"HEY KALIAN ADA DI POHON YANG SALAH! POHONNYA BERJARAK 5 POHON LAGI DARI KALIAN. CEPAT BERLARI SEKARANG SEBELUM PENYIHIR ITU MENANGKAP KITA SEMUA!!!!" teriakan Felix.
Iris dan Ivy segera berlari kencang. Mereka hanya bisa berdiri mematung ketika sampai di pohon itu. Semua terlambat, penyihir itu sudah sampai terlebih dahulu dibandingkan mereka.Â
"Hahahaha.. sudah aku duga kalian mengincar ini? Berani apa kalian? Kalian tidak akan bisa membuat pohon ini mendengarkan kalian. KALIAN AKAN MENJADI TUMBALKU HAHAHAHAHA! AKHIRNYA PENANTIAN BERHARGAKU..." ucap penyihir.
Ivy berdoa dalam hati dan sangat memohon agar ucapannya terkabulkan. Dengan yakin sambil memejamkan matanya, ia sangat berharap masalah ini berakhir. tiba-tiba pohon itu mengeluarkan cahaya yang sangat terang, membuat mata mereka perih untuk melihatnya. Terdengar suara jeritan penyihir itu.
"TIDAKKK... TIDAK... TIDAK.... KALIAN BERTIGA SIALAN! KALIAN PANTAS MATI SAJA.. AAAAH SAKITT," rintihan penyihir itu.
Rupanya, permohonan Ivy dikabulkan pohon ajaib itu. Sang penyihir dimusnahkan dengan kekuatan dari pohon itu. Badannya dipecah lalu berubah menjadi abu hitam. Felix, Iris, dan Ivy terkejut. Mereka bertiga menangis bahagia dan berpelukan karena berhasil. Seketika, suasana suram itu berubah menjadi daerah yang dipenuhi bunga-bunga yang cantik. Tempat penjara 37 orang itu terbuka dan mereka semua menangis bahagia karena bisa bebas. Mereka bersyukur dan sangat berterima kasih kepada Ivy, Iris, dan Felix. Mereka semua seger meninggalkan tempat tersebut untuk kembali ke desa mereka.Â
Tiba-tiba Ivy kembali berlari ke pohon ajaib itu untuk memeluk dan menciumnya.
"Terima kasih pohon ajaib, kamulah penyelamat kita semua. Akan aku ingat selalu pertolonganmu. Aku akan kembali lagi kesini suatu saat untuk memberikanmu mineral dan makanan," ucap Ivy tersenyum.
Lalu, Ivy kembali bersama rombongan.
Ternyata, Bu Ema dan warga lainnya beramai-ramai mencari mereka bertiga dan betapa terkejutnya mereka ketika mereka melihat rombongan orang-orang yang hilang bersama Ivy, Iris, dan Felix. Bu Ema berlari memeluk anak kembar kesayangannya lalu bertemu Aron sambil menangis dan tidak menyangka hal tersebut terjadi. Bu Ema menceritakan kesedihannya selama ini dan memberikan kabar Josh sedang berada di desa luar.
"Akan aku ceritakan semuanya nanti adikku, kita tunggu suamimu pulang," ucap Aron.