3. Cara anak-anak itu menghina sahabatnya, seolah mereka adalah barisan para anak sultan yang bebas menindas dan membela orang yang salah.Â
4. Orang dewasa.
   Kalau kalian menyalahkan seorang penjahat cilik karena sikapnya yang sangat kriminal. Para orang dewasa, kumohon bercerminlah. Tak ada bayangan yang akan muncul tanpa benda nyata. Tak ada. Begitupun mereka, mereka itu bagaikan bayanganmu. Tak akan mengikuti gerakmu kecuali kau memang bergerak.Â
   Nah, itulah caraku mengungkapkan awal kriminalitas ini muncul. Dunia dan perspektif lembek terhadap bocah-bocah setan macam mereka itu.Â
***
   Gunting tajam dengan ukuran sedang di tangan kanan gadis itu nampak kaku di tengah jalan. Si empu berhenti, takutnya muncul mendadak. Oh tuhan, mengapa sulit sekali untuk mati saja?
   "Jahat, jahat, jahat!"
   "Kalau aku mati nanti, kutunggu kamu didepan gerbang nereka!"
   "Kubunuh kamu! Kubunuh kamu ...."
   Seruan-seruan tertahan itu membuat dada si gadis naik turun tak karuan. Setelah melempar guntingnya tadi, si gadis itu menangis kencang. Bahkan, disaat terpuruk seperti ini pun, tak ada yang peduli. Tak ada, hanya dia yang menanggung semuanya sendiri.Â
   Apa kalian tahu betapa menderitanya seseorang yang depresi sampai-sampai menulis komentar "tak seharusnya kamu membalas sekeji itu" atau "lebay banget, cuman gitu doang" ?