Dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi merupakan jembatan penting untuk membangun hubungan yang baik dan meningkatkan pemahaman antarindividu. Islam, sebagai agama yang lengkap, memberikan panduan mengenai tata cara berbicara dan mendengar yang baik, yang dikenal sebagai adab berbicara dan mendengar. Adab ini tidak hanya bertujuan menjaga etika dalam interaksi, tetapi juga sebagai manifestasi akhlak mulia yang mencerminkan iman dan ketakwaan.
  A. Pengertian Adab Berbicara dan Mendengar
Adab berbicara dan mendengar merupakan prinsip penting dalam komunikasi sehari-hari. Berbicara dengan adab berarti menggunakan kata-kata yang baik, berbicara lembut, dan menghindari ucapan berlebihan.Â
Adab mendengar, di sisi lain, meliputi memberikan perhatian penuh, tidak menyela, dan menunjukkan rasa hormat. Keduanya berperan penting dalam menciptakan komunikasi efektif, harmonis, dan penuh penghargaan. Selain itu, adab ini juga mencerminkan karakter yang baik dalam interaksi sosial (Hassan, 2020).
  B. Landasan Adab dalam Berbicara dan Mendengar
Dalam Islam, adab berbicara dan mendengar menjadi fondasi etika komunikasi. Berbicara dengan lembut serta sopan menunjukkan penghormatan terhadap orang lain, sementara mendengar dengan penuh perhatian tanpa menyela membantu menciptakan suasana dialog yang konstruktif. Kedua prinsip ini mendukung pembentukan hubungan harmonis dan memperkuat ikatan sosial antarindividu (Aswan, 2017).
  C. Manfaat Adab Berbicara dan Mendengar
Menerapkan adab dalam berbicara dan mendengar dapat memberikan manfaat penting dalam interaksi sosial.
1. Meningkatkan Hubungan Sosial
Berbicara dengan sopan dan mendengarkan dengan penuh perhatian menciptakan suasana saling menghargai yang memperkuat ikatan antarindividu serta meningkatkan rasa percaya dan kedekatan.
2. Menciptakan Komunikasi yang Harmonis
 Berbicara dengan lembut dan mendengarkan dengan baik membantu mengurangi konflik dan kesalahpahaman, menciptakan diskusi yang lebih konstruktif dan saling menghargai.
3. Menjaga Kehormatan Diri dan Orang Lain
 Memilih kata-kata yang baik dan menghargai pendapat orang lain menunjukkan karakter positif dan meningkatkan citra diri di hadapan orang lain (Rasyid, 2020).
  D. Prinsip-Prinsip Adab Berbicara dalam Islam
Islam menekankan pentingnya menjaga adab dalam berbicara agar komunikasi membawa manfaat dan mencerminkan akhlak mulia. Beberapa prinsip utamanya:
1. Berbicara dengan Lembut
 Berbicara dengan sopan dianjurkan untuk menciptakan suasana nyaman dan menghargai orang lain (Sachedina, 2022, hlm. 121).
 Â
2. Menghindari Pembicaraan yang Tidak Perlu
 Berbicara secukupnya agar tetap fokus dan efektif, serta terhindar dari percakapan yang kurang bermakna (Sachedina, 2022, hlm. 183).
3. Menjauhi Ghibah
 Menggunjing dilarang dalam Islam karena dapat merusak hubungan sosial dan menggambarkan tindakan yang tidak etis (Sachedina, 2022, hlm. 8).
4. Menggunakan Kata-Kata Membangun
 Islam mendorong penggunaan kata-kata positif untuk interaksi produktif dan saling mendukung (Sachedina, 2022, hlm. 18).
  E. Prinsip-Prinsip Adab dalam Mendengar
Etika mendengarkan mencerminkan rasa hormat terhadap lawan bicara. Dalam adab Islam, terdapat prinsip-prinsip utama seperti:
1. Perhatian Penuh
Menunjukkan penghargaan atas pendapat dan perasaan pembicara melalui perhatian penuh.
2. Tidak Menyela
Menghargai pembicara dengan tidak menyela, yang menciptakan suasana dialog lebih baik.
3. Menunjukkan Rasa Hormat
Sikap menghormati juga bisa ditunjukkan melalui bahasa tubuh, seperti anggukan dan kontak mata.
Prinsip-prinsip ini meningkatkan efektivitas komunikasi dan memperkuat hubungan interpersonal. Dalam The Art of Listening, Erich Fromm menyatakan bahwa perhatian penuh adalah langkah awal dalam memahami orang lain dan membangun hubungan yang baik (Fromm, 2016, hlm. 45).
F. Dampak Buruk Jika Tidak Menjaga Adab Berbicara dan Mendengar
Kurangnya adab dalam berbicara dan mendengar dapat menimbulkan dampak negatif yang signifikan pada hubungan sosial dan kualitas interaksi. Berikut adalah beberapa dampak yang dapat muncul:
1. Konflik
  Ketidaksopanan dalam berbicara atau kurangnya kesabaran dalam mendengarkan sering menjadi sumber konflik. Menurut studi Rahayu (2020) dalam Jurnal Komunikasi Interpersonal, ketidakmampuan mendengarkan dengan baik dapat menyebabkan ketidaksepakatan yang berkepanjangan, karena lawan bicara merasa tidak dihargai (hlm. 34). Situasi ini menciptakan suasana komunikasi yang tidak kondusif, yang mengarah pada ketegangan antarindividu.
2. Kesalahpahaman
  Kurang mendengarkan secara efektif dan berbicara tanpa pemikiran matang sering kali memicu kesalahpahaman. Ketika komunikasi tidak dilakukan secara jelas, pesan yang disampaikan rentan disalahartikan. Penelitian oleh Lestari (2021) di Jurnal Psikologi Sosial, menyebutkan bahwa kesalahpahaman terjadi ketika individu gagal memahami konteks pembicaraan dengan benar, sehingga mengurangi efektivitas komunikasi (hlm. 112).
3. Rusaknya Hubungan Sosial
  Dalam jangka panjang, perilaku yang tidak menghargai adab berbicara dan mendengar dapat mengganggu hubungan sosial. Sikap tidak sopan dalam berkomunikasi menyebabkan orang lain merasa tidak nyaman dan akhirnya enggan berinteraksi, yang berdampak pada menurunnya kualitas hubungan
. Nurhayati (2019) dalam Jurnal Sosiologi dan Etika, menekankan pentingnya adab mendengarkan dalam mempertahankan hubungan harmonis, dan kurangnya kesadaran akan adab ini berpotensi merusak ikatan sosial yang telah terjalin (hlm. 59).
Adab berbicara dan mendengar dalam Islam menekankan pentingnya menjaga etika dan keharmonisan dalam berkomunikasi. Prinsip-prinsip ini bertujuan menciptakan hubungan sosial yang positif, memperkuat ikatan antarindividu, dan mencerminkan nilai-nilai etis Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H