Mohon tunggu...
Najmie Zulfikar
Najmie Zulfikar Mohon Tunggu... Administrasi - Putra : Hamas-ruchan

Pe[ngen]nulis | Konten Kreator YouTube | Channel : James Kalica

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

TikTok Bisa Jadi Media Terapi Penyintas Stroke?

28 Februari 2020   06:02 Diperbarui: 28 Februari 2020   11:08 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Demam tik tok semakin melanda (warga +62) (sumber: Cnet)

Belakangan aplikasi "Tik Tok" makin digandrungi para netizen di media sosial. Aplikasi buatan tiongkok ini sudah membius (warga +62) sebagai media entertain pengusir kegabutan maupun penghilang stres. Cara memainkannya bisa dimanapun. 

Di kantor tempat anda bekerja, di hangout places maupun di tempat-tempat wisata saat berkunjung kesana. Mau memainkannya secara perseorangan? Atau bahkan beramai-ramai secara berkelompok. Yang pasti kalau sudah pernah, bakal nagih buat main lagi.

Sejumlah publik figur juga turut meramaikan aplikasi yang pertama kali dipopulerkan oleh Bowo Alpenlible. Artis kenamaan seperti Tya Ariestya dalam akun instagramnya.

Saat banjir mengguyur rumahnya beberapa waktu lalu bersama warga sekitar beramai-ramai membuat goyang ubur-ubur sebagai pengusir stres dan menghibur para warga.

Tak ingin ketinggalan sejumlah menteri dan kepala daerah juga pernah pernah bertik-tok ria. Sebelumnya ada nama Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi yang mengajak para anggota di kementrian yang dipimpinnya berjoget 'entah apa yang merasukimu'. Hal tersebut menuai reaksi yang positif dari para warganet. Tak segan-segan label menteri kekinian pun disematkan kepada beliau ibu Menlu.

Seolah-olah label kekinian tak ingin hanya diberikan kepada ibu Menlu saja. Dalam program talkshow Mata Najwa pekan lalu, dimana bintang tamunya dihadiri sejumlah kepala daerah seperti Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Dan juga Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. 

Disela-sela segmen, para Kepala Daerah mendapatkan challenge dari host, Najwa Shihab untuk berjoget tik tok. Penonton yang hadir dibuat pecah. Mereka memberikan applause yang luar biasa dalam acara tersebut. 

Bahkan, potongan video saat diunggah di media sosial banyak yang ingin menonton ulang aksi tik tok dari para kepala dearah masing-masing.  Dan mendapatkan puluhan ribu views setelah ditayangkan.

Reaksi ini menuai komentar dari Presiden Joko Widodo kepada BPIP (Badan Pembinaan Ideologi Pancasila) untuk menjadikan tik tok sebagai media dalam menanamkan nilai-nilai dan ideologi Pancasila kepada masyarakat terutama pada generasi muda.

Pasalnya Presiden menginginkan pemanfaatan dari kemajuan teknologi digital untuk mengedukasi, menananamkan nilai-nilai Pancasila agar tidak terjebak pada kekeliruan dalam memahami Pancasila sehingga diperlukan adanya pengutan dibidang ideologi bangsa.

Kondisi tersebut harus dikuatkan kepada generasi-generasi muda sebagai penurus bangsa yang harus mengakui dan menjaga bahwa keberagaman, perbedaan yang lahir, tumbuh dan berkembang di Indonesia merupakan bahan bakar untuk menuju peradaban bangsa ini lebih beradab dan maju dari segala-galanya.

Sejalan dengan gagasan dari Presiden Joko Widodo, sejumlah polisi di daerah Aceh khususnya unit Satlantas memanfaatkan demam tik tok yang sedang melanda seluruh warga masyarakat dengan membuat video parodi. 

Musik tik tok yang diambil dari sountract film kartun anak  'Spongbob Squarpants' dibungkus dengan menyisipkan unsur edukasi lalu lintas kepada seluruh masyarakat untuk mematuhi dan tertib berlalu lintas saat berkendara.

Ketika pemanfaatan aplikasi tik tok dapat digunakan dalam dunia lalu lintas, Bisa jadi aplikasi juga dapat digunakan di dunia medis sebagai media terapi penyitas strok akan lebih membantu sebagai sebuah inovasi pengobatan di dunia kesehatan tersebut. Dengan terobosan-terobasan terbaru mungkin dapat menjadi solusi yang berkelanjutan dalam menyembuhkan para pasien dan juga meminimalisir angka kematian dari penyakit tersebut. 

Apalagi aplikasi ini memadukan irama lagu dengan gerakan-gerakan, yang tentunya melibatkan sistem saraf sebagai pengendali perintah supaya organ tubuh dapat bergerak sesuai perintah. Namun, untuk lebih jauh kedalam ranah medisnya perlu adanya kajian-kajian, studi literatur, dan juga riset untuk menjadikan tik tok sebagai media terapi penyitas strok.

Dampak adanya aplikasi-aplikasi yang lahir dalam perkembangan teknologi harus bisa dimanfaatkan sebagai sesuatu hal yang positif. Aplikasi tik tok bukan sekedar memberikan rasa entertain saja, atau bahkan sekedar untuk menumpang tenar. 

Akan tetapi juga dapat digunakan dalam mengedukasi, membelajarkan masyarakat, bahkan hadir sebagai solusi-solusi dari berbagai bidang manapun. Yang tentunya dapat digunakan untuk mengatasi masalah-masalah yang belum ada solusinya. Atau bahkan digunakan sebagai sumber ilmu terbarukan dalam mengembangkan dan menyempurnakan kekurangan-kekurangan yang ada.

Oleh karena itu, sejatinya siapapun, baik itu masyarakat maupun diri sendiri untuk sadar dalam melek teknologi dan mempunyai kemampuan meliterasikan perkembangan teknologi digital untuk memahami dan menggunakannya sesuai dengan porsinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun