Mohon tunggu...
Najwa MaulitaHaq
Najwa MaulitaHaq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Communication Digital & Media Student at IPB University

Enthusiastic and dedicated students with skills to communicate ideas effectively (oral, written, graphic) as evidenced by publishing journalistic & public relations products and services. Professional team player to apply digital-based communication and information technology in carrying out the role as a communication actor.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Ketahuilah Perbedaan antara Vaksin Astra Zeneca dan Sinovac yang Telah Beredar di Indonesia

12 Juli 2021   16:30 Diperbarui: 12 Juli 2021   16:34 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada beragam vaksin untuk mencegah penyakit COVID-19 diantaranya,  Vaksin AstraZeneca / AZD1222  atau yang sering disebut AZ merupakan hasil kerja sama Universitas Oxford dan AstraZeneca yang telah dikembangkan  Februari 2020. Sedangkan penemu sinovac adalah Mr. Zhao Zhendong,yaitu ilmuwan hebat di Tiongkok.

Tingkat keampuhan vaksin Astra Zeneca 80-90%  &  Sinovac 50-60%. Efek samping setelah penyuntikan vaksin lebih ringan Sinovac dibandingkan Astra Zeneca.  Mengapa? Karena, Sinovac berasal dari virus yang dimatikan sedangkan Astra Zeneca dari virus yang dilemahkan. Perbedaan pada kandungannya antara vaksin AstraZeneca dan Sinovac terdapat pada , Vaksin Sinovac sendiri menggunakan virusc yang sudah tidak aktif atau inactivated virus, sedangkan vaksin AZ menggunakan vektor adenovirus simpanse.

Efek Samping

Sinovac membuat penerimanya menjadi mengantuk, lapar, pusing, pegal atau demam ringan dan Astra Zeneca  memiliki efek samping yang hampir serupa sepert  demam, pegal-pegal lebih lama, muntah-muntah & pusing. Ketika tubuh divaksin maka akan terdeteksi adanya benda asing yang tidak diketahui masuk tubuh. Lalu sistem imun tubuh berperang  melawannya & menimbulkan gejala yang beragam. Kemudian tubuh membentuk antibodi ssi karakter virus yang masuk.

Jeda Waktu Vaksin 

Proses pembentukan antibodi penerima vaksin Sinovac lebih lama dari Astra Zeneca karena berasal dari virus yang dimatikan. Waktu yang dibutuhkan untuk pembentukan antibodiadalah  setengah dari waktu jeda, Sinovac butuh waktu 1,5 minggu & Astra Zeneca butuh waktu 1,5 bulan. Waktu setengahnya adalah  waktu bagi tubuh melakukan pemulihan kembali seperti  semula Ketika tubuh sudah pulih kembali, maka disuntik kembali dengan vaksin ke 2 yang dosisnya lebih tinggi. Jeda antara vaksin 1 & 2. Sinovac hanya 3 minggu sedangkan, Astra Zeneca 3 bulan.

Harga vaksin AstraZeneca lebih murah

Mengenai harga vaksin, menurut juru Bicara Vaksinasi COVID-19 yaitu Bambang Heriyantodari dari Bio Farma mengatakan bahwa harga vaksin Sinovac diperkirakan sekitar Rp 200.000 per dosis. Harga vaksin buatan AstraZeneca lebih murah yaitu berkisar antara 3-4 dollar AS. Ketika dirupiahkan dengan kurs saat ini 1 Dollar AS sama dengan Rp.14.459,55 maka harga satu dosis vaksin AstraZeneca berkisar antara Rp 43.378,65 hingga RP 57.838,20

Mengapa Ketika Orang Yang Sudah Mendapat Vaksin Astra Zeneca Tahap 1 Lebih Gampang Sakit Dibandingkan Sinovac Tahap 1 ?   

Karena daya tahan tubuh penerima Astra Zeneca difokuskan melawan virus yg dilemahkan , Jika dalam jeda 1,5 bulan tidak menjaga protokol kesehatan, maka akan terkena aneka penyakit atau bahkan terkena COVID-19 itu sendiri. Harusnya dalam waktu 1,5 bulan harus mengurangi bertemu atau  kontak  dengan siapapun, sebisa mungkin hanya di rumah atau kantor saja. Perbanyak  istirahat, minum vitamin, makan makanan sehat & berolahaga. 

Agar tubuh mempunyai waktu untuk pulih kembali & membentuk antibodi . Saat sudah selesai vaksin ke 2,  penerima vaksin Astra Zeneca akan lebih kebal dibanding penerima  Sinovac  Mengapa? Antibodi penerima vaksin Astra Zeneca lebih kuat karena materi genetik dari virus yang dilemahkan lebih banyak yang dapat dikenali dibandingkan  materi genetik dari virus yang dimatikan.

Kesalahan yang Seringkali Terjadi

 Ada banyak kesalahan yang seringkali terjadi seperti ketika sudah divaksin merasa jumawa atau sombong, merasa dirinya sudah kebal, pergi bertemu orang banyak, mulai lengah menggunakan  masker & protokol kesehatan lainnya. Padahal daya tahan tubuh sedang lemah dikarenakan sedang proses membentuk antibodi . Di sisi lain, ketika sakit ia mencari kesalahan dari efek samping vaksin. Dan ada juga yang sampai terkena COVID-19  justru mempertanyakan apa fungsi vaksin.

Upaya  Mengurangi Efek  Samping Vaksin

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), berikut cara-caranya:

  1. Kompres area bekas penyuntikan menggunakan air dingin dan kain bersih untuk mengurangi peradangan dan rasa sakit.
  2. Lakukanlah olahraga ringan. Aktivitas fisik ini dapat  memperlancar aliran darah dan mengurangi peradangan pada area penyuntikan vaksin.
  3. Perbanyak minum air putih. Karena, demam dapat membuat tubuh lebih mudah berkeringat atau mengeluarkan banyak cairan,  sehingga berisiko terkena dehidrasi.
  4. Jika diperlukan, minumlah obat pereda nyeri dalam pengawasan dokter seperti aspirin, ibuprofen, atau antihistamin untuk mengatasi efek samping vaksin.

Selama masyarakat indonesia masih mempunyai tingkat vaksinasi yang rendah, maka akan sangat sulit keluar dari pandemi. Banyak sekali hoax-hoax yang beredar tentang vaksin yang membuat masyarakat enggan untuk melakukan vaksin tersebut , dan seringkali membanding-bandingkan vaksin nyatanya vaksin sudah jelas sama-sama bagus dan sudah teruji, tergantung dengan kebutuhan kita masing-masing semuanya memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Saya selaku penulis berharap agar artikel ini dapat bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun