Sesi Keempat, Hubungan Internasional
Jika capers 01, Jokowi mengedepankan Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar yang ingin menciptakan kedamaian untuk diusung dan diploklamirkan dalam Hubungan Internasional. Sebagai solusi untuk meredam konflik dan juga menjaga kestabilan dunia.
Namun sebaliknya capres 02, Prabowo justru hanya mengkritisi para diplomat yang didelegasikan dalam Hubungan Internasional. Seolah tidak percaya dengan kinerja diplomat dalam membawa Kepentingan Nasional dan cenderung menjadi nice guy saja.Â
Kritikan Prabowo bukan kali pertama, sebelumnya juga pernah melontarkan kritikan kepada Menteri Keuangan, Sri Mulyani sebagai menteri pencetak utang.
Itulah alih-alih untuk menuai simpati dan mengeruk swing voter. Selain itu, Prabowo menilai bahwa bangsa Indonesia bukan bangsa yang ditakuti, dan hanya dianggap remeh oleh bangsa lain. Nampaknya kita perlu untuk mendengarkan apa yang dikemukakan oleh Putri dari Presiden keempat Republik Indonesia, KH. Abdur Rahman Wahid (Gusdur).
Menurut Yennyi Wahid, bahwa pertahanan dan keamanan bangsa Indonesia merupakan yang terbaik diwilayah Asia Tenggara dan berada diperingkat 15 dunia. Bukan sebuah anggapan yang remeh pula terhadap bangsa ini dimata dunia yang mempunyai prestasi yang sangat membanggakan di Bidang Hankam.
Tentu masih terekam jelas dibenak ini, sebelumnya Pasukan Kopassus kita juga pernah berprestasi dalam membebaskan sandra dari perompak Somalia yang terkenal sangat sadis.Â
Ini menjadi bukti capaian prestasi didunia internasional bahwa sejatinya Bangsa Indonesia bukanlah bangsa yang bisa dianggap remeh dan tidak disegani. Bahkan, prediksi Indonesia akan menjadi negara ekonomi terbesar kelima didunia juga menjadi pendukung dari semua itu.
Nampaknya ada sebuah gagal paham yang dialami oleh capres penantang, Prabowo Subiyanto dalam dalam memberikan konsep dan pandangan dalam sesi debat terakhir ini. Oleh karena itu, ada kegamangan dalam memberikan jawaban dari semua apa yang disampaikan.
Waktu pencoblosan semakin dekat. Tanggal 17 April 2019 di TPS kita akan diberi surat suara. Salah satunya, surat suara berwarna abu-abu yang digunakan untuk memilih pemimpin bukan calon pemimpin. Kalau sudah ada pengalaman memimpin, mengapa kita tidak mencoblosnya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H