Mohon tunggu...
Najla Durrotulhikmah
Najla Durrotulhikmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Mahasiswa 2023

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Strategi Politik Branding Prabowo Subianto melalui Media Tradisional dan Media Digital dalam Pemilu 2024

27 Desember 2024   02:05 Diperbarui: 27 Desember 2024   03:04 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

STRATEGI POLITIK BRANDING PRABOWO SUBIANTO MELALUI MEDIA TRADISIONAL DAN MEDIA DIGITAL DALAM PEMILU 2024
            Komunikasi politik menjadi peran utama dalam dalam mengatur strategi politik, yang dimana untuk membangun dan mempertahankan demokrasi yang modern, terutama di Indonesia yang seringkali terdapat kompleksitas dinamika politik. Strategi politik sendiri berarti sebuah rencana, ide atau siasat untuk memenangkan persaingan dalam konteks politik. Karenandalam penyampaian terdapat  pesan dalam komunikasi politik yang tidak hanya melibatkan bahasa verbal, tetapi juga simbol, isyarat, dan strategi lain agar relevan dalam memengaruhi opini publik untuk menentukan kedudukan seseorang di puncak struktur kekuasaan dalam sistem politik. Maka dari itu, pemilu 2024 menjadi ajang persaingan efektivitas strategi politik untuk menentukan arah kepemimpinan Indonesia seperti ketidakstabilan ekonomi, perubahan iklim, dan geopolitik, serta tantangan domestik seperti ketimpangan sosial, pembangunan keberlanjutan, dan tata kelola pemerintahan yang baik.

            Melalui penelitian Jamil 'Personal Branding Puan Maharani Pada Akun Instagram @Puammaharini Menuju Pemilihan Presiden 2024', menurutnya untuk menghadapi tantangan politik tahun 2024, seperti partai politik maupun politisi akan berfokus kepada pembangunan citra diri secara personal untuk meraih kesuksesan kampanye. Strategi intuk mencapainya yaitu branding politik yang di mana para kandidat harus membangun citra positif, memiliki ciri khas yang membedakan dari pesaing dan mendapatkan kepercayaan serta dukungan masyarakat. Sejalan dengan itu Sumaryono dalam jurnalnya 'Strategi Personal Branding dalam Pemenangan Pemilu Legislatif (Studi Kasus Ir.Ridwan Bae di Sulawesi Tenggara) menyatakan untuk menjadi calon pemimpin yang dapat  meningkatkan peluang memenangkan suara perlunya karakter, ketenaran, dan penampilan yang dapat di terima. 

            Membahas pemilu 2024, maka calon yang menarik untuk dianalisi yaitu Prabowo Subianto. Seorang politisi berpengalaman yang kembali mencalonkan dirinya sebagai presiden dapat dikatakan pemilu 2024 sebagai tahun ke 4 ia mencalonkan diri. Melalui rekam jejaknya yang panjang dalam konteks politik ia memperbarui citranya dalam mempertahankan relevansinya agar tetap menarik bagi masyarakat. Maka dari itu, di masa sekarang keberhasilan kandidat akan bergantung sebagaimana kemampuannya dalam menyampaikan visi secara efektif, autentik, dan strategis.

            Strategi branding politik yang digunakan Prabowo menjadi perhatian publik, mengingat dinamika persaingan politik yang kompleks dan beragam. Dapat di lihat melalui berbagai elemen, mulai dari narasi yang emosional, penggunaan media sosial yang efektif hingga pendekatan langsung ke masyarakat. Di Indonesia sendiri, branding politik bukan saja cara untuk memperkenalkan kandidat kepada pemilih, namun menjadi sarana dalam membangun kepercayaan, menyalurkan visi misi serta menciptakan hubungan emosional dengan masyarakat, terutama di tahun pemilu 2024 yang di dominasi oleh pemilih pemula.

            Maka dari itu, dalam mengeksplorasi strategi branding politik Prabowo dalam pemilu 2024. Fokus pembahasannya akan meliputi bagaimana Prabowo menggunakan media tradisional dan media digital untuk menciptakan citra positif, narasi yang dibangun untuk menarik simpati pemilih, serta upaya untuk tetap relevansi di tengah perubahan lanskap politik yang terus kompetitif. Dengan memahami strategi ini, dapat di amati bagaimana komunikasi politik menjadi peran vital dalam mengarahkan demokrasi dan masa depan kepemimpinan Indonesia.

            Dalam konteks strategi branding politik Prabowo, media tradisional seperti televisi, radio, surat kabar, dan baliho ternyata tetap memiliki peran signifikan dalam komunikasi politik di Indonesia. Karena media ini dapat menjangkau audiens yang belum sepenuhnya terintegrasi dunia digital, seperti masyarakat pedesaan atau usia lanjut. Seperti surat kabar yang dapat memperkenalkan Prabowo sebagai sosok yang tegas dan berpengalaman. Lalu stasiun televisi yang memberikan panggung untuk Prabowo sebagai tempat menyalurkan visi serta programnya. Dan juga baliho besar yang menampilkan slogan kampanye untuk menciptakan kesan mendalam bagi masyarakat.

            Hal ini dapat divalidasi melalui pemberitaan Prabowo di TribunJabar pada 13 November 2023 yang menyoroti pengalamannya dan ketegasan yang dimiliki sebagai pemimpin yang ideal di Indonesia. Dalam berita itu menampilkan hasil survei yang menunjukkan pasangan Prabowo-Gibran mendapatkan 53,9% responden dalam menilai mereka sebagai pasangan pemimpin yang berpengalaman dan tegas dalam bidang politik dan pemerintahan. Sebagaimana diungkapkan oleh Burhanudin Muhtadi, pendiri Indikator Politik Indonesia "berpengalaman dalam pemerintahan, Pak Prabowo lebih tinggi dan dia juga  menunjukkan ketegasan yang sangat dibutuhkan dalam kepemimpinan". Hal ini dapat dinilai bahwa Prabowo menunjukkan keunggulan dalam kriteria tersebut dibandingkan pesaingnya dalam kontestasi politik ini.

Source: https://jabar.tribunnews.com/2023/11/13/berpengalaman-dan-tegas-prabowo-dinilai-miliki-kriteria-untuk-memimpin-indonesia

            Selanjutnya, iklan kampanye yang muncul di TV mempromosikan visi dan misi Prabowo dan Gibran tepatnya di TV One. Iklan berdurasi 30 detik ini menampilkan adegan anak-anak dan keluarga yang tampak menikmati makanan bergizi, dengan pesan-pesan seperti “susu bikin kuat,” “makan siang bernutrisi,” “gizi anak terpenuhi,” dan “anak sehat ibu bahagia.” Narator dalam iklan tersebut mengajak pemirsa dengan mengatakan, “Program makan siang dan susu gratis untuk anak Indonesia bersama Prabowo-Gibran: Generasi Sehat untuk Indonesia Maju.”

            Namun meskipun iklan ini menyampaikan pesan positif, iklan ini menimbulkan kontroversi. Pada 22 November 2023, BAWASLU Republik Indonesia mengeluarkan teguran terkait iklan tersebut. Dalam media Kompas.com BAWASLU menyatakan iklan tersebut tidak sesuai ketentuan hukum, karena muncul sebelum dimulainya masa kampanye. Seperti yang di atur dalam Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu. Dalam undang-undang tersebut, visi dan misi calon presiden serta wakil presiden termasuk dalam kategori kampanye, yang harus dijalankan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, meskipun iklan tersebut merupakan strategi yang baik dalam memperkenalkan program-program calon, ia tetap harus tunduk pada peraturan yang berlaku.

Source: https://regional.kompas.com/read/2023/11/22/180659078/muncul-iklan-visi-misi-prabowo-di-tv-gibran-monggo-kalau-ada-kesalahan-kami

            Terakhir peran baliho dalam media tradisional yang menampilkan kampanye berisi tulisan yang cukup provokatif: "Diremehin, Dihujat, Difitnah, Disenyumin Aja", dengan gambar pasangan Prabowo-Gibran yang terpasang di berbagai ruas jalanan Jakarta menjadi sorotan publik. Bukan hanya di Jakarta, baliho serupa juga tersebar di daerah-daerah penyangga ibu kota, seperti Depok, Bekasi, Bogor, Tangerang, dan Tangerang Selatan. Menurut Anggawira yang merupakan seorang anggota tim pemenangan, dalam keterangan yang dilansir oleh detik.com pada 24 November 2023 "Ya, ini salah satu konsep dan komitmen bersama. Kita sering diserang, difitnah, sesuai arahan pak Prabowo -Gibran kita senyumin aja dan tetap tenang bekerja untuk hadirkan program terbaik untuk masyarakat". Dapat dinilai strategi pemasangan baliho ini menunjukkan pendekatan yang berbeda dalam kampanye, yaitu berfokus pada citra diri agar tidak mudah terpengaruh oleh kritik atau serangan dari lawan. Pendekatan seperti ini, mencerminkan konsistensi untuk menjaga citra positif di tengah persaingan politik yang ketat.

Source: https://news.detik.com/pemilu/d-7053867/baliho-disenyumin-aja-prabowo-gibran-tersebar-di-jabodetabek

            Walaupun disebut media tradisional, perannya tetap relevan dan efektif dalam strategi komunikasi politik khususnya dalam menjangkau kelompok masyarakat yang kurang terhubung dengan media digital atau sebagai alat untuk mendapatkan simpati pemilih. meskipun demikian dalam membangun kedekatan emosional dan memperkuat citra positif, pentingnya bagi masyarakat agar tetap kritis terhadap berbagai bentuk media kampanye. Pesan-pesan yang di salurkan pada media tradisional pun harus tetap diinterpretasikan dengan hati-hati agar tidak terjebak dalam narasi yang memanipulasi opini publik. Agar tetap terjaga integritas demokrasi dan memberikan solusi konkret untuk kebutuhan masyarakat.

            Bukan hanya media tradisional saja, karena terdapat penetrasi internet yang semakin luas, media digital pun menjadi saluran penting dalam komunikasi politik bagi masyarakat. Pemanfaatan platform seperti Tiktok, Instagram, X (Twitter) dalam menciptakan pendekatan emosional dengan audiensnya. Dalam konteks Prabowo, melalui media sosial ia menyebarkan vidio kampanye yang menarik, informatif dan seringkali menggugah emosi. Seperti penggunaan algoritma untuk menargetkan iklan agar tepat sasaran kepada kelompok demografis tertentu seperti pemilih pemula dan kelas menengah serta respon cepat terhadap tren atau isu-isu tertentu menjadi strategi digital yang efektif.

            Dalam penggunaan media digital, Prabowo menggunakan platform Tiktok sebagai strategi branding politik dalam pemilu 2024. Sebagai contoh, pada 11 November 2023 akun tiktok milik Chand Kelvin membagikan video Prabowo yang berjoget dengan narasi "emang boleh se gemoy ini." Hal ini sejalan dengan penelitian Rachman dalam 'Pengaruh Identifikasi Diri dalam Personal Branding Prabowo Subianto di PEMILU 2024 melalui TikTok terhadap Keputusan Pemilih Pemula Universitas Djuanda' ia mengungkapkan salah satu ciri khas Prabowo yang mencuri perhatian publik adalah julukan "gemoy," yang dimana julukan ini menjadi populer di kalangan generasi muda, terutama pengguna media sosial seperti Tiktok, Instagram, dan X (Twitter). Menurut Fahlevi dalam jurnal Boeky berjudul 'Capres 'Gemoy': a Personal Branding Analisis on Prabowo Subianto for the ,2024 Presidential Election", istilah “gemoy” sering digunakan untuk menggambarkan rasa kagum atau ketertarikan terhadap sesuatu atau seseorang yang dianggap menggemaskan atau menarik perhatian.

Source: https://vt.tiktok.com/ZS6MpgjmP/

            Penampilan publik Prabowo tersebut mendukung citra yang di anggap menggemaskan oleh pendukungnya. Strategi ini terbukti efektif, terutama pada pemilu 2024 banyak generasi muda termasuk Gen Z atau pemilih pemula yang ikut berpartisipasi. Dengan membangun citra yang relevan dan relatable melalui media digital, Prabowo berhasil menarik perhatian segmen pemilih pemula yang seringkali mengonsumsi konten berbasis hiburan di media sosial. Dapat di pastikan dalam postingan yang di unggah oleh akun @terlalujujur dalam platform X pada 10 Februari 2024 voting intention menunjukkan poling Prabowo-Gibran naik menjadi 53% setelah terdapat tren "gemoy."

Source: https://x.com/terlalujujurr/status/1756319532724134370?t=1VwdMm5SnfW8CaAg4uRGhw&s=08

            Dapat diamati bahwa penggunaan media digital juga memberikan keuntungan seperti jangkauan yang luas dan vitalitas, hal ini memungkinkan pesan politik yang disampaikan tersebar dengan cepat. Melalui pendekatan ini Prabowo tidak hanya mendapatkan popularitas tetapi juga menciptakan kedekatan emosional dengan pemilih muda karena Prabowo bukan hanya sosok yang serius, dalam dirinya juga terdapat sosok yang humoris serta ramah. Dalam konteks politik, strategi ini menyatakan bahwa adaptasi yang cerdas terhadap perubahan tren komunikasi menjadi elemen kunci pada digitalisasi yang membangun hubungan dengan masyarakat terutama generasi muda.

            Dalam pemilu 2024 ini strategi branding politik yang menggunakan media tradisional dan digital memang memiliki peran penting dalam membentuk citra politik seorang kandidat. Namun, meskipun hal tersebut memberikan manfaat yang signifikan tantangan besar tetap ada, salah satunya polarisasi politik. Yang di mana ketergantungan masyarakat terhadap media sosial seringkali mengakibatkan penyebaran disinformasi dan narasi negatif yang berdampak negatif yaitu membuat kericuhan sehingga memecah belah beberapa pihak. Dapat ditanggapi, Prabowo Subianto dan tim kampanyenya mengambil tindakan seperti komunikasi politik yang inklusif, seperti merangkul berbagai lapisan masyarakat serta merancang narasi yang emosional namun tetap tenang dalam menghadapi persaingan.

           Fenomena dari strategi branding Prabowo ini dapat dikaitkan dengan teori komunikasi yaitu Uses and Gratifications menjelaskan bagaimana masyarakat aktif memilih konten politik yang sesuai dengan preferensi mereka. Dalam konteks ini, tim Prabowo memanfaatkan pemahaman tersebut untuk menciptakan konten yang relevan dan menarik bagi audiens. Mereka menggunakan berbagai platform media, baik tradisional maupun digital, untuk menyebarkan pesan-pesan yang resonan dengan kebutuhan, sesuai zaman dan harapan masyarakat. Misalnya, memposting visi misi dengan iklan AI atau cara yang unik, menggunakan sebutan seperti “gemoy” di dunia maya, atau membuat vidio yang mencerminkan kedekatannya dengan masyarakat, melalui hal itu tim Prabowo berhasil menarik perhatian generasi muda yang lebih aktif di media sosial.

          Pendekatan seperti mengintegrasikan media tradisional dan media digital secara harmonis ini, menunjukkan kemampuan Prabowo dalam beradaptasi dengan perubahan zaman, memahami kebutuhan komunikasi yang beragam serta memanfaatkan potensi setiap media untuk mencapai tujuannya. Strategi ini tidak hanya sebagai alat kampanye melainkan ketegasan dalam komunikasi politik yang baik tidak hanya bergantung pada pencapaian elektabilitas, melainkan upaya dalam membangun fondasi demokrasi yang inklusif dan keberlanjutan. Hal ini dapat menjadi pembelajaran dalam kontestasi politik, agar tidak hanya berfokus pada pesan yang disampaikan, tetapi juga cara penyampaiannya setra relevansi dengan kebutuhan masyarakat modern tanpa melupakan nilai-nilai dasar kebangsaan.

Nama: Najla Durrotulhikmah

Mahasiswa Semester 3 Jurusan Ilmu Komunikasi di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun