Rancak benar jantung berdetak
Mengingat elan-mu menebar dalam proposisi
Yang aku tapaki, kau pasti tahu
Aku tinggalkan jejak
Untuk kau kuaki atau muaki
Kita berbincang tanpa sub-konjungsi
Terus saja kronologi menghiasi
Tidakkah ini anomali
Saat kutanya dari mana daya menerpa
Darah mengalir rapat debitnya
Pembuluh menegas
Nadi mengeras
Dan memompa si jantung menderu
Tidak wajahmu yang kusimak
Tidak namamu yang kudekap
Melainkan kata-mu yang memburu
Menukik tajam kaku
Lalu menyelam dalam
Kemudian melonjak ke udara
Ringan melayang.
Riang!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H