"Baiklah, kamu tahu tentang filosofi sepatu?"
"Sepertinya tidak"
"Begini, sama seperti sepatu yang diciptakan berbeda antara kanan dan kiri, begitupun pasangan. Dengan perbedaan sifat yang dimiliki satu sama lain bukan berarti kalian tidak cocok. Namun dengan ketidaksamaan, itulah yang membuat kita bisa saling melengkapi kekurangan masing-masing"
Aruni menyesap kopinya sambil memperhatikan cara bicara laki-laki didepannya dengan penuh konsentrasi, ia merasa bahwa apa yang diucapkan laki-laki ini masuk akal.
"Mungkin gak kalau kaki kanan dan kiri dapat jalan beriringan?"
"Tentu saja tidak"
"Nah itu dia. Meski keduanya tidak bisa berjalan beriringan, sepasang sepatu memiliki tujuan yang sama meskipun dengan pengertian yang berbeda"
"Apa kamu pernah suka sama seseorang?"
Tanya Aruni, dia penasaran karena sepertinya Mahesa sangat mengerti filosofi sepatu tentang cinta ini. Seperti sudah berpengalaman atau dia saja yang memang pandai bercerita bahkan sampai seakan-akan hanyut dalam pikirannya sendiri.
"Pernah, waktu SD tapi gak pacaran"
"Kenapa?"
"Karena aku cuma suka, bukan cinta" bagi Mahes cinta adalah ketika kamu tidak memiliki alasan untuk mencintai seseorang dan ingin terus mencintainya, sedang rasa suka timbul karena beberapa alasan yang membuat kamu menyukai orang tersebut.
"Oiya, ini udah sore gimana kalau saya antar pulang"