Tema Ideologi, Pemerintahan, Pertahanan Keamanan dan Hubungan Internasional mewarnai debat keempat capres yang mempertemukan kubu petahana, Joko Widodo dan kubu penantang, Prabowo Subiyanto. Kedua kubu saling mengklaim kemenangan atas tema yang diusung. Hal ini tentu untuk memengaruhi voter dalam menambah suara bagi kedua kontestan. Tak terkecuali kubu penantang, Prabowo Subiyanto.
Menurut jubir BPN, Andre Rosiade: "debat keempat adalah pak Prabowo banget, dan pak Jokowi kalah K.O malam ini" tandasnya.
Hal tersebut bukan tanpa alasan. Melainkan background dari capres 02, yang berlatar belakang TNI berpangkat Letnan Dua (Letda). Menilai bahwasannya tema Pertahanan dan Keamanan adalah ranahnya. Karena tak jauh dari apa yang menjadi profesi beliau sewaktu muda.
Seperti biasanya penampilan capres 02, Prabowo Subiyanto yang selalu mengenakan jas hitam, terlihat begitu percaya diri. Apalagi di kursi penonton juga hadir mantan istri, Titik Soeharto yang ikut meramaikan keriuhan di kubu BPN.
Dalam jalannya debat, ada tingkah lucu yang diperlihatkan oleh ketua partai yang berlambang kepala burung garuda tersebut. Jika sebelumnya, didebat pertama meliuk-liukkan tangan seolah menari, dalam kesempatan ini beliau mengangkat dada sebagai ekpresi kepuasan terkait jawaban yang telah dipaparkan.
Sesi Pertama, Ideologi Bangsa
Tema pertama debat dibuka dengan saling curhat terkait tuduhan-tuduhan miring yang saling ditujukan kedua capres. Yang kemudian, kedua capres saling mempercayai dan meyakinkan jika keduanya adalah seorang Pancasilais, Patriot dan Nasionalis.
Menarik untuk dicermati terkait pernyataan Prabowo Subiyanto yang menyatakan bahwa dirinya adalah seorang Pancasila dimana beliau dilahirkan dari rahim seorang nasrani.Â
Hal ini seolah menjadi jawaban atas segala polemik yang sebelumnya terjadi dalam berlangsungnya kontestasi pilpres. Seperti halnya tantangan kepada beliau jika dites mengaji maupun isu Prabowo jum'atan dimana yang selama ini beredar.
Dengan pernyataan tersebut, terlihat jika memang capres 02, Prabowo adalah seorang yang Pancasilais. Bahkan dalam kesempatan ini, juga ditekankan dalam statementnya :" saya rela mengorbankan nyawa, demi bangsa Indonesia" tuturnya.
Sesi Kedua, Pemerintahan
Pengalaman adalah guru yang terbaik dari setiap individu. Nampaknya itulah alasan kenapa capres 01, Joko Widodo mampu memberikan pemaparan yang matang terkait dalam pemerintahan. Pengalamannya menjadi Walikota, Gubernur, dan Presiden seolah menjadi bukti jika itu adalah guru yang terbaik. Bukan hanya pandai mengatur strategi, malainkan juga mengambil kebijakan.
Dalam konsep pemerintahan beliau menunjukan how to make a good government? Sehingga memunculkan cara-cara seperti e-government, e-governor, e-budgeting. Inilah cara-cara yang dilakukan untuk menuju pemerintahan yang baik (good government). Karena membangun negara tak seperti membalikkan telapak tangan, melainkan harus ada step by step yang harus dilewati.
Sebaliknya, jika mengamati apa yang disampaikan oleh capres 02, Prabowo Subiyanto dalam tema pemerintahan tidak menyentuh (bagaimana cara atau how to) dalam memberikan konsep pemerintahan. Hal yang disampaikan cenderung gamang, sehingga tidak mengarah pada substansi yang diinginkan.
Bahkan disela-sela debat, Prabowo Subiyanto cenderung mengulang-ulang pernyataan debat sebelumnya seperti kemiskinan, ekonomi, rakyat menderita. Hal ini mengakibatkan rakyat ataupun penonton menjadi bosan. Mungkin itulah mengapa pentingnya jika pengalaman adalah guru yang terbaik bagi seseorang.
Sesi Ketiga, Pertahanan dan Keamanan
Penulis mengamati debat sesi ketiga capres penantang, Prabowo Subiyanto terlihat mendominasi jalannya debat. Tak dipungkiri pengalamannya di dunia militer menjadi alasannya.Â
Ada kecenderungan yang ditangkap penulis bahwasannya apa yang disampakaikan oleh Prabowo adalah mengedepankan strategi-strategi dalam Pertahanan dan Keamanan. Tidak adanya kebijakan yang diambil seperti apa? Mengingat peran Pemimpin juga harus jeli dalam membaca iklim dunia, mengatur strategi dan juga mengambil kebijakan.
Hal ini terlihat saat beliau menyampaikan bahwa anggaran pertahanan dan keamanan lebih kecil dibangdingkan negara-negara lain seperti Singapura maupun Vietnam yang jauh lebih besar. Kemudian meminta pangkalan udara (bandara), pelabuhan, stasiun untuk tidak dikuasai oleh asing. Dan juga menambah alutsista yang masih sedikit dan juga masih kalah canggih dengan negara-negara lain.
Semua itu merupakan strategi-strategi yang ditempuh dalam memperkuat pertahanan dan keamanan. Tidak disinggung pula bagaimana kebijakan yang diambil jika saat ini iklim dunia sedang terjadi perang teknologi dan juga perang dagang. Mengatur Anggaran Pendapatan Badan Negara (APBN) untuk prioritas yang diutaman agar dapat bersaing dan juga menjaga keseimbangan negara. Padahal beliau selama ini sangat concern dengan ekomomi, namun sepertinya kurang memahaminya.
Sesi Keempat, Hubungan Internasional
Jika capers 01, Jokowi mengedepankan Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar yang ingin menciptakan kedamaian untuk diusung dan diploklamirkan dalam Hubungan Internasional. Sebagai solusi untuk meredam konflik dan juga menjaga kestabilan dunia.
Namun sebaliknya capres 02, Prabowo justru hanya mengkritisi para diplomat yang didelegasikan dalam Hubungan Internasional. Seolah tidak percaya dengan kinerja diplomat dalam membawa Kepentingan Nasional dan cenderung menjadi nice guy saja.Â
Kritikan Prabowo bukan kali pertama, sebelumnya juga pernah melontarkan kritikan kepada Menteri Keuangan, Sri Mulyani sebagai menteri pencetak utang.
Itulah alih-alih untuk menuai simpati dan mengeruk swing voter. Selain itu, Prabowo menilai bahwa bangsa Indonesia bukan bangsa yang ditakuti, dan hanya dianggap remeh oleh bangsa lain. Nampaknya kita perlu untuk mendengarkan apa yang dikemukakan oleh Putri dari Presiden keempat Republik Indonesia, KH. Abdur Rahman Wahid (Gusdur).
Menurut Yennyi Wahid, bahwa pertahanan dan keamanan bangsa Indonesia merupakan yang terbaik diwilayah Asia Tenggara dan berada diperingkat 15 dunia. Bukan sebuah anggapan yang remeh pula terhadap bangsa ini dimata dunia yang mempunyai prestasi yang sangat membanggakan di Bidang Hankam.
Tentu masih terekam jelas dibenak ini, sebelumnya Pasukan Kopassus kita juga pernah berprestasi dalam membebaskan sandra dari perompak Somalia yang terkenal sangat sadis.Â
Ini menjadi bukti capaian prestasi didunia internasional bahwa sejatinya Bangsa Indonesia bukanlah bangsa yang bisa dianggap remeh dan tidak disegani. Bahkan, prediksi Indonesia akan menjadi negara ekonomi terbesar kelima didunia juga menjadi pendukung dari semua itu.
Nampaknya ada sebuah gagal paham yang dialami oleh capres penantang, Prabowo Subiyanto dalam dalam memberikan konsep dan pandangan dalam sesi debat terakhir ini. Oleh karena itu, ada kegamangan dalam memberikan jawaban dari semua apa yang disampaikan.
Waktu pencoblosan semakin dekat. Tanggal 17 April 2019 di TPS kita akan diberi surat suara. Salah satunya, surat suara berwarna abu-abu yang digunakan untuk memilih pemimpin bukan calon pemimpin. Kalau sudah ada pengalaman memimpin, mengapa kita tidak mencoblosnya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H