Kini tubuhku membara diatas api
Memakan segenap seruan kelabu
Terkesiap menatap jemari penuh debu
Disini, rumah ini yang tlah hangus
hanya dua tiga kulihat awan menderu
berseru tertahan menatapnya
kutatap dengan lekat
kau takkan tahu betapa sakitnya itu
rumahku hancur, naunganku pergi
di dalam kesunyian dalam sepiÂ
hanya ada aku sendiri
ditemani oleh si pengagum seni
sudah kulewati empat lima pulau
kuarungi cinta di penghujung hari
tetapi lantas hanya rindu kudapat
dimanakah sorak sorai ini?
rumahku tlah padam, arusnya terlewat tenang
tak ada lagi senda gurau, hanya sorot mata dingin
kutatap langit pagi, cerah sekali
baiklah, ia bilang bahwa kuharus pergi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H