"Tapi Iris, berarti tandanya kalau kita bertiga kesana dan kita tidak selamat, kita akan mati," lirih Ivy.
"Itu memang resiko terbesar. Namun, Felix melihat tidak jauh dari tempat penyihir itu terdapat pohon ajaib yang dapat mengabulkan permintaan. Permintaan itu hanya dapat dikabulkan dengan hati orang-orang yang jernih dan baik. Aku meminta bantuanmu, Ivy. Kamulah saudariku yang memiliki hati baik itu dan bisa menyelesaikan semuanya. Kita pergi ke pohon ajaib itu sekarang untuk menghindari gelap malam." ucap Iris.
Ivy mengiyakan hal tersebut lalu mengikuti Iris. Sepanjang jalan ia hanya berharap bahwa mereka semua akan selamat dan masalah ini segera terselesaikan.Â
"Maafkan aku ayah karena telah melanggar janjimu," ucapan Ivy dalam hati.
Mereka segera menemui Felix di bawah pohon rindang itu. Lalu, mereka segera memasuki kawasan itu dan bersembunyi. Felix telah memiliki rencana. Ia akan memancing penyihir jahat itu sedangkan Iris akan membawa Ivy ke pohon ajaib itu.Â
Iris dan Ivy berlari dengan kencang. Tiba-tiba, dari arah belakang terdapat suara wanita yeng memanggil mereka.
"Lihat siapa yang datang. Sebentar lagi, penantianku akan tiba hahahahahaha," ucap penyihir jahat itu.
Iris dan Ivy yang melihatnya semakin berani melawan penyihir itu, mereka tidak menghiraukan dan berlari lagi dengan kecepatan tinggi. Felix yang melihat kedatangan penyihir tersebut memancing sang penyihir untuk mengejarnya.
"Hey jelek, sebelum kamu mengambil mereka. Tangkaplah aku terlebih dahulu," kata Felix sambil berlari.
Penyihir jahat itu semakin senang karena terdapat 3 orang yang datang ke tempatnya. Itu berarti penantiannya selama ini akan segera tiba. Ia segera mengejar Felix dan hampir menangkapnya.
Di sisi lain, Iris yang membawa Ivy segera pergi ke pohon ajaib yang menjadi harapan mereka satu-satunya. Ketika Ivy menyampaikan permintaannya, tidak ada respon apapun dari pohon itu. Mereka panik. Ivy mencoba ulang permintaannya namun masih  tidak kunjung dikabulkan. Tak jauh dari mereka, terdengar suara Felix yang teriak ke arah mereka.