. Belajar BISINDO bukan hal yang merugikan akan tetapi membantu kita memahami apa yang dibutuhkan oleh Tunarungu dan menumbuhkan rasa percaya diri mereka karena merasa dihargai dan mengerti apa yang mereka ingin ungkapkan