Tentu tidak asing lagi bagi para pembaca yang sering menonton, membaca, atau bahkan sekadar mendengar sebutan Gen Z dari video-video di media sosial, TV, atau bahkan radio, bukan? Generasi Z atau Gen Z merupakan sebutan untuk generasi yang lahir pada rentang waktu tahun 1997-2012. Dewasa ini, berseliweran perbincangan tentang karakteristik, kelebihan, dan kekurangan Gen Z banyak digaungkan oleh berbagai kalangan, mulai dari orang awam hingga pakar ahli dari berbagai bidang ilmu pengetahuan. Tidak dapat dipungkiri bahwasanya setiap generasi pasti memiliki keunikannya tersendiri, termasuk Gen Z yang sering disebut-sebut sebagai generasi paling melek digital dan peduli kesehatan mental. Ada alasan dan penjelasan tersendiri di balik semua karakteristik unik yang dimiliki Gen Z. Berikut ini beberapa alasan di balik karakteristik unik yang bikin Gen Z "menyala" dan berbeda dari generasi lainnya.
Pengguna Internet Terbanyak Kedua Setelah Gen Milenial
Keberadaan Gen Z yang kini memasuki usia produktif berdampak pada jumlah pengguna internet di Indonesia. Gen Z merupakan generasi pengguna internet terbanyak kedua setelah gen Milenial. Dikutip dari It Works (2023), berdasarkan survey yang dilakukan oleh agensi public relations Praxis menunjukkan bahwa Instagram (77 %), YouTube (68 %), Twitter (64 %), dan TikTok (63 %) merupakan platform sumber informasi yang paling sering dikonsumsi Gen Z. Dari berbagai platform media sosial inilah, gen Z mendapatkan berbagai jenis informasi, baik informasi yang positif maupun informasi yang bersifat negatif.
Dalam bermedia sosial, Gen Z dituntut untuk selalu memastikan kebenaran berita yang didapat. Saring sebelum sharing menjadi suatu kewajiban bagi seluruh pengguna internet agar tidak tersebar berita hoax yang merugikan banyak pihak. Oleh karena itu, melek digital dan paham akan literasi digital menjadi salah satu skill yang dapat menyelamatkan Gen Z dari bahaya media sosial yang mengintai kehidupan sehari-hari.
Fun Fact! Cara Gen Z Menghadapi Problematika dan Tantangan Kehidupan
Hidup di tengah perkembangan teknologi yang sangat canggih, masif, dan berkelanjutan membuat Gen Z memiliki keunikan tersendiri ketika menghadapi problematika atau tantangan kehidupan. Berbeda dari generasi-generasi sebelumnya yang tumbuh tanpa dibarengi teknologi, Gen Z punya caranya sendiri untuk menaklukkan dunia dalam genggaman tangan. Gimana sih cara Gen Z menyelesaikan permasalahan?
1. Punya pertanyaan? Google dulu, bertanya ke profesional kemudian
Ketika Gen Z diserbu rasa ingin tahu dan ingin memecahkan suatu permasalahan, hal pertama yang akan dilakukan adalah buka Google. Meski tidak semua informasi yang ada di Google atau media sosial lain valid, namun sudah menjadi rutinitas wajib bagi Gen Z untuk selalu menanyakan hal sekecil apapun lewat Google sebelum nantinya ditanyakan ke pihak yang professional.
2. Hobi "menghilang" dari media sosial kalau lagi stress
Bukan hal yang aneh ketika Gen Z tiba-tiba menghilang dan tidak lagi aktif di media sosial selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Alasan para Gen Z menghilang dari media sosial tidak lain tidak bukan adalah karena sedang stress atau menghadapi permasalahan yang berat. Menghilang dari dunia maya untuk sementara waktu adalah solusi jitu Gen Z dalam menghadapi permasalahan hidup.
3. Berani mengakui jika dirinya membutuhkan bantuan profesional
Berbeda dengan generasi-generasi sebelumnya yang cenderung merasa malu dan gengsi mengakui ketika membutuhkan bantuan profesional, Gen Z justru memiliki sifat yang berbanding terbalik. Mayoritas Gen Z berani mengakui ketika dirinya membutuhkan bantuan profesional untuk menyelesaikan permasalahan hidupnya (misal: psikolog, psikiater).
4. Cepat belajar dari video-video singkat atau meme lucu
Adanya media sosial yang menyediakan berbagai video singkat dan meme lucu membuat Gen Z sangat cepat belajar dan mendapatkan informasi baru. Bahkan terkadang, Gen Z lebih mudah paham ketika dijelaskan melalui video/meme lucu dibanding penjelasan dengan metode ceramah. Di samping itu, Gen Z juga banyak yang berkeinginan menjadi content creator atau influencer karena menurut mereka, dua profesi tersebut dapat dinikmati tanpa tekanan yang berarti.
Isu-Isu Global yang Menjadi Perhatian Utama Gen Z
Di balik keasikan Gen Z berselancar di dalam media sosial, tidak lupa mereka juga tetap mengikuti isu-isu global secara massal. Meski terkenal dengan berbagai keunikan dan perbedaan yang mencolok dari generasi-generasi sebelumnya, akan tetapi survey menunjukkan bahwa Gen Z termasuk generasi yang aware (memiliki kesadaran untuk mengetahui sesuatu yang sedang terjadi) terhadap isu-isu global. Survey yang dilakukan oleh IDN Research Institute dengan Advisia (2023) menghasilkan data bahwa kesenjangan sosial dan kesehatan mental menjadi dua concern (kekhawatiran) utama gen Z. Berbeda dengan generasi lainnya yang cenderung abai terhadap kesehatan mental, sebanyak 51% perhatian Gen Z justru ditujukan pada isu kesehatan mental.
Arus informasi dan teknologi yang membawa perubahan sangat cepat menjadi salah satu faktor munculnya  pressure (tekanan) bagi para Gen Z yang tumbuh bersama kecanggihan teknologi. Itulah kenapa isu kesehatan mental kini menjadi concern utama Gen Z. Mereka merasa bahwa kesehatan mental tak kalah pentingnya dengan kesehatan fisik. Ditambah dengan keberadaan sosial media yang menyebarkan informasi pentingnya kesehatan mental membuat Gen Z semakin mengerti dan aware terhadap isu ini.
Kenapa Gen Z Peduli Terhadap Kesehatan Mental?
1. Banyaknya tekanan dan tantangan hidup
Memang benar jika semua generasi punya tantangan, rintangan, dan cobaan hidup tersendiri. Namun, tak dapat dipungkiri bahwa Gen Z lebih gampang merasa stress karena saking cepatnya dan canggihnya teknologi masa kini. Teknologi memang bertujuan untuk memudahkan manusia, namun jika kita sebagai pengguna teknologi tidak bisa mengontrol teknologi itu sendiri, maka akan menjadi boomerang yang merugikan. Karenanya diperlukan control yang tepat agar kesehatan mental terjaga dan keberadaan teknologi semakin bermanfaat, bukan malah menyusahkan manusia.
2. Trauma dengan pola didikan orang tua
Sebagian besar dari Gen Z mengakui bahwa mereka sedikit trauma dengan pola didikan orang tua (parenting) yang dulunya cenderung terlalu keras dan terlalu mengekang. Oleh karena itu, para Gen Z belajar dari kesalahan dan berusaha mengikuti isu-isu global, terutama kesehatan mental untuk menyembuhkan dirinya sendiri. Tak jarang beberapa dari mereka benar-benar membutuhkan bantuan profesional untuk "keluar" dari luka yang tidak dapat dilihat orang lain dengan indera penglihatan.
3. Berpikiran terbuka dan kritis tentang keberadaan gangguan mental
Perbedaan mencolok Gen Z dengan generasi lainnya salah satunya adalah Gen Z lebih terbuka dan menerima dengan adanya keberadaan gangguan mental. Jika merasa ada yang salah dengan dirinya sendiri, maka Gen Z akan segera menghubungi dan meminta bantuan ke profesional. Berbeda dengan generasi sebelumnya yang merasa baik-baik saja bahkan ketika sudah berada di posisi yang tidak dapat dikatakan baik-baik saja. Bagi Gen Z, gangguan mental bukanlah aib. Ia hanyalah sedikit gangguan yang memerlukan waktu untuk sembuh seperti sedia kala.
4. Banyaknya informasi tentang kesehatan mental di media sosial
Keberadaan media sosial sedikit banyak mengubah mindset banyak orang, terutama Gen Z tentang pentingnya kesehatan mental. Adanya media sosial kembali menyadarkan bahwa sebagai manusia tentu ada saatnya kita merasa up and down (tidak stabil, naik turun) dan ternyata itu semua merupakan hal yang normal. Kini, semakin hari Gen Z dicekoki informasi-informasi tentang kesehatan mental yang tentu membantu perkembangan mental saat usia produktif.
Tips & Trik Menghadapi Problematika dan Tantangan Kehidupan di Era Digital
Kemajuan teknologi memaksa manusia untuk mengikuti arus dan terbiasa dengan perubahan yang terjadi secepat kilat. Untuk mengimbangi teknologi yang semakin hari semakin tidak bisa diprediksi inovasinya, maka gunakan media digital dengan HATI:
H (Hindari informasi palsu)
A (Akses informasi dengan bijak)
T (Tangani konten negatif)
I (Ingat akibatnya)
Bersamaan dengan kecanggihan teknologi, tentu menjadi keharusan bagi kita untuk menjaga kesehatan fisik dan mental di tengah kejamnya arus globalisasi. Tanpa diimbangi informasi yang valid dan rasa waspada terhadap kesehatan mental yang kini menjadi permasalahan utama di berbagai belahan dunia, maka kita akan kewalahan menghadapi kemajuan teknologi yang tiada habisnya. Kunci untuk menjaga kesehatan mental diri sendiri adalah kelola stress dengan CINTA:
C (Ciptakan ruang untuk diri sendiri)
I (Ikuti kata hati)
N (Nikmati momen berharga)
T (Terima segala bentuk emosi)
A (Aktif di kegiatan positif)
Pada akhirnya, setiap generasi memiliki karakteristiknya masing-masing dan tidak etis untuk menghakimi cara suatu generasi berpikir, mengerjakan sesuatu, atau menyelesaikan problematika kehidupan. Adalah hal yang wajar jika banyak perselisihan, namun apapun generasinya, kita adalah manusia pembelajar yang wajib belajar seumur hidup. Melek digital dan peduli kesehatan mental merupakan salah satu dari beribu cara untuk menyelesaikan tantangan, rintangan, dan problematika kehidupan yang terus berdatangan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI