2. Siswa mempunyai kecepatan kemampuan memahami yang berbeda-beda.
Tidak semua siswa dapat memahami hari itu juga ketika guru menjelaskan, apalagi jika menyangkut sebuah konsep yang luas, maka akan membutuhkan lebih banyak waktu lagi.Â
Ketika siswa merasa tertekan oleh diberikannya waktu memahami materi yang singkat, maka ia akan pasrah, dan pada akhirnya, rumus menghapal sks lah yang digunakan. Lama kelamaan, siswa akan pasif dalam berfikir dan bernalar, dan akhirnya hanya bergantung pada mbah google tiap saat.
3. Ketidakmerataan infrastruktur.
Pembelajaran dalam konsep merdeka belajar ini dibasiskan dengan kemajuan teknologi, terlihat dari Kemendikbud yang semakin gencar meng-agendakan pembelajaran dengan sistem online. Sebenarnya pendidikan berlandaskan kemajuan teknologi ini baik, hanya saja melihat dari aspek tersedianya fasilitas terkait teknologi ini yang harus dipertimbangkan ulang.Â
Misal, ambil contoh saja perubahan UNBK dari PBT menjadi CBT, disini tidak semua sekolah dapat mengikuti dengan baik, dikarenakan adanya ketertinggalan teknologi maupun ekonomi di wilayah mereka. Atau pernah sampai terdengar juga kasus seorang murid yang tewas akibat jatuh dari menara masjid demi mencari sinyal agar dapat mengikuti kelas online, dan banyak kasus kesulitan fasilitas lainnya,
Maka dari itu dapat disimpulkan sistem ini belum begitu terlihat hasilnya di Indonesia, mungkin memang ada perubahan, tapi incaran hasilnya masih belum signifikan dan masih lebih sedikit dari yang diharapkan.Â
Pemerintah sebaiknya fokus dahulu dalam mengatasi masalah pemerataan fasilitas ini, jangan sampai daerah yang satu sangat maju dan daerah yang lain tertinggal di belakang, selain itu tenaga pendidik seperti guru harus mempunyai rasa tanggung jawab sebagai fasilitator yang mendukung suasana penciptaan kondisi belajar siswa tersebut.Â
Caranya baik dengan pendekatan personal dengan menyesuaikan individual tiap siswa, dengan penggunaan metode yang tepat, maupun dengan media pembelajaran yang beragam, yang sekiranya efektif menjadikan pembelajaran tersebut menjadi sesuatu proses yang menarik dan tidak membosankan.
Nah yang paling penting, dari siswa sendiri perlu kesadaran dan ketegasan mental diri masing-masing, usahakan menikmati setiap proses pembelajaran yang nantinya akan mendorong munculnya perasaan senang, sehingga dapat membangun kecintaan pada belajar dan mewujudkan ketahanan belajar. Ketika ketiga komponen ini telah bekerja sama dan berjalan seiringan, maka tujuan pendidikan tersebut InsyaAllah akan tercapai secara maksimal.
Mari kita berusaha untuk mendukung program ini sebaik mungkin demi Indonesia yang lebih baik lagi! Semangat belajar semuanya, proses memang membutuhkan waktu, tapi nantinya hasil akan selalu worth it! Yakin deh –Jeon Jungkook.