Oleh:
Najwa Habibah Barus
(11230541000054)
Dosen Pengampu : Bapak Muhammad Firdaus Lc., MA., Ph. D
Kesejahteraan Sosial
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayahtullah Jakarta
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
اَلْحَمْدُ للّٰهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلَامُ عَلىَ اَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ سَيِّدِناَ وَمَوْلٰنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ، اَمَّا بَعْدُ
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kita. Berkat ridho-Nya kita dapat berkumpul pada pagi yang cerah ini dalam keadaan sehat wal'afiat. Berdirinya saya disini ingin memberikan pengetahuan baru mengenai materi "Cinta karena Allah" kepada saudara-saudara sekalian.
Saudara-saudaraku sekalian.
Mencintai dan dicintai adalah fitrah sebagai seorang manusia. Karena cinta itu bersih dan suci, namun sayangnya tanpa disadari, kita sendiri yang membuat cinta menjadi ternoda. Cinta tidak selalu merujuk kepada lawan jenis yang saling suka satu sama lain, tetapi pula bisa ditujukan pada Allah, teman dan keluarga.
Perasaan cinta kepada Allah ialah perasaan cinta yang dibalut dengan iman dan takwa. Karena keimanan tanpa dilandasi kecintaan adalah sebuah kebohongan belaka. Rasulullah SAW sendiri mengajarkan kita untuk mencintai Allah dan Rasul-Nya dengan lebih dari apapun yang kita cintai dalam hidup ini, bahkan lebih daripada diri sendiri.
Sungguh beruntung saat seorang hamba telah mendapatkan cinta dan rahmat dari Allah. Karena saat Allah telah mencintai seorang hamba-Nya segala doa, niat dan hajat akan dikabulkan; begitupula dosa-dosanya yang dimiliki akan diampuni dan dijadikannya sebagai penghuni ahli surga.
Cinta yang ditujukan pada Allah bukan hanya sebuah perasaan belaka, tetapi juga merupakan sebuah tindakan atau perbuatan yang nyata. Perbuatan yang dimaksud ialah selalu mengikuti perintah yang telah ditetapkan oleh Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Seperti yang telah Allah SWT firmankan dalam surah Al Imran ayat 31.
قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ ۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
yang artinya "Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu".
Saudara-saudaraku sekalian
Barangsiapa yang mencintai sesuatu karena Allah maka hal tersebut akan terus berlangsung hingga kiamat nanti, dan barangsiapa yang saling mencintai karena dunia maka mereka akan saling bermusuhan satu sama lain nantinya.
Ketika seseorang tidak cinta karena Allah, betapa mudahnya hubungan yang telah dibuat mereka itu retak. Entah bisnis, karena dunia, karena kedudukan dan yang lainnya. Ketika mereka tidak mendapatkannya, akhirnya mereka pun saling bermusuhan satu sama lain untuk mencapai hal tersebut. Seperti yang telah dijelaskan Allah SWT dalam surah Ar Rum ayat 31.
مُنِيْبِيْنَ اِلَيْهِ وَاتَّقُوْهُ وَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَلَا تَكُوْنُوْا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَۙ
yang artinya "Jangan kalian seperti orang-orang musyrikin itu, yaitu yang mencerai-berai agama mereka dan mereka menjadi berkelompok-kelompok, setiap kelompok membanggakan apa yang ada pada kelompoknya" .
Mereka orang-orang yang saling mencintai karena Allah tidak akan pernah berkurang cintanya walaupun orang/sesuatu yang dicintai tidak pernah berbuat baik kepada dirinya. Karena pada dasarnya cinta memang untuk Allah, untuk ketakwaan dan agamanya, bukan karena dia memberinya sesuatu dari kehidupan dunia.
Dalam mencintai Allah akan mendapatkan balasannya antara lain:
Pertama, mencintai karena Allah memiliki kemanisan yang dirasakan oleh seorang mukminin seperti hadits yang telah Rasulullah SAW sabdakan.
ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ وَجَدَ بِهِنَّ حَلاَوَةَ الإِيْمَانِ: مَنْ كَانَ اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ ممَّا سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَيُحِبُّهُ إِلاَّ للهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُوْدَ فِى الْكُفْرِ بَعْدَ أنْ أَنْقَذَهُ اللهُ مِنْهُ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِى النَّارِ
Yang artinya "Ada tiga perkara yang apabila ketiganya ada pada diri seseorang, maka ia akan mendapatkan rasa manisnya iman. Yaitu: apabila Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai. daripada yang selain keduanya, apabila ia mencintai seseorang, namun ia tidak mencintainya kecuali karena Allah. Dan apabila ia membenci untuk kembali ke dalam kekafiran sesudah Allah menyelamatkannya dari kekafiran itu, seperti halnya ia membenci jika ia dilemparkan ke dalam api." (HR. Bukhari & Muslim).
Kedua, tali Islam yang paling kuat ialah mencintai karena Allah sesuai dengan dengan hadits berikut.
إِنَّ أَوْثَقَ عُرَى الْإِيمَانِ: أَنْ تُحِبَّ فِي اللهِ، وَتُبْغِضَ فِي اللهِ
Yang artinya "Sesungguhnya tali Islam yang paling kokoh adalah kau mencintai karena Allah dan membenci karena Allah swt" (HR. Ahmad).
Ketiga, mencinta karena Allah ialah salah satu bukti kesempurnaan iman.
Maka marilah saudara-saudara ku sekalian, kita jadikan cinta karena Allah sebagai landasan hidup kita. Karena cinta pada Allah adalah cinta yang paling agung dan mulia.
Terimakasih atas perhatiannya saya harap ceramah yang disampaikan dapat bermanfaat bagi kita semua, mohon maaf jika terdapat kesalahan kata dan perbuatan karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT.
Wassalammualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H