Konsep diri menurut Harlock adalah sebuah pandangan yang mengacu pada bagaimana individu mengenali, memahami, dan mengevaluasi dirinya dalam konteks hubungan sosial dan interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Dalam pandangan ini, konsep diri bukanlah sesuatu yang statis atau hanya tergantung pada faktor internal, tetapi dipengaruhi oleh interaksi yang terus menerus dengan orang lain dan bagaimana orang tersebut diinterpretasikan dalam masyarakat. Konsep diri ini dibentuk dan berkembang melalui proses yang melibatkan pengalaman sosial yang dialami individu sepanjang hidupnya.
Pengaruh Sosial dalam Pembentukan Konsep Diri
Harlock menekankan bahwa konsep diri terbentuk melalui interaksi sosial dengan orang lain. Menurutnya, pengalaman kita berinteraksi dengan keluarga, teman, kolega, dan orang-orang dalam masyarakat lebih dari sekadar pengaruh dalam cara kita memahami diri kita sendiri. Hal ini lebih mendalam karena melalui interaksi ini, individu sering kali mendapatkan penilaian, kritik, penguatan, atau bahkan ekspektasi dari orang lain yang memengaruhi bagaimana seseorang melihat dirinya.
Konsep diri yang terbentuk dalam interaksi sosial ini bisa menjadi sumber identitas, yang mencerminkan peran individu dalam masyarakat. Misalnya, seseorang mungkin mulai melihat dirinya sebagai pemimpin setelah mendapatkan pengakuan dalam kelompok, atau sebaliknya, ia bisa merasa tidak dihargai jika terus-menerus diremehkan. Pengaruh lingkungan sosial ini dapat memperkuat atau meruntuhkan rasa harga diri dan gambaran diri seseorang.
Konsep Diri yang Dinamis
Salah satu poin penting dalam konsep diri menurut Harlock adalah bahwa identitas diri itu bersifat dinamis dan terus berkembang. Ini berarti bahwa konsep diri tidak pernah tetap atau kaku, melainkan bisa berubah seiring waktu. Perubahan ini bisa terjadi karena pengalaman hidup yang berbeda, perubahan dalam hubungan sosial, atau bahkan karena perubahan peran sosial yang dijalani individu dalam berbagai tahap kehidupan. Sebagai contoh, seorang remaja mungkin memiliki konsep diri yang sangat dipengaruhi oleh bagaimana ia dipandang oleh teman-temannya, sementara seorang dewasa yang lebih mapan mungkin lebih fokus pada peran-profesionalnya dan pencapaian pribadi.
Konsep diri juga berkembang seiring dengan peran sosial yang dijalani individu. Seiring bertambahnya usia, seseorang akan memainkan berbagai peran dalam kehidupan, seperti sebagai anak, teman, pasangan, atau pekerja. Setiap peran ini dapat memengaruhi dan memperkaya pandangan seseorang tentang dirinya, yang menciptakan gambaran diri yang lebih kompleks dan berlapis.
Konsep Diri dan Evaluasi Sosial
Selain interaksi dengan orang lain, konsep diri juga terbentuk melalui cara individu mengevaluasi dirinya berdasarkan standar sosial yang ada. Harlock menganggap bahwa individu tidak hanya melihat dirinya dari perspektif pribadi, tetapi juga melalui lensa norma sosial yang ada di masyarakat. Apa yang dianggap sebagai "baik" atau "buruk," "berhasil" atau "gagal," sering kali dipengaruhi oleh norma-norma sosial ini.
Contohnya, seseorang mungkin merasa dirinya tidak cukup baik jika ia tidak memenuhi ekspektasi sosial tertentu, seperti berhasil secara finansial atau memiliki hubungan keluarga yang harmonis. Terkadang, penilaian sosial ini bisa menyebabkan individu merasa rendah diri atau tidak cukup berharga, sementara dalam konteks lain, jika masyarakat memberikan pengakuan atau apresiasi, ini bisa meningkatkan rasa percaya diri dan konsep diri seseorang.
Konsep Diri dalam Perubahan Sosial
Konsep diri juga dipengaruhi oleh perubahan sosial, seperti teknologi, nilai, atau struktur sosial. Perkembangan media sosial memungkinkan individu membentuk dan mengekspresikan identitas, namun juga dapat menimbulkan kecemasan sosial akibat perbandingan dengan orang lain. Harlock berpendapat bahwa individu harus menyeimbangkan pemahaman diri yang terbentuk dari pengalaman sosial dengan nilai-nilai internal yang dipegang, serta mampu beradaptasi dengan perubahan sosial dan norma-norma baru.
METODE OBSERVASI
Metode observasi dalam penelitian kali ini menggunakan Teknik wawancara pada salah satu siswi SMAS Keluarga Widuri, yang berinisial FS. Penelitian ini mewawancara secara langsung dengan FS untuk mendapatkan informasi lebih dalam tentang konsep diri dan pengaruh lingkungan sekitarnya.
HASIL OBSERVASI