Mohon tunggu...
Najmie Zulfikar
Najmie Zulfikar Mohon Tunggu... Administrasi - Putra : Hamas-ruchan

Pe[ngen]nulis | Konten Kreator YouTube | Channel : James Kalica

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kecerdikan Masyarakat Semarang dalam Memajukan Kebudayaan Lokal

14 Maret 2019   16:07 Diperbarui: 15 Maret 2019   12:47 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika masyarakat kita sudah mulai enggan untuk mencintai dan melestarikan budaya sendiri, tentu budaya asing akan mudah diterima keberadaannya. Dan akan menggantikan keberadaan budaya sendiri. Padahal bangsa ini dianugerahi segelimang budaya yang sangat kaya sekali. Bahkan negara-negara lain iri dengan kebudayaan yang kita miliki.

Pengaruh kemajuan digital ditengarai menjadi dampak negatif dalam menghantarkan kebudayan. Disamping itu pengaruhnya juga dapat membantu mempromosikan kebudayaan. Rotasi zaman memaksa masyarakat untuk mengubah perilaku dan menghasilkan budaya baru.

Disaat generasi milenial sangat menggandrungi K-Pop dan artis-artis Korea. Yang mana juga mengusung misi kebudayaan dari negara gingseng tersebut. Tentu hal ini semestinya dapat disikapi dengan baik dan dimanfaatkan untuk mendongkrak kebudayaan lokal.

Seperti yang dilakukan oleh Disbudpar Kota Semarang dalam pagelaran SNC 2018. Tema yang diusung pada tahun lalu yaitu "Kemilau Semarang". Dengan memunculkan empat defile yang ada. Defile Art Deco (Bangunan Bersejarah Lawang Sewu), Defile Asem Arang, Defile Butterfly (kupu-kupu), dan Defile Sea (laut) menjadi ikon dalam pagelaran budaya itu.

Sumber : Instagram Semarang Nite Carnival/ Defile Art Deco
Sumber : Instagram Semarang Nite Carnival/ Defile Art Deco
Selain menampilkan kebudayaan lokal dan nusantara, dalam event ini juga berkolaborasi dengan SIFAF (Semarang International Folk Arts Festival). Dalam event ini mendatangkan pula kebudayaan asing dari Korea Selatan, Taiwan, Grisadha, dan Chakil Squad yang dipentaskan dalam serangkaian acara Semarang Night Carnival.

Kolaborasi antara kebudayan lokal dan asing ditambah kebudayaan dari Korea terbukti menjadi magnet untuk menarik wisatawan domestik maupun mancanegara. Rute jalan sepanjang pagelaran carnival terpenuhi oleh ribuan pengunjung. 

Tidak hanya generasi milenial, anak-anak maupun orang tua semua rela berdesak-desakan untuk melihat event yang hanya diadakan satu tahun sekali ini.

Tak banyak yang tahu berapa persen total sumbangan dari destinasi budaya dalam pariwisata ini jika diakumulasikan. Namun jika dicermati dari kunjungan wisatawan yang menginap di hotel-hotel untuk menyaksikan pagelaran SNC, tidak pernah sepi dari tamu. 

Hampir semua hotel didaerah kota penuh dan tidak tersedia kamar kosong. Belum lagi ditambah jasa transportasi, kuliner dan lainnya. Yang pasti pagelaran budaya ini menimbulkan multi player effect kepada seluruh elemen masyarakat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun