Mohon tunggu...
Najlaa Salsabila
Najlaa Salsabila Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa Vokasi IPB University

Selamat MembacašŸ¤

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Alasan Penduduk Lansia Masih Aktif Bekerja

24 Maret 2021   12:00 Diperbarui: 24 Maret 2021   12:02 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hingga saat ini, masih banyak penduduk lansia yang aktif bekerja. Hal tersebut bukanlah menjadi isu terbaru melainkan isu yang telah terjadi dari tahun ke tahun. Para lansia tersebut tentunya memiliki alasan yang mengharuskan mereka untuk bekerja, walaupun dengan kondisi tubuh yang sudah tidak fit seperti waktu muda dahulu.Ā 

Penduduk lansia yang masih bekerja, tentunya harus memilih pekerjaan yang sesuai dengan kondisi fisik dan kemampuan yang mereka miliki. Hal ini agar para lansia tetap sehat saat menjalankan pekerjaannya.Ā 

Apabila mereka memilih pekerjaan yang tidak sesuai dengan kemampuannya atau ngelebihin kemampuan yang mereka miliki, maka dikhawatirkan mereka akan mudah jatuh sakit dan dapat membahayakan kesehatan mereka.

Pada tahun 2015, pemerintah memiliki target kerja yang bernama SDGs. SDGs memiliki 17 tujuan, salah satunya menjamin kehidupan yang sehat serta mendorong kesejahteraan bagi seluruh orang di segala usia.Ā 

Tujuan tersebut sesuai dengan isu yang sedang terjadi saat ini, dimana masih banyak orang belum mengenal arti ā€œsejahteraā€ dalam hidupnya dan diharapkan agar tujuan ini tercapai, sehingga setiap orang pada kalangan di mana pun atau usia berapa pun dapat merasakan kesejahteraan tersebut.

SDGs (Sustainable Development Goals) merupakan sebuah program pembangunan berkelanjutan yang telah ditetapkan oleh PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) dimana di dalamnya terdapat 17 tujuan dengan 169 target yang terukur. SDGs atau Tujuan Ā Pembangunan Berkelanjutan (TPB) berlaku selama 15 tahun, yaitu dari 2015-2030.Ā 

Sebelum adanya program SDGs, MDGs (Millennium Development Goals) Ā telah berlangsung dari 2000-2015, program-program pada SDGs merupakan program yang dikembangkan dari MDGs.Ā 

Tentunya terdapat perbedaan antara MDGs dan SDGs, pada SDGs menerapkan prinsip ā€œtidak ada seseorang pun yang tertinggalā€. SDGs juga menerapkan prinsip yang menekankan kesetaraan antar negara, hal ini berlaku secara universal pada negara anggota PBB baik negara maju, negara berkembang, maupun negara miskin.

Kehidupan sehat dan sejahtera merupakan salah satu isu yang menjadi perhatian utama dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) . Kehidupan sehat dan sejahtera menjadi tujuan ke-3 SDGs.Ā 

Tujuan SDGs ini menggalakan agar menerapkan gaya hidup sehat dan mendukung kesejahteraan untuk semua usia, dari bayi, anak-anak, remaja, dewasa, hingga lansia. Dengan hidup yang sehat dan sejahtera dipastikan masyarakat akan makmur, dan memberikan dampak positif pada tujuan-tujuan SDGs lainnya.

Di Indonesia, terdapat kalangan yang dapat dikatakan masih belum mencapai kehidupan yang sehat dan sejahtera, kalangan tersebut yaitu lansia. Menurut UU No. 13 Tahun 1998, lansia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas.Ā 

Seperti yang kita ketahui, di umur 60 tahun ke atas, kondisi fisik dan psikis seseorang akan terus turun menurun, namun di usia tersebut masih banyak para lansia yang aktif bekerja.Ā 

Menurut data Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), dari 2,6 juta lansia laki-laki yang berusia 60-64 tahun, 81 persen di antaranya berstatus bekerja, bahkan untuk lansia yang sudah berusia 65 tahun ke atas masih banyak yang bekerja, yaitu sebesar 57 persen dari 3,8 juta lansia usia tersebut.Ā 

Data SAKERNAS juga memperlihatkan bahwa sekitar 45 persen lansia perempuan usia 60-64 tahun masih bekerja. Ā Oleh karena itu, hal ini menjadi perhatian bagi pemerintah dan masyarakat apabila ingin mencapai tujuan dari SDGs.

Ati, Jami, dan Ina merupakan para lansia yang hingga kini masih aktif bekerja. Mereka rata-rata berumur 60-67 tahun. Pekerjaan yang mereka lakukan tiap harinya yaitu menjadi tukang sapu di salah satu perumahan di Kecamatan Tapos, Kota Depok. Ati, Jami, dan Ina menjalankan pekerjaan ini sudah bertahun-tahun lamanya.Ā 

Faktor perekonomian yang kurang sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari yang besar menjadi alasan Ā ketiga lansia ini harus bekerja.Ā 

Tiap bulannya para lansia tersebut mendapatkan bantuan dari pemerintah sesuai dengan tempat tinggal masing-masing. Jenis bantuan yang diberikan tersebut dapat berupa uang senilai Rp 300.000, beras 10 kg, dan beras 5 Kg.Ā 

Namun para lansia mengeluhkan terkadang bantuan tersebut tidak turun atau mengalami keterlambatan. Dengan bantuan yang telah diberikan oleh pemerintah, tidak menutup kebutuhan ekonomi para lansia tersebut.

Dengan kondisi yang telah berumur, tentunya Ati, Jami, dan Ina memiliki harapan yang besar pada pemerintah. Pemerintah diharapkan agar lebih memerhatikan rakyat-rakyat kurang mampu, seperti di jalanan, di perkampungan yang masih banyak membutuhkan bantuan dari pemerintah.Ā 

Untuk meningkatkan kehidupan sehat dan sejahtera yang harusnya dirasakan oleh semua kalangan khususnya bagi rakyat yang kurang mampu, Ati, Jami, dan Ina mengharapkan agar pemerintah dapat memperhatikan kesehatan rakyat kurang mampu. Seperti yang kita tahu, orang yang kurang mampu untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari saja sudah bersyukur walaupun makanan tersebut belum terjamin kesehatannya.

Tingginya angka pekerja lansia menjadi perhatian utama untuk pemerintah dan masyarakat. Hal ini menyangkut dengan kondisi fisik dan psikis para lansia yang sudah tidak sebaik dahulu.Ā 

Dengan adanya tujuan SDGs ke-3, diharapkan dapat memberikan kehidupan yang sehat dan sejahtera untuk semua kalangan khususnya lansia. Untuk solusi dari isu ini, diharapkan pemerintah dan masyarakat dapat lebih peduli kepada para lansia dengan cara memberi bantuan, memberikan pekerjaan yang lebih layak, dan memberikan fasilitas pengobatan kepada mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun