Belakangan ini, banyak kajian modern yang mencoba memahami islam hanya sebatas agama, bukan sebagai pandangan hidup. Hasilnya, islam yang tadinya mencakup seluruh aspek kehidupan yang kaya akan konsep konsep direduksi menjadi aspek ritual ibadah saja. Tidak boleh ada agama dalam pendidikan, seni, politik, dan lain lain. Agama cukup disimpan dimasjid. Jelas, pemikiran seperti ini lahir karena cara pandang (Worldview) yang digunakan bukan cara pandang islam. Sehingga worldview memegang peranan penting dalam menentukan pemikiran seseorang.
Maka worldview islam hadir sebagai sarana cara pandang kehidupan yang tentunya sesuai dengan kaidah kaidah islam. Didalam worldview islam, tentunya memiliki beberapa pembahasan , keterkaitan, dan peran. Dan dalam tulisan kali ini, saya akan memaparkan beberapa pembahasan mengenai worldview islam yang meliputi:
A. Definisi worldview menurut beberapa pakar
Berikut ini adalah definisi worldview menurut beberapa pakar:
1. Menurut filsuf barat
Menurut James H. Olthuis, Hakikat worldview adalah seperangkat keyakinan asasi. Olthuis menambahkan bahwa worldview ibarat kacamata yang digunakan untuk memandang realitas.
Sedangkan Wilhelm dithley berpendapat bahwa peran dasar worldview adalah untuk menyajikan hubungan fikiran manusia dengan teka teki dunia dan kehidupan.
2. Menurut teolog kristen
Menurut James orr, Worldview adalah sebagai pandangan luas yang dapat diambil oleh akal fikiran manusia dari luar dan dalam. Lalu merangkul semua itu secara keseluruhan dari sudut pandang beberapa filsuf atau teolog.
Ronald nash berusaha memberikan definisi bahwa worldview merupakan seperangkat keyakinan tentang masalah paling penting dalam hidup.
3. Menurut para ulama
Menurut al maududi, worldview adalah إسلام نظريّة yang berarti pandangan hidup yang dimulai dari konsep tentang keesaan tuhan yang mendorong dan mempengaruhi maksud, arah, dan tujuan keseluruhan kehidupan manusia di dunia. Sedangkan sayyid qutub mendefinisikan worldview islam dengan istilah ألتصوّر الإسلام yang berarti akumulasi dari keyakinan asasi yang terbentuk dalam hati dan fikiran setiap muslim yang memberi gambaran khusus tentang wujud dan apa apa yang terdapat dibalik itu.
Sedangkan menurut Muhammad Naqib al attas, worldview bukan hanya sekedar pandangan tentang dunia fisik dan keterlibatan sejarah, sosial, polotik dan budaya manusia didalam kehidupan manusia.
Apa yang dimaksud dengan worldview dalam perspektif islam adalah visi dari kenyataan dan kebenaran yang muncul didepan mata fikiran kita yang mengungkapkan apa arti keberadaan, karena dunia keberadaannya dalam totalitasnya yang diproyeksikan oleh islam.
B. Keterkaitan worldview dengan sains dan bahasa
Dalam sebuah penelitian tentang hubungan antara worldview dan sains , Hugh ghauch dalam argumennya menjelaskan bahwa sains merupakan worldview independen. Dalam arti ia berdiri sendiri tidak ada pengaruh worldview lain dan bersifat universal begitu juga dengan prosuposisi dan metode ilmiah. Hal ini dapat difahami bahwa ia meyakini bahwa sains itu bebas nilai dan netral, sama halnya dengan prosuposisi dan metode ilmiah.
Menurut ghauch, ia menyimpulkan bahwa worldview tidak terdapat dalam sains, dan ia tidak memberikan pandangan yang memadai dalam studi kritis sains mengenai alam. (Muhammad taqiyuddin, Dalam: Worldview pada sains, bahasa, dan agama. 2017)
Padahal sudah jelas bahwa antara worldview dan sains itu memiliki keterkaitan satu sama lain seperti yang dikatakan oleh filsuf yunani Thales yang mengatakan bahwa asal segala sesuatu adalah air. Dan Anaximander menyatakan bahwa substansi dari segala sesuatu adalah udara. Kedua filsuf tersebut membahas hal hal yang substansial dan aksiomatis.
