Mohon tunggu...
Najma Syukriah
Najma Syukriah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Najma Syukriah

Seorang Mahasiswa biasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Takdir Sahabat

30 Oktober 2021   08:49 Diperbarui: 30 Oktober 2021   09:26 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Angin dingin kelam berderik, kabut putih menghapus mentari

Remang mentari menusuk dan sakit, jauh keulu temukan rindu

Pahatan batu nisan mengukir namamu mengingatkan memoriam beberapa waktu lalu

Tentang sakitnya hati kecil nan rapuh ditinggalkan sahabatnya begitu saja

Saat gerimis pagi dan mendung, kurasa waktu tak mau beranjak

Ia tetap bertahan akan sakitnya hati ini menjadi ribuan tumpahan rindu

Hingga aku bertengkar dengan waktu, sebelumnya tak sesengit ini

Aku kalah, aku meratap, ditinggalkanmu serasa berkeping duniaku

Sahabat, senyummu yang telah jadi detak darahku, denyut nadiku

Candaanmu yang selalu jadi kegembiraan melewati ribuan mentari

Dan kebersamaan kita yang tiada bandingnya, tentang betapa penting hubungan ini

Kini, semua harus terhenti, sungguh kurasa hatiku tercekik, sangat sesak

Ditinggalkanmu aku ibarat sungai mati, sunyi, sepi tak beriak

Tak ada yang dapat kumengerti dengan logika, sungguh aku kehilangan

Terbiasa dengan dikau, lalu membayangkan jalani hari esok tanpa kebersamaan

Kini aku sadar, betapa pentingnya hubungan pertemanan ini, dikala senang dan sedihku

Hai, Nona...

Saya Najma Syukriah

Mahasiswa Prodi Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Politeknik Ketenagakerjaan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun