PENYEBAB TUNARUNGUÂ
 Secara umum tunarungu disebabkan oleh mutasi genetik seperti keturunan dari orang tua atau terpapar penyakit ketika di kandungan dan terjadi setelah lahir biasanya disebabkan oleh paparan suara keras jangka panjang, penyakit tertentu, serta cedera
Menurut Sardjono ( 1997 : 10 0 20 ) mengemukakan bahwa faktor penyebab ketunarunguan dapat dibagi dalam:
1. Â Faktor - faktor sebelum anak dilahirkan ( prenatal )
- Faktor keturunan Cacar air,
- Campak (Rubella, Gueman measles)
- Terjadi toxaemia (keracunan darah)
- Penggunaan pilkina atau obat-obatan dalam jumlah besar
- Kekurangan oksigen (anoxia)
- Kelainan organ pendengaran sejak lahir
2. Fakor - fakot saat anak dilahirkan ( natal )Â
3. Fakor Rehsus ( Rh ) ibu dan anak yang sejenisÂ
- Anak lahir pre mature
- Anak lahir menggunakan forcep (alat bantu tang)
- Proses kelahiran yang terlalu lama
4. Faktor - faktor sesudah anak dilahirkan ( post natal )Â
- Infeksi
- Meningitis (peradangan selaput otak)
- Tunarungu perseptif yang bersifat keturunan
- Otitismedia yang kronis
- Terjadi infeksi pada alat-alat pernafasan
KLASIFIKASI TUNARUNGU
 Seperti yang kita ingin bahas, bahwasannya anak tunarungu tidak selalu mengalami kerusakan secara permanen. Klasifikasi tunarungu mengukur batasan kehilangan pendengar untuk  menentukan pemilihan alat bantu dan layanan pendidikan khusus menunjng lajunya pembelajaran yang efektif.
Menurut Boothroyd (dalam Murni Winarsih, 2007:23) klasifikasi dan ciri -- ciri  tunarungu adalah sebagai berikut :
- Kelompok I : Tunarungu Ringan ( mild hearing loss ) kehilangan pendengaran antara 15 -- 30 dB. Tanpa amplifikasi daya tangkap suara percakapan normal, daya diskiminasi suara normal, media belajar menggunakan pendengaran
- Kelompok II Â : Tunarungu Sedang ( moderate hearing loss ) kehilangan pendengaran antara 31 -- 60 dB. Â Tanpa amplifikasi daya tangkap suara percakapan sebagian, diskriminasi suara hampir normal, media belajar menggunakan pendengaran,
- Kelompok III : Tunarungu Berat ( severe hearing loss )  kehilangan pendengaran  antara 61 -- 90 dB. Tanpa amplifikasi daya tangkap suara percakapan tidak ada, daya diskiriminasi suara tidak berarti, media belajar menggunakan pendengaran bantuan penglihatan.
- Kelompok IV : Tunarungu Sangat Berat ( pround hearing loss ) kehilangan pendengaran  lebih dari 91 -- 120 dB.  Tanpa amplifikasi daya tangkat suara percakapan tidak ada, daya diskirminasi surata tidak ada, media belajar menggunakan pendengaran. bantuan penglihatan.
- Kelompok V: Tunarungu Total ( total hearing loss ) kehilangan pendengaran lebih dari 121 dB. Tanpa amplifikasi daya tangkap suara percakapan tidak ada, daua diskiriminasi suara tidak berarti, media belajar menggunakan penglihatan.
JENIS PENDIDIKANÂ