Mohon tunggu...
Rinta Nainggolan
Rinta Nainggolan Mohon Tunggu... Domestik Helper -

Lahir di indonesia merantau dan berjuang untuk kembali

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ketika Tiada Maaf

24 Juni 2016   16:56 Diperbarui: 24 Juni 2016   17:27 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Angkuhmu bagai gunung Semeru

sebeku  gunung Himalaya

tapi dari kedalaman samudera 

masih ada suara hempasan 

yang membawa keindahan

 

Amarahmu bagai gelombang 

berngasmu bagaikan badai

Tapi masih ada yang bertandang

garis di bibir pantai

terlukis sebagai makna

 

Masih ada sepasang camar dengan keindahan sayapnya

mengingatkan aku ketika bersamamu

walau sekarang kau begitu jauh

dan aku tak mampu ngukur jarak

aku masih tersenyum untuk itu

 

Engkau tau aku tak sekuat pemecah ombak menghadapi gelombang 

tapi tidak serapuh dahan kering

aku terus  mencoba menahan daunku

agar bungaku bersemi

 

Engkau juga tau aku tak sekeras karang 

tapi tidak selunak lumpur

aku terus menahan kelembutan ku

walau usaha terkadang tak berguna

terabaikan oleh waktu

 

Lihatlah betapa lelahnya aku

sedangkan jalanku masih panjang

sedangkan aku hampir patah

siapa penyanggaku 

entahlah..

 

Biar aku menelan amarahmu

mengunyah dan mengunyahnya

hingga ia meracuni aku

aku mati membiru

menahan ...

 

Lalu kupinta kau menguburnya

di bawah bendera ketiadaan

dan aku tidur dalam kekosongan

tanpa lukisan ungkapan cinta

hanya sebuah kesunyian dan kegelapan .[caption caption="from my Lenovo camera"][/caption]

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun