Mohon tunggu...
Najmi Nahdin Afkari
Najmi Nahdin Afkari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang Mahasiswa yang berkuliah yang suka berangan-angan

Berbiasalah berbahagialah

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Soto Qonaah yang Selalu Ramai, Belakang Gerbang UIN Malang

2 Juni 2023   02:58 Diperbarui: 2 Juni 2023   03:00 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foodie. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pagi itu, bersama kawan-kawan sekitar pukul 09.00 WIB, beberapa sudah berkumpul di sebuah masjid yang bernama di area kampus UIN Malang yaitu Masjid at-Tarbiyah; biasa disebutnya Mastar. Tentu hal ini bukan tanpa tujuan, hari itu merupakan harlah (baca: hari ulang tahun) kawan saya yang genap menjadi 20 tahun. Dia seorang perempuan asal daerah yang terkenal dengan pondok pesantrenya di Jawa Timur.

Seperti biasa; seperti seorang mahasiswa pada umumnya. Perayaan ulang tahun itu bukan yang mewah-mewah seperti orang kebanyakan. Hanya sederhana saja, namun bermakna dan sedikit-banyak mempunyai kenangan. Sebelum hari ulang tahun si Perempuan itu tiba, malam harinya grup kelas yang biasanya sepi; hanya beberapa yang merespon tetapi kali ini ramai seperti area pasar yang didalamnya penjual dan pembeli saling menego barang dan harga.

Saya yang sedari tadi siang tidak membuka grup kelas merasa aneh, bahkan heran, bisa-bisanya grup kelas itu ramai. Tak disangka, besok ialah ulang tahun si Perempuan itu. Beberapa kawan saya, men-tag saya didalam grup itu. Bahwa besok ialah ulang tahunnya, dan ia mengajak serta akan mentraktir saya dan tentu teman-teman kelas untuk merayakannya. Yaitu dengan makan soto.

Tentu hal ini kabar baik bagi saya, atau bahkan kawan-kawan saya. Bukan tidak mungkin, ini merupakan salah satu kebahagiaan tersendiri bagi saya. Sebab apa yang dilakukan si Perempuan ini ialah salah satu bentuk rezeki yang perlu kita syukuri; mana mungkin akan terlewatkan begitu saja.

Soto yang sangat melegenda, dengan harga yang relatif terjangkau serta cocok sesuai kantong seorang mahasiswa; tentu tak asing lagi dengan namanya Soto Qona'ah, terletak di belakang UIN Malang, tepatnya gerbang belakang. Soto ini mempunyai ciri khasnya sendiri, yaitu tambahan nasi, dan bukan lontong pada umumnya. Tak heran jika ada seorang yang berkonspirasi, bahwa mending soto yang berisi lontong atau nasi. Menurut saya, mending dan paling terpenting ialah makan, dan itu sudah lebih dari cukup daripada menyelesaikan masalah yang menguras pikiran ini.

Perbedaan yang terjadi bukan hanya pada tambahan nasi dan lontong itu, namun juga jenis kelamin si pembeli. Dan betul, anda tidak salah baca. Sebelum memesan soto ini, biasanya akan ditanyakan oleh penjualnya, dan ia seorang ibu paruh baya, "untuk laki-laki atau perempuan?"

Untuk laki-laki biasanya porsi nasi didalam soto tersebut akan sedikit banyak dibandingkan nasi bagi perempuan. Entahlah, hal ini masih menjadi misteri; mungkin saja perempuan tidak terlalu banyak dalam makan, hanya sering makan apa saja; bukan satu tapi semaunya.

"dulu, sewaktu saya masih S1 disini, harganya masih 5 Ribu." Ini merupakan ucapan dosen saya beberapa waktu yang lalu saat ada kelas di jam pagi dan dalam keadaan saya yang sedikit lapar, belum sarapan; dan sekarang beliau sekarang ini mengajar di UIN. Harga sotonya pun tak terpaut jauh, dan sekarang harga normalnya yaitu 7 ribu.

Dan nego untuk jam dan tempat pun telah usai didalam grup itu, dengan titik kumpul yaitu di Mastar jam 08.00 WIB. Mau bagaimana lagi, bahwa jika jam berkumpul telah ditentukan jam karet pasti selalu ada. Ya begitulah.

Sudah banyak kawan-kawan yang berkumpul di Mastar, dan waktu menunjukan pukul 09.30 WIB, tak sesuai jadwal; sebab hari ulang tahun kawan saya ini juga bertepatan dengan pengumpulan makalah mata kuliah, jadi tentu saja ada beberapa kawan yang telat datang.

Harga yang ditawarkan oleh penjual soto Qona'ah pun bervariasi, sekarang harga normal biasanya 7 ribu baik laki-laki ataupun perempuan, serta bisa request menambah nasi agar banyak menjadi 8 ribu dan pastinya gratis kerupuk. Untuk minumnya sendiri berbayar yaitu, air mineral gelas-an dengan harga 500 rupiah satuannya.

Kawan-kawan yang datang pun sekitar 14-an orang, tak banyak, itu merupakan setengahnya dari warga kelas. Dan yang berhalangan hadir, saya tak tahu persis apa penyebabnya. Mungkin saja ia lelah dan cape, sebab minggu-minggu ini banyak tugas dengan deadline yang bringas; atau ada sebab yang lainnya.

Hal yang lazim untuk membeli soto ini, ialah budaya mengantri yang panjang seperti susunan rangkaian kereta api. Bukan menjadi masalah, hal ini sering terjadi. Bukan hanya dalam membeli soto, melainkan juga mengantri BLT (Bantuan Langsung Tunai). Biasanya yang mengantri untuk membeli soto hanya satu-dua orang, yang lainnya (teman-temanya) hanya duduk manis menunggu soto siap untuk disantap.

Makan soto pun terlaksana dengan baik, saya serta kawan-kawan sedikit merayakannya dengan mendoakan yang terbaik untuk si empu penyelenggara, yaitu si Perempuan yang berulang tahun. Dengan sedikit perayaan, mirip ulang tahun pada umumnya; meniup lilin. Tapi kali ini berhubung tidak ada lilin, korek gas yang saya miliki pun dijadikan seperti lilin ulang tahun. Dan tiup.

Dan pastinya ada tawa dan bahagia yang terpancar pada kawan-kawan saya; sebelum mengerjakan tugas kembali nanti. Tak apalah, bersenang-senang dahulu bersakit-sakit kemudian. Hanya sesekali, dan tidak terlalu sering.

Soto Qona'ah pun tutup sekitar seperti biasa. Jam 10.10 WIB. Dengan terik panas matahari yang mulai menyinari kepala, dan tak terasa sudah beranjak siang. Dalam keadaan apapun, tak lengkap rasanya jika hanya makan soto, namun perlu adanya sedikit kenangan yaitu dengan berswafoto ria bersama kawan-kawan. Sesi foto bersama pun selesai sudah, ya--walaupun sedikit memakan waktu yang lama seperti sesi foto sepasang pengantin baru.

Hal ini pun tak lepas dari soto Qona'ah yang harganya tak semahal --makanan berkelas lainnya, namun hal itu sudah sangat cukup sekali bagi saya, yang seorang mahasiswa perantauan yang jauh dari keluarga. Serta yang paling terpenting dari sebuah makanan ialah, kenyang. Yap, kenyang. Semahal apapun sebuah makanan, tak lengkap rasanya hanya sebatas enak di mulut, namun lapar di perut.

Walaupun harganya 8k --pas di kantong saya---rasanya, pun lezat. Entah sebuah kebetulan atau apalah, hal itu yang membuat beberapa kawan-kawan saya sangat menyukai soto Qona'ah ini.

Seperti artinya, Qona'ah ialah merasa cukup --baik cukup di dalam perut, maupun cukup didalam kantong seorang mahasiswa, seperti saya ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun