Mohon tunggu...
najwa olivia
najwa olivia Mohon Tunggu... Lainnya - pelajar MTs

hobi saya memasak

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Menikmati Liburan dengan Slow Living di Alahan Panjang

24 Januari 2025   06:14 Diperbarui: 24 Januari 2025   06:14 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Keesokan harinya, kami memutuskan untuk mengeksplorasi hutan kecil di belakang rumah kayu. Jalannya sempit, tapi udara segar dan suara alam membuat perjalanan terasa menyenangkan. Kami menemukan bunga-bunga liar yang indah dan serangga kecil yang unik. Adik bahkan menemukan sarang burung di atas pohon. "Burungnya cantik sekali!" katanya dengan mata berbinar.

 Setelah kembali dari hutan, kami memasak makan siang bersama di dapur rumah kayu. Ibu mengajari kami membuat masakan sederhana dengan bahan lokal yang dibeli dari warga sekitar. Aroma masakan memenuhi seluruh ruangan, membuat perut kami keroncongan. "Masakan rumahan memang yang terbaik," kata Kakak sambil mencicipi masakan Ibu. Kami semua setuju dengannya.

Sore itu, kami bermain layang-layang di sebuah lapangan kecil di dekat kebun teh. Angin sepoi-sepoi membuat layang-layang kami melayang tinggi di udara. "Lihat, aku berhasil!" seru Adik sambil berlari-lari kegirangan. Kami semua tertawa melihat antusiasmenya. Rasanya seperti kembali ke masa kecil.

Malam terakhir di Alahan Panjang dihabiskan dengan momen kebersamaan di depan api unggun. Kami bercerita tentang pengalaman yang paling berkesan selama liburan ini. "Aku suka saat kita bermain bola di pagi hari," kata Adik. "Aku paling suka danau kecil tadi," tambah Kakak. Semua sepakat bahwa liburan ini adalah yang terbaik.

Sebelum tidur, saya duduk di teras rumah kayu dan menulis catatan harian. Saya ingin mengabadikan setiap detail pengalaman di Alahan Panjang. Angin malam yang sejuk dan suara jangkrik membuat suasana semakin tenang. "Terima kasih, Alahan Panjang, untuk semua keindahan ini," tulis saya di akhir catatan. Dengan hati yang tenang, saya masuk ke kamar dan tidur nyenyak.

Esok paginya, kami bersiap-siap untuk kembali ke rumah. Rasa enggan meninggalkan tempat ini terasa begitu kuat. Ibu memastikan semua barang sudah dikemas rapi. Sebelum pergi, kami mengucapkan terima kasih kepada pemilik rumah kayu yang sudah menyambut kami dengan hangat. "Semoga kita bisa kembali lagi suatu hari nanti," kata Ayah sambil tersenyum.

Perjalanan pulang terasa lebih sunyi, tapi penuh dengan kenangan indah. Kami melihat kembali foto-foto yang kami ambil selama liburan. "Ini pasti akan jadi cerita yang seru untuk diceritakan ke teman-teman," ujar Kakak. Saya pun merasa tidak sabar untuk berbagi pengalaman ini. Alahan Panjang telah meninggalkan kesan mendalam di hati kami.

Setiba di rumah, suasana kota terasa jauh berbeda. Keramaian dan kebisingan kembali menyapa kami. Namun, kenangan tentang ketenangan Alahan Panjang tetap terpatri di ingatan. Saya membuka catatan harian dan membaca ulang tulisan saya. Ternyata, perjalanan ini telah memberikan pelajaran hidup yang berharga.

Kami menyadari bahwa liburan bukan hanya soal tempat, tapi juga tentang kebersamaan. Alahan Panjang mengajarkan kami untuk menghargai hal-hal kecil yang sering terlupakan. "Kapan-kapan, kita harus liburan lagi ke tempat seperti itu," kata Ibu. Kami semua setuju sambil tersenyum. Kehangatan keluarga terasa semakin erat.

Liburan ini juga mengajarkan saya tentang pentingnya bersyukur. Alam yang indah dan kehidupan yang sederhana memberikan rasa damai yang sulit ditemukan di kota. Saya belajar bahwa kebahagiaan tidak selalu berasal dari hal-hal besar. Bahkan momen sederhana seperti bermain bola atau menikmati teh bersama bisa menjadi sangat bermakna.

Alahan Panjang akan selalu menjadi tempat yang istimewa bagi kami. Kenangan tentang kebun teh, danau kecil, dan langit berbintang tetap melekat di hati. Saat menatap kalender, saya tersenyum sambil berharap ada kesempatan untuk kembali. Hingga saat itu tiba, saya akan terus mengenang setiap momen berharga yang pernah kami alami di sana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun