Mohon tunggu...
Najma Syahida
Najma Syahida Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Psikologi Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta

Seorang mahasiswa S1 Psikologi yang sedang berjuang mencari ilmu dan mengejar mimpi bermodalkan bismillah dan pasrah pada Allah. -Life is all about the choices, so choose the right one, then try your best-

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Beranjak 2021, Apakah "Merdeka Belajar" sebagai Sistem Pendidikan Sudah Berjalan Efektif?

31 Desember 2020   16:30 Diperbarui: 31 Desember 2020   16:50 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pada 11 desember tahun 2019 lalu keluarlah sebuah terobosan sistem pembelajaran yang membuat geger dunia pendidikan. Terobosan ini dinamakan merdeka belajar. 

Merdeka berarti berdiri sendiri, tidak terikat oleh suatu hal, dan bebas dari tuntutan. Sedangkan belajar menurut saya merupakan sebuah proses untuk mencapai progress yang lebih kompleks melalui pengalaman yang telah didapatkan.

Kemendikbud merancang program ini sebagai harapan dapat memberikan pada setiap siswa kesempatan belajar yang lebih nyaman, tenang, serta menyesuaikan dengan polanya masing-masing dengan tanpa terikat pada tuntutan tertentu. Sehingga siswa diharapkan dapat lebih memperhatikan passion, bakat, serta minat yang mereka miliki dan dapat membangun suasana belajar individual mereka agar lebih kondusif.

Namun pertanyaannya adalah, “Apakah dengan sistem ini dapat mendobrak tantangan dan hambatan pembelajaran yang ada?” juga pertanyaan “Bagaimana caranya agar sistem ini dapat berjalan sesuai apa yang diharapkan? ”

Baik, mari kita cari tahu terlebih dahulu tentang hambatannya.

1. Pemahaman akan maksud dan impelentasi yang masih kurang.

Banyak yang belum paham apa yang sebenarnya dimau dari sistem Merdeka Belajar ini. Karena disini perubahan yang dituntut sangat drastis, guru didesak untuk lebih open-minded dengan memperhatikan kemajuan teknologi. 

Guru juga diminta dapat mengembangkan kemampuan dan keunggulan individual masing-masing siswa, padahal pada kenyataan yang sekarang ini banyak guru senior -yang sudah mengajar puluhan tahun- yang tidak mau mengubah cara mengajarnya. 

Misalnya saja guru matematika saya sewaktu SMA, yang setiap ulangan harus memakai cara sama persis dengan yang beliau kerjakan. Jika beliau menemukan murid memakai cara lain akan langsung dikurang poinnya, tidak peduli hasil jawaban benar atau salah.

Masalahnya, guru senior di indonesia yang seperti ini jumlahnya tidak sedikit, dan membutuhkan banyak effort jika harus dipahamkan satu-satu, seperti guru matematika saya tadi yang berulang lagi dipanggil ke kantor kepala sekolah untuk mendapatkan evaluasi. 

Kalaupun guru mau mengubah sikapnya setelah evaluasi, ada yang justru menjadi tidak ikhlas dalam mengajar, guru akan menolak untuk diskusi, juga menolak menukar ide dan opini, hanya akan asal meng-iyakan saja, padahal ini tidak akan menyelesaikan masalah dan tidak dapat membuat siswa maju.

2. Siswa mempunyai kecepatan kemampuan memahami yang berbeda-beda.

Tidak semua siswa dapat memahami hari itu juga ketika guru menjelaskan, apalagi jika menyangkut sebuah konsep yang luas, maka akan membutuhkan lebih banyak waktu lagi. 

Ketika siswa merasa tertekan oleh diberikannya waktu memahami materi yang singkat, maka ia akan pasrah, dan pada akhirnya, rumus menghapal sks lah yang digunakan. Lama kelamaan, siswa akan pasif dalam berfikir dan bernalar, dan akhirnya hanya bergantung pada mbah google tiap saat.

3. Ketidakmerataan infrastruktur.

Pembelajaran dalam konsep merdeka belajar ini dibasiskan dengan kemajuan teknologi, terlihat dari Kemendikbud yang semakin gencar meng-agendakan pembelajaran dengan sistem online. Sebenarnya pendidikan berlandaskan kemajuan teknologi ini baik, hanya saja melihat dari aspek tersedianya fasilitas terkait teknologi ini yang harus dipertimbangkan ulang. 

Misal, ambil contoh saja perubahan UNBK dari PBT menjadi CBT, disini tidak semua sekolah dapat mengikuti dengan baik, dikarenakan adanya ketertinggalan teknologi maupun ekonomi di wilayah mereka. Atau pernah sampai terdengar juga kasus seorang murid yang tewas akibat jatuh dari menara masjid demi mencari sinyal agar dapat mengikuti kelas online, dan banyak kasus kesulitan fasilitas lainnya,

Maka dari itu dapat disimpulkan sistem ini belum begitu terlihat hasilnya di Indonesia, mungkin memang ada perubahan, tapi incaran hasilnya masih belum signifikan dan masih lebih sedikit dari yang diharapkan. 

Pemerintah sebaiknya fokus dahulu dalam mengatasi masalah pemerataan fasilitas ini, jangan sampai daerah yang satu sangat maju dan daerah yang lain tertinggal di belakang, selain itu tenaga pendidik seperti guru harus mempunyai rasa tanggung jawab sebagai fasilitator yang mendukung suasana penciptaan kondisi belajar siswa tersebut. 

Caranya baik dengan pendekatan personal dengan menyesuaikan individual tiap siswa, dengan penggunaan metode yang tepat, maupun dengan media pembelajaran yang beragam, yang sekiranya efektif menjadikan pembelajaran tersebut menjadi sesuatu proses yang menarik dan tidak membosankan.

Nah yang paling penting, dari siswa sendiri perlu kesadaran dan ketegasan mental diri masing-masing, usahakan menikmati setiap proses pembelajaran yang nantinya akan mendorong munculnya perasaan senang, sehingga dapat membangun kecintaan pada belajar dan mewujudkan ketahanan belajar. Ketika ketiga komponen ini telah bekerja sama dan berjalan seiringan, maka tujuan pendidikan tersebut InsyaAllah akan tercapai secara maksimal.

Mari kita berusaha untuk mendukung program ini sebaik mungkin demi Indonesia yang lebih baik lagi! Semangat belajar semuanya, proses memang membutuhkan waktu, tapi nantinya hasil akan selalu worth it! Yakin deh –Jeon Jungkook.

Jangan lupa stay safe dan patuh pada protokol kesehatan untuk kebaikan bersama ya! ^^

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun