Mohon tunggu...
Rinta Nainggolan
Rinta Nainggolan Mohon Tunggu... Domestik Helper -

Lahir di indonesia merantau dan berjuang untuk kembali

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pekatnya Kelam

19 Maret 2015   10:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:26 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PEKATNYA KELAM

19 Maret 2015 pukul 10:47

PublikTemanTeman selain KenalanHanya SayaKