Tapi tampaknya kali ini saya lebih beruntung. Perasaan saya tidak selemas tahun kemarin. Saya tidak perlu pakai kateter, dan mendapat ruangan kelas 2 yang isinya hanya untuk dua orang. Saya satu ruangan dengan seorang ibu yang baru melahirkan, sebut saja ibu A. Ibu ini sebenarnya melahirkan di rumah, tapi dibawa ke rumah sakit karena mengalami pendarahan dan harus dikuret.
Datanglah suami istri untuk menjenguk ibu A. Si istri mengobrol dengan ibu A tentang persalinannya. Sampai si istri melihat saya dan menanyakan ada apa kepada ibu saya. Diceritakanlah bahwa saya mengalami haid yang tidak normal itu.
"Ini seperti anak saya," katanya. Dari kecerewetannya menanyakan ke dokter waktu anaknya sakit, diketahuilah bahwa ada makanan yang pantang dimakan yang kemudian diberitahu ke saya. Yaitu ceker dan sayap ayam, telur, mi instan, dan macam-macam bumbu penyedap. Agak kecewa juga, pantangan itu semuanya saya suka. Hehe. Saya boleh pulang setelah menyedot 5 kantong darah, yang lagi-lagi alhamdulillah, dapat donor dari orang-orang terdekat.
Beberapa waktu setelah pulang saya sama sekali tidak memakan apa yang dilarang. Ditambah dengan mengonsumsi sari kurma, jus jambu biji, serta sayuran hijau.
Sekarang saya mulai berani lagi makan mi instan. Tapi, dari yang biasa asal rebus, sekarang air rebusannya saya buang, diganti dengan yang baru. Dan maksimal sekali sehari. Begitu juga ayam, direbus dulu, baru dimasak sesuai selera. Bumbu-bumbu instan juga saya kurangi. Yah agak ribet sih. Tapi kalau ingat sakitnya ya lebih baik ribet-ribet dahulu, sehat-sehat kemudian. Wkwk
Belakangan saya jadi penasaran, penyakit itu apa namanya. Dapatlah kata Menorrhagia, disebabkan salah satunya oleh ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron dengan kondisi endometrium. Mengerti? Saya tidak. Setidaknya saya tahulah namanya. Hehe..
Dan alhamdulillah sampai sekarang haid saya normal-normal saja. Mudah-mudahan sampai seterusnya normal. Amin..
Semoga bermanfaat ya ^_^
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H