ChatGPT sudah menjadi topik pembicaraan hangat sejak dirilis secara resmi pada 30 November 2022. Program ini merupakan pengembangan dari teknologi artificial intelligence (AI).
Banyaknya perbincangan yang beredar tentang ChatGPT, membuat semakin banyak orang semakin sadar akan kehadiran AI dalam kehidupan. Namun, masih banyak orang yang belum mengetahui bahwa AI bukanlah ChatGPT, akan tetapi ChatGPT adalah penerapan dari AI.
Artificial Intelligence
Kecerdasan buatan telah berkembang begitu pesat dalam dua dekade terakhir dan membuatnya mempunyai peran yang sangat penting di masa kini dan masa mendatang.
Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence, biasa disingkat AI) merupakan bidang ilmu komputer terkait memodelkan proses berpikir manusia dan mendesain mesin agar menirukan perilaku manusia hingga menghasilkan program yang dipandang cerdas oleh manusia.
Teknologi AI sudah banyak digunakan di berbagai sektor kehidupan. AI didesain untuk meniru tindakan manusia. Tidak sedikit program-program AI yang sudah dapat melakukan pekerjaan manusia.
AI dimanfaatkan untuk pemberian dosis obat dan membantu prosedur pembedahan di ruang operasi pada sektor kesehatan. Dalam sektor keuangan, AI juga digunakan untuk mendeteksi aktivitas tidak wajar dalam perbankan, seperti penggunaan kartu debit yang tidak biasa atau setoran masuk ke rekening dalam jumlah besar, memudahkan bank untuk mengetahui adanya transaksi mencurigakan yang mengarah kepada kasus penipuan.
Mengenal ChatGPT dengan kontroversi dibalik segala kemudahannya
ChatGPT adalah model artificial intelligence yang dikembangkan oleh OpenAI, perusahaan riset teknologi yang didirikan pada tahun 2015 oleh Sam Altman dan Elon Musk, dihadirkan dalam bentuk chatbot AI (serupa dengan layanan obrolan otomatis yang ditemukan pada customer service center beberapa perusahaan).
Penggunaan "GPT" pada ChatGPT merupakan singkatan dari "Generative Pre-training Generative", mengacu pada cara ChatGPT memproses bahasa dan mentransformasikannya untuk memprediksi kemungkinan kalimat atau kata berikutnya yang akan digunakan dalam suatu percakapan.
Kemunculan ChatGPT ke dalam masyarakat dengan kemampuannya menjawab berbagai macam persoalan dinilai membawa begitu banyak kemudahan .
Masyarakat dapat menanyakan perihal kecil yang dirasanya penting untuk dicari tahu, misalnya ingin menanyakan resep masakan, ide-ide menarik untuk mengisi waktu kosong, berita otomotif saat ini, atau meminta rekomendasi produk kecantikan yang diinginkan.
ChatGPT pun sangat ramai digandrungi oleh kalangan pelajar yang ingin mencari informasi untuk dijadikan acuan dalam mengerjakan pekerjaannya.
Namun dengan adanya kemudahan yang ditawarkan ChatGPT tersebut, banyak sekali pelajar yang terlalu mengandalkan teknologi yang satu ini sehingga mereka menyalin informasi dari bot tesebut secara mentah begitu saja ke dalam pekerjaannya.
Keberadaan ChatGPT dan bot AI lain menimbulkan pertanyaan, apakah kehadiran teknologi seperti ini akan menjadikan manusia merasa abai dalam mengembangkan kemampuannya dalam berpikir secara kritis?
"Apapun yang mempermudah kita dalam menggapai sesuatu, pasti akan menjadikan kita semakin malas," begitu jawaban yang saya dapatkan dari salah satu orang yang saya beri pertanyaan di atas.
Tidak seharusnya dengan adanya ChatGPT membuat seseorang menjadi malas untuk mengasah kemampuan berpikir kritisnya.
Namun semestinya seseorang menjadi lebih terdorong untuk memberikan terobosan dan buah pemikiran baru dengan informasi-informasi yang ia dapatkan dari ChatGPT dan tidak memanfaatkan teknologi masa kini dengan cuma-cuma.
Keakuratan ChatGPT, apakah terjamin?
Dari penjelasan di atas, akhirnya kita mengetahui nih bahwa dibalik ramainya ChatGPT yang dipandang membawa begitu banyak manfaat dan dianggap cerdas, ternyata ada juga ya kekhawatiran yang timbul dalam masyarakat mengenai penggunaan ChatGPT ini.
ChatGPT juga memiliki keunikannya tersendiri dalam menjawab pertanyaan yang diajukan. Selain dapat menjawab pertanyaan, ia juga dapat mengakui kesalahan jawaban yang ia berikan, mencoba untuk mengoreksi kesalahan informasi, dan menolak pertanyaan-pertanyaan yang dianggap tidak pantas.
Saya sendiri pernah mencoba untuk menanyakan kepada ChatGPT, "Berikan ayat Al-Quran yang membahas tentang kurikulum," kemudian ChatGPT memberi jawaban Q.S. Thaha ayat 113.
Setelah melakukan pengecekan kembali, saya mendapati adanya kesalahan ChatGPT dalam memberikan jawaban karena tidak menemukan relevansi antara ayat tersebut dengan kurikulum.
Ketidakakuratan jawaban tersebut terjadi karena ChatGPT masih berbentuk prototipe yang tengah dikembangkan oleh OpenAI.
Untuk mencoba pengalaman menggunakan ChatGPT, kalian tidak perlu melakukan instalasi aplikasi tetapi cukup dengan mengakses website OpenAI, setelah itu kalian cukup klik pada kolom "Try ChatGPT".
Kemudian kalian akan diarahkan menuju laman ChatGPT dan melakukan proses sign up. Jika sudah melakukan langkah-langkah tersebut, kalian mulai bisa menanyakan berbagai macam pertanyaan yang ingin kalian tanyakan dan melihat bagaimana kerennya ChatGPT menjawabnya! Selamat mencoba teman-teman!
