Dengan menggunakan taktik ini, guru dapat memastikan bahwa instruksi mereka sejalan dengan kapasitas kognitif siswa saat ini serta meningkatkan pemahaman mereka tentang bahasa. Guru dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi penguasaan bahasa siswa mereka, menumbuhkan lingkungan belajar yang positif, dan membantu siswa mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang bahasa dengan menawarkan stimulasi yang sesuai untuk usia dan tahap perkembangan mereka.
Seorang instruktur bahasa dapat, misalnya, membagi kelas menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil dan memberi mereka tugas yang mengharuskan mereka untuk hadir dalam bahasa target pada subjek tertentu. Tugas untuk setiap kelompok adalah menulis skenario untuk presentasi mereka, memilih bahasa yang sesuai, dan berlatih berbicara di depan kelas. Sepanjang proses ini, instruktur mengambil peran sebagai fasilitator, mendorong percakapan kelompok, membantu dengan pilihan kata, dan menawarkan komentar untuk membantu anggota kelompok menyampaikan ide-ide mereka secara lebih efektif. Dengan bekerja sama, siswa tidak hanya mendapat manfaat dari pengetahuan dan pengalaman satu sama lain tetapi juga memperkuat ikatan sosial mereka saat belajar bahasa, membina lingkungan yang mendorong dan mendukung peningkatan perkembangan bahasa.
Di sini, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok sesuai dengan kemampuan bahasa mereka dan diberikan proyek kelompok yang mendorong kerja sama dan saling pengertian tentang materi pelajaran yang diajarkan. Guru membantu siswa mengatasi tantangan seperti kesulitan memahami kosakata atau struktur tata bahasa yang kompleks dengan memfasilitasi diskusi dan melayani sebagai mediator.
Penggabungan teori psikologi perkembangan tidak hanya meningkatkan kemanjuran belajar bahasa, tetapi juga mendorong perkembangan holistik siswa dalam hal pemahaman dan kompetensi bahasa. Pembentukan dasar yang kuat untuk pengembangan keterampilan bahasa anak-anak adalah salah satu keuntungan jangka panjang dari menggunakan ide-ide ini. Melalui apresiasi terhadap fase pertumbuhan kognitif, seperti yang ditunjukkan oleh teori Piaget, guru dapat membuat kurikulum yang lebih fleksibel dan relevan. Misalnya, memberikan kosakata baru atau aturan tata bahasa yang rumit kepada anak-anak berdasarkan kapasitas kognitif mereka dapat membantu mereka belajar lebih efektif.
Pelatihan guru yang mendalam diperlukan untuk mengintegrasikan teori-teori psikologi perkembangan ke dalam pengembangan kurikulum di masa depan. Instruktur harus memiliki pengetahuan tentang teori-teori ini dan tahu bagaimana memasukkannya ke dalam rencana pelajaran reguler mereka. Tahapan pertumbuhan kognitif harus dimasukkan dalam pelatihan ini, bersama dengan teknik pengajaran yang bermanfaat termasuk pembelajaran berbasis proyek. Oleh karena itu, dasar-dasar pembelajaran bahasa di sekolah dapat diperkuat dengan mengembangkan kurikulum yang peka terhadap teori-teori psikologi perkembangan. Ini akan mempersiapkan anak-anak untuk sukses dalam komunikasi bahasa serta dalam kesadaran yang lebih besar dari lingkungan multikultural dan global.
Pentingnya mengintegrasikan teori psikologi perkembangan dengan teknik pengajaran praktis memiliki implikasi untuk pengembangan kurikulum masa depan dan persiapan guru. Instruktur harus menerima pelatihan untuk memahami dan menerapkan ide-ide ini dalam rencana pembelajaran yang memperhitungkan berbagai tahap pertumbuhan siswa. Akibatnya, metode ini mendorong pertumbuhan yang lebih komprehensif, holistik dan pembelajaran kolaboratif selain membantu kemampuan bahasa siswa.
Sumber referensi
Habsy, B. A., Rachmawati, A. P., Wiyono, R. F. W. F., & Rakhmanita, A. (2024). Penerapan perkembangan kognitif Jean Piaget dan perkembangan bahasa Vygotsky dalam pembelajaran. Tsaqofah, 4(1), 143-158.
(Najwa Nimas Said, 2300003002, Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Ahmad Dahlan. Dosen Pengampu Dr. Riana Mashar, S.Psi, M.Si., Psikolog
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI