Mohon tunggu...
Najmie Zulfikar
Najmie Zulfikar Mohon Tunggu... Administrasi - Putra : Hamas-ruchan

Pe[ngen]nulis | Konten Kreator YouTube | Channel : James Kalica

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kenali Faktor yang Memengaruhi Perkembangan Kognitif Anak pada Usia Dini

26 Maret 2019   20:58 Diperbarui: 26 Maret 2019   21:00 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penelitian di Guatemala menyebutkan bahwa anak yang diberi intervensi asupan tinggi energi dan tinggi protein mempunyai kecenderungan prestasi yang lebih baik dari pada yang tidak diberikan perlakuan yang sama.

Artinya otak membutuhkan energi sebagai daya dukung untuk bekerjanya sel sel saraf dalam perkembangan kognitif seperti kemampuan berfikir, daya ingat, melatih fokus konsentrasi dan juga proses belajar.

Metabolisme glukosa membutuhkan beberapa vitamin dan mineral antara lain zat besi, zink dan vitamin A. Oleh sebab itu, otak membutuhkan energi tinggi yang didapat dari karbohidrat. Zat gizi makro lain seperti protein dan lemak digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan otak, seperti struktur pertumbuhan otak, proses meilisasi, dan neurotransmitter (Septyaningrum, 2015)

Perananan penting seorang ibu

Lahirnya anak tidak terlepas dari peranan seorang ibu. Namun, tahukah kita betapa pentingnya sebelum menikah, kita harus memilih pasangan yang benar-benar matang dari segi usia maupun pendidikan.

Prinsip ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh para orang tua khususnya masyarakat Jawa. Orang tua selalu menanamkan aspek yang harus dipenuhi untuk memilih pasangan yaitu adanya bibit, bobot, bebet. Bukan tanpa alasan hal ini dikemukakan. Entah mengapa ini hanya kebetulan ataukah sebuah ilmu titen saja. Namun, jika dilihat dari substansinya saat memilih pasangan dengan melihat bibitnya (keturunannya), jika pasangan yang kita pilih dari keturunan yang baik akan menghasilkan keturunan yang baik pula. Begitu pula berlaku sebaliknya.

Selanjutnya jika seorang ibu mempunyai latar belakang pendidikan yang baik didukung pula kematangan emosionalnya, juga sangat membantu dalam proses penerimaan informasi tentang gizi maupun edukasi untuk mendidik anak. Kondisi ini membantu dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak. Sehingga kedepannya akan menghasilkan generasi yang unggul dan mampu menjadi bagian dari generasi perubahan bangsa.

Itulah mengapa untuk menghasilkan generasi yang unggul dimulai dari lingkup terkecil yaitu keluarga. Seorang ibu mempunyai andil yang besar dalam hal ini. Dibutuhkan wawasan serta pengetahuan dalam mengatur pendidikan dan kesehatan agar keduanya dapat berjalan beriringan. Sehingga proses pertumbuhan dan perkembangan anak berjalan sesuai tahapan-tahapan yang berlaku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun