Menurut al maududi, worldview adalah إسلام نظريّة yang berarti pandangan hidup yang dimulai dari konsep tentang keesaan tuhan yang mendorong dan mempengaruhi maksud, arah, dan tujuan keseluruhan kehidupan manusia di dunia. Sedangkan sayyid qutub mendefinisikan worldview islam dengan istilah ألتصوّر الإسلام yang berarti akumulasi dari keyakinan asasi yang terbentuk dalam hati dan fikiran setiap muslim yang memberi gambaran khusus tentang wujud dan apa apa yang terdapat dibalik itu.
Sedangkan menurut Muhammad Naqib al attas, worldview bukan hanya sekedar pandangan tentang dunia fisik dan keterlibatan sejarah, sosial, polotik dan budaya manusia didalam kehidupan manusia.
Apa yang dimaksud dengan worldview dalam perspektif islam adalah visi dari kenyataan dan kebenaran yang muncul didepan mata fikiran kita yang mengungkapkan apa arti keberadaan, karena dunia keberadaannya dalam totalitasnya yang diproyeksikan oleh islam.
B. Keterkaitan worldview dengan sains dan bahasa
Dalam sebuah penelitian tentang hubungan antara worldview dan sains , Hugh ghauch dalam argumennya menjelaskan bahwa sains merupakan worldview independen. Dalam arti ia berdiri sendiri tidak ada pengaruh worldview lain dan bersifat universal begitu juga dengan prosuposisi dan metode ilmiah. Hal ini dapat difahami bahwa ia meyakini bahwa sains itu bebas nilai dan netral, sama halnya dengan prosuposisi dan metode ilmiah.
Menurut ghauch, ia menyimpulkan bahwa worldview tidak terdapat dalam sains, dan ia tidak memberikan pandangan yang memadai dalam studi kritis sains mengenai alam. (Muhammad taqiyuddin, Dalam: Worldview pada sains, bahasa, dan agama. 2017)
Padahal sudah jelas bahwa antara worldview dan sains itu memiliki keterkaitan satu sama lain seperti yang dikatakan oleh filsuf yunani Thales yang mengatakan bahwa asal segala sesuatu adalah air. Dan Anaximander menyatakan bahwa substansi dari segala sesuatu adalah udara. Kedua filsuf tersebut membahas hal hal yang substansial dan aksiomatis.
Para ilmuan yang biasanya bersifat positifistik, empiris, dan rasionalis nampaknya harus mengakui adanya suatu kerangka berfikir (Worldview) dalam pola kerja dan metodologi penelitian mereka.
Adapun keterkaitan worldview dengan bahasa, Humbolt membagi dua istilah worldview dalam bahasa yakni weltanshcaung yang didefinisikan sebagai kebutuhan inti manusia untuk menghasilkan bahasa dalam rangka mengembangkan kekuatan intelektual dalam memahami pandangan hidup. Sedangkan weltansicht beroperasi pada tingkat jauh lebih mendasar yang mengacu pada kontak pertama manusia dengan realitas dunia.
C. Worldview sebagai asas epistemologi islam
Dalam islam, epistemologi berkaitan dengan struktur metafisika dasar islam yang telah terformulasikan sejalan dengan wahyu., hadits, akal, pengalaman dan intuisi. Ini berarti bahwa ilmu dalam islam merupakan produk dari pemahaman terhadap wahyu yang memiliki konsep konsep yang universal, permanen, dinamis, pasti, dan samar samar, yang asasi dan yang tidak. Oleh sebab itu, pemahaman terhadap wahyu tidak dapat dilihat secara dikotomis, historis, normatif, tekstual, dan kontekstual, subyektif, dan obyektif, dan lain lain. Wahyu pertama tama harus difahami sebagai realitas bangunan konsep yang membawa pandangan hidup baru.