Para ilmuan yang biasanya bersifat positifistik, empiris, dan rasionalis nampaknya harus mengakui adanya suatu kerangka berfikir (Worldview) dalam pola kerja dan metodologi penelitian mereka.
Adapun keterkaitan worldview dengan bahasa, Humbolt membagi dua istilah worldview dalam bahasa yakni weltanshcaung yang didefinisikan sebagai kebutuhan inti manusia untuk menghasilkan bahasa dalam rangka mengembangkan kekuatan intelektual dalam memahami pandangan hidup. Sedangkan weltansicht beroperasi pada tingkat jauh lebih mendasar yang mengacu pada kontak pertama manusia dengan realitas dunia.
C. Worldview sebagai asas epistemologi islam
Dalam islam, epistemologi berkaitan dengan struktur metafisika dasar islam yang telah terformulasikan sejalan dengan wahyu., hadits, akal, pengalaman dan intuisi. Ini berarti bahwa ilmu dalam islam merupakan produk dari pemahaman terhadap wahyu yang memiliki konsep konsep yang universal, permanen, dinamis, pasti, dan samar samar, yang asasi dan yang tidak. Oleh sebab itu, pemahaman terhadap wahyu tidak dapat dilihat secara dikotomis, historis, normatif, tekstual, dan kontekstual, subyektif, dan obyektif, dan lain lain. Wahyu pertama tama harus difahami sebagai realitas bangunan konsep yang membawa pandangan hidup baru.
Realitas bangunan konsep ini kemudian harus dijelaskan dan ditafsirkan agar dapat dipergunakan untuk memahami dan menjelaskan realitas alam semesta dan kehidupan ini. Karena bangunan konsep dalam wahyu yang membentuk worldview itu erat dengan prinsip prinsip tentang ilmu, maka epistemologi merupakan bagian terpenting didalamnya. Tak heran jika tradisi intelektual dalam peradaban islam dapat hidup dan berkembang secara progresif.
D. Worldview sebagai framework berfikir
Pandangan hidup atau biasa disebut dengan istilah worlview merupakan sistem dan metode berfikir seseorang terhadap segala sesuatu hal yang di alam semesta ini. Pandangan tersebut dibangun diatas landasan berupa pondasi yang bermacam macam. Sistem berfikir yang dibangun diatas pondasi rasional yang positivistik dan materialistik adalah pandangan hidup barat sekuler , adapun sistem dan metode berfikir yang diletakkan pada pondasi doktrin dan dogma gereja merupakan pandangan hidup kristiani. akantetapi , sistem dan metode berfikir berpijakan pada pondasi tauhid disebut dengan pandangan hidup islam.
E. Konsep syahadah dan agama
Konsep syahadah dalam agama islam, sebagaimana yang dikatakan oleh syekh ibrahim al laqani didalam kitabnya jauhar tauhid:
وفسّر الإيمان با التصديق * و النطق فيه الخلف با التحقيق
فقيل شرط كاالعمل وقيل بل * شطر والإسلام اشرحنّ با العمل
Konsep syahadah dalam pandangan islam adalah sebagai pernyataan kepercayaan dan pengakuan akan keesaan tuhan dan Muhammad sebagai rasul Nya. Melalui bait diatas menjelaskan bahwa dalam pernyataan syahadah itu memiliki ikhtilaf. Ada yang mengatakan syarat dan ada juga yang mengatakan syatar (sebagian) dari islam. Maka K.H. Maimun zubair menjelaskan dalam taqrirnya:
وموضوع هذا الخلاف إنّما يكون في الكافر الأصليّ الّذي يريد الإسلام. أمّا أولاد المؤمين فمؤمنون قطعا ولو لم ينطقوا با الشهادتين طول عمورهم
"Inti daripada ikhtilaf ini adalah untuk orang kafir asli yang hendak masuk islam, adapun anak anak yang lahir daripada orang yang beriman maka mereka dikatakan beriman walaupun seumur hidupnya tidak pernah mengucapkan syahadah"
Dan pendapat yang pertama ialah pendapat yang kuat
Adapun konsep agama dalam worldview islam adalah sebuah madzhab atau tarikat dimana seseorang berjalan diatasnya atau diatas bimbingan Nya; baik secara teori maupun praktik. Maka dengan adanya worldview islam ini menjadi sarana untuk menjalani kehidupan yang pastinya tidak terlepas daripada aturan agama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H