Namun tidak apa-apa. Sebagai penghapus kekecewaan, saya mengajak mereka untuk membuat getek. saya membagi tugas untuk mencari pohon pisang untuk dijadikan getek.
Sementara saya mencari tali dan kayu untuk menyambung dan mengikatnya. Kondisi debit air yang lumayan deras, bisa dipastikan bermain getek akan jauh lebih menyenangkan dari pada mencari ikan.Â
Tak terasa bermain disungai hampir 3 jam, matahari yang semakin panas dan kondisi mata yang semuanya berwarna merah. Akhirnya kami semua mengakhiri permainan tersebut untuk kembali ke rumah masing-masing.
Secara pribadi, tujuan saya mengajak mereka berlibur di sawah hari ini tentu ada pembelajaran dan juga pengalaman belajar yang dapat menjadi bekal dalam berkehidupannya kelak dewasa nanti.Â
Belajar banyak tentang besosial dan berterima kasih dengan alam yang sudah mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Mengedukasi mereka untuk melihat sebuah proses menanam padi. Supaya mereka tau bagaimana lamanya padi hingga menjadi beras.
Lalu disajikan di meja untuk kita makan. Dengan harapan, mereka nanti bisa menghargai makanan dan tidak membuangnya sembarangan. Syukur-syukur bisa berbagi dengan tetangga atau orang yang membutuhkan.
Letak geografis yang telah menakdirkan kami tinggal dengan mayoritas penduduk sebagai petani untuk tidak menutup mata identitas yang sesungguhnya. Banyak dari mereka yang sudah dewasa malu untuk di rumah membantu orang tuanya beraktifitas di sawah, kebun maupun ladang.Â
Merasa tidak bangga orang tuanya berprofesi sebagai petani. Bahkan, mereka lebih nyaman tinggal sebagai masyarakat urban. Padahal kehidupan ini jika cermati "sawang-sinawang" jika menurut orang jawa bilang. Artinya kelihatannya enak tetapi juga banyak masalah yang dihadapinya.Â
Kelihatannya tidak enak, tetapi masalah yang dihadapinya sangat sedikit. Itulah namanya hidup, tidak ada yang sempurna. Tapi yang lebih penting, sempurnakanlah syukurmu. Maka sejatinya hidupmu akan terasa sempurna.
Nah, gimana menarik bukan? Banyak sekali kan yang kita dapatkan. Masih ngga pingin coba juga? Awas nyesel!
Salam,
Najmie Zulfikar