Mohon tunggu...
Naj Inay
Naj Inay Mohon Tunggu... -

radikalis karbitan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tarian

9 November 2010   15:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:44 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rancak benar jantung berdetak

Mengingat elan-mu menebar dalam proposisi

Yang aku tapaki, kau pasti tahu

Aku tinggalkan jejak

Untuk kau kuaki atau muaki

Kita berbincang tanpa sub-konjungsi

Terus saja kronologi menghiasi

Tidakkah ini anomali

Saat kutanya dari mana daya menerpa

Darah mengalir rapat debitnya

Pembuluh menegas

Nadi mengeras

Dan memompa si jantung menderu

Tidak wajahmu yang kusimak

Tidak namamu yang kudekap

Melainkan kata-mu yang memburu

Menukik tajam kaku

Lalu menyelam dalam

Kemudian melonjak ke udara

Ringan melayang.

Riang!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun