Dipersimpangan dalam keheningan
Sang Kalut mulai bimbang
Langkah penuh asa mana yang akan dia pilih
Persimpangan mana yang membawa dalam takdir akhir bahagia.
Sang Kalut begitu rapuh dalam keheningan
Tak ada yang menyadari bahwa bahu itu bergetar menahan perih
Tak ada yang melihat bahwa kaki itu penuh sayat dan duri
Atau memang tak ada yang peduli?
Di dalam hidup yang terus bergulir
Lembaran demi lembaran kehidupan yang terus terisi oleh takdir
Semua keheningan itu perlahan akan menorehkan rasa sakit dalam kalbu
Menempati relung hati yang terdalam
Mengisi relung kosong dengan luka
Sang Kalut meminta pada Sang Pencipta
Bukankah Dia pemilik semua Takdir dan Keajaiban
Berserah adalah jalan satu-satunya
Bertumpu pada takdir tuhan, dalam keheningan malam
Bekasi, 30 Oktober 2021
- Najma Syukriah
Prodi K3 Politeknik Ketenagakerjaan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H