Jika hal ini tetap dibiarkan, maka penyebaran Covid-19 akan terus berjalan. Stigma ini menyebabkan masyarakat melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan etika dan moral. Rasa kemanusiaan pun luntur karena lebih memikirkan ego yang justru dapat membahayakan dirinya sendiri dan orang orang di sekitarnya.
Edukasi adalah salah satu cara ampuh untuk menghentikan stigma corona. Edukasi sangat diperlukan untuk membuka jalan pikiran masyarakat. Salah satunya adalah mengedukasi tantang etika dan moral yang seharusnya diterapkan dalam menghadapi masalah yang krusial ini. Edukasi juga dapat dilakukan melalui media sosial yang meceritakan pengalaman dari pasien positif Covid-19 yang berhasil sembuh.Â
Serta berita-berita positif juga harus diberikan kepada masyarakat, sehingga membuktikan bahwa wabah penyakit Covid-19 juga dapat membawa hal yang positif. Edukasi dilakukan untuk mengajak masyarakat turut andil mendukung upaya pemerintah dan meringankan kerja tenaga kesehatan dengan cara jaga jarak dan saling peduli sesama.
Menurut SMA Don Bosco (1971), etika adalah norma-norma yang menentukan baik buruknya tingkah laku manusia  baik sendirian maupun bersama-sama dan mengatur hidup kita kearah tujuannya. Seperti yang dikatakan oleh Ibu Krisna Yetti, S.Kp., M.App.Sc pada kuliah umum mata kuliah profesionalisme dalam keperawatan, beliau mengatakan bahwa yang menentukan baik buruknya suatu tindakan adalah hati nurani.Â
Apakah kalian tidak menyadari bahwa menolak bahkan mengusir mereka yang menjadi korban Covid-19 serta para pejuang di garda terdepan sangatlah tidak sesuai dengan hati nurani manusia. Kita seharusnya memanusiakan mereka dengan cara mendukung bukannya mengucilkan.
Wabah corona memang meresahkan dan menjadi ketakutan kita semua. Namun, jangan sampai virus ini merenggut cara kita untuk memanusiakan sesama.Â
Selain mengedepankan upaya jaga jarak dan menjaga perilaku hidup sehat, namun aspek etika sosial juga perlu dipelihara terhadap sesama dengan cara rasa saling peduli, saling mendukung, saling memberikan semangat dan saling pengertian satu sama lain terhadap lingkungan sosial kita.Â
Menjaga jarak bukan berarti memutuskan kontak dengan orang lain secara sosial, melaikan jaga jarak yang kita butuhkan sekarang adalah menjaga jarak secara fisik.Â
Komunikasi dan kegiatan tetap dapat dilakukan, namun tidak secara fisik melainkan memanfaatkan media elektronik. Jarak fisik memang harus direnggangkan tetapi ikatan sosial harus diperkuat. Kita tidak dapat melawan virus ini sendirian, justru kita harus bersama-sama melawan Covid-19 dengan memperkuat rasa solidaritas.
Hal yang dapat saya simpulkan adalah pandemi virus corona yang tak kunjung usai menimbulkan kekhawatiran dan ketakutan masyarakat. Kekhawatiran yang berlebihan ini justru melahirkan stigma sosial yang jauh lebih mengerikan dari virus itu sendiri. Stigma sosial ini dapat mengakibatkan luka batin yang dirasakan oleh tenaga kesehatan, korban, jenazah corona, hingga keluarga koban yang dibanjiri oleh stigma sosial. Bahkan stigma sosial ini jika dibiarkan dapat mempurburuk penyebaran Covid-19.Â
Edukasi adalah salah satu cara ampuh untuk melawan stigma corona. Salah satunya adalah mengedukasi tentang etika dan moral yang seharusnya diterapkan dalam menghadapi masalah yang krusial ini. Kita harus saling mendukung satu sama lain dan menjadi solid untuk bersama-sama melawan virus corona. Kita harus ingat bahwa yang menjadi musuh kita adalah Covid-19, bukan penderitanya. Seperti slogan yang sempat beredar di masyarakat "Jauhi penyakitnya, bukan orangnya" demikian pula yang dapat kita lakukan di masa pandemi ini, yaitu dengan mencegah dan melawan Covid-19 bukan semata-mata mengusir dan mengucilkan orangnya.