Contoh: gagasan tentang banyak alam semesta (multiverse) atau pertanyaan apakah waktu itu linier atau siklis.
5. Berperan sebagai Dasar Bagi Cabang-Cabang Filsafat Lain: metafisika mendasari disiplin ilmu lain seperti epistemologi, etika, dan filsafat ilmu dengan mempersoalkan hakikat realitas dan hubungan antara pikiran dan dunia.
Contoh: Apakah kebenaran dalam epistemologi berakar pada pertanyaan metafisika tentang keberadaan dan fakta?
6. Berhubungan dengan Masalah-Masalah yang Tak Terjawab Secara Final: hingga saat ini, banyak pertanyaan metafisika tetap terbuka tanpa memiliki jawaban pasti. Hal ini disebabkan oleh pertanyaan-pertanyaan tersebut sangat mendalam dan mungkin melampaui kemampuan manusia untuk memahami sepenuhnya.
Contoh: Apakah dunia memiliki tujuan atau tidak? Apa hubungan antara pikiran dan materi?
Karena alasan-alasan di atas, metafisika sering kali dianggap sebagai cabang filsafat yang paling abstrak dan sulit, namun tetap relevan karena metafisika berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan paling mendasar tentang keberadaan dan realitas yang mempengaruhi semua aspek pemikiran manusia.
Metafisika berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar mengenai realitas eksistensi dan sifat dasar dunia. Berikut ini adalah 5 (lima) pertanyaan utama metafisika:
1. Ontologi (pertanyaan tentang keberadaan)
- Apa yang ada?
- Apa yang menjadi dasar keberadaan sesuatu?
2. Kosmologi Metafisik