Seorang gadis tampak membawakan materi dengan percaya diri di atas panggung, tema pendidikan tentu saja membuatnya selalu bersemangat setiap kali diminta untuk menjadi bintang tamu, kali ini sebuah sekolah menengah atas di daerah Jakarta Timur memintanya memberikan sedikit motivasi untuk para siswa kelas dua belas khususnya dalam memilih jurusan serta universitas terbaik untuk mereka.
Galena Andira adalah salah seorang lulusan terbaik di Universitas Gadjah Mada tahun lalu, dirinya berhasil mendapat IPK 3.96 pada program studi Psikologi sehingga membuatnya merasa bangga akan perjuangan dan kerja kerasnya selama ini.
Gadis itu berniat untuk menyumbangkan beberapa buku yang dia miliki ke perpustakaan, selain untuk meningkatkan minat baca Galena berharap dengan buku yang diberikannya para siswa terlebih lagi kelas dua belas dapat menjadi acuan mereka saat memilih jurusan nantinya.
Setelah acara selesai, Galena memutuskan untuk langsung menyiapkan buku-buku yang sekiranya akan dia sumbangkan, mulai dari buku pendidikan hingga buku motivasi yang dahulu dia beli saat mencari jurusan yang sesuai dengan minatnya. Dia meletakkan beberapa buku motivasi yang ada di rak bukunya dalam sebuah kotak, gadis itu juga membuka kardus lamanya yang berisi buku pendidikan semasa SMA dahulu, dia yakin kalau buku-buku itu masih sangat bagus karena Galena sendiri adalah tipe yang merawat sesuatu dengan baik terlebih jika itu miliknya sendiri.
Benar saja, buku-buku sekolahnya dahulu masih bagus dan layak pakai, dia memilah beberapa kedalam kotak yang berisi buku motivasi tadi. Galena terdiam, sudut matanya berhenti pada sebuah buku berwarna merah muda yang masih teringat jelas cerita seperti apa di dalamnya. dia membuka halaman demi halaman perlahan, yang membuatnya hanyut dalam bayangan tentang isi cerita tersebut.
Beberapa tahun lalu, tepatnya saat dia kelas sebelas. Galena adalah anak yang terkenal ceria namun juga penuh misteri, dia tidak pernah berteman dekat dengan siapa pun untuk menceritakan kehidupan pribadinya, suatu hari Galena mengenal seseorang laki-laki yang memperlakukannya dengan sangat baik sampai membuat laki-laki ini menjadi cinta pertamanya. Fabian namanya, laki-laki itu memberinya kasih sayang yang tak bisa Galena dapatkan dari keluarganya, laki-laki yang memperlakukannya seperti dia merasa sangat berharga dan Fabian bangga bisa memiliknya, laki-laki ini juga memberikan hadiah yang sebelumnya tak pernah dia dapatkan.
"Kita putus!" Ujar Galena ditengah dinginnya malam kala itu, setelah mereka berdua quality time bersama mengelilingi kota Jakarta, gadis itu menatap dalam lawan bicaranya tanpa berpaling sekalipun, laki-laki yang sudah menjadi kekasihnya lebih dari setahun itu jelas terkejut karena dia rasa hubungan mereka baik-baik saja sejauh ini.
"Mengapa? Apa alasannya, Na? Salah aku apa?" Dengan cepat Galena menggeleng, suaranya lirih namun mencoba untuk terlihat tegar dihadapan laki-laki yang sangat disayanginya ini.
"Kamu tidak salah apa-apa, Aku hanya harus memutuskan hubungan kita" ini pertama kalinya Galena merasakan sesak yang amat mendalam dihatinya, saat dia tahu bahwa setelah ini tidak ada lagi perlakuan yang sama seperti Fabian memperlakukannya.
"Setidaknya beri tahu alasannya, Na?" Laki-laki masih mencoba bersikap lembut pada gadis didepannya ini, Galena menelan ludah kemudian menjawab, "Pilihannya cuma kamu" ujarnya singkat, jelas membuat Fabian tidak mengerti maksud gadis ini sama sekali.
"Apa selalu aku yang harus kamu singkirkan dalam kehidupan kamu? Apa aku tidak begitu berharga bagi kamu, Na?" Nada tinggi dari Fabian tidak membuat Galena goyah, sebaliknya dia pergi meninggalkan laki-laki itu sendirian setelah menghabiskan waktu menyenangkan sebelumnya.
Gadis itu menutup kembali buku yang menjadi cerita cinta pertamanya sampai pada hari dia memutuskan untuk usai, tanpa sadar air matanya bergulir membasahi pipi beberapa kali, dia memiliki alasan untuk semua keputusannya pada masa itu, bukan karena Fabian adalah hal yang mudah disingkirkan dikehidupannya, bukan. Tetapi karena hanya laki-laki itu yang dia miliki, yang membuatnya tidak memiliki pilihan lain saat dirinya juga harus memprioritaskan pendidikannya.
Sampai sekarang pun kalau ditanya tentang hal apa yang paling membahagiakan dalam hidup, tanpa pikir panjang Galena akan menjawab bahwa waktu yang dia habiskan bersama Fabian adalah kehidupannya yang paling indah, kehidupan yang tak akan dia dapatkan dari laki-laki mana pun.
Dibagian paling bawah lembaran tersebut dia menemukan sebuah tulisan tangan Fabian yang ditulisnya saat mereka duduk sebangku waktu itu "I love you in every universe"Â saat itu Galena menjadi salah tingkah ketika Fabian menulis kalimat tersebut, tetapi kini dia sadar bahwa tulisan itu salah karena "the universe never existed for us"Â yang artinya mungkin Fabian telah menemukan cinta lain yang lebih baik dari dirinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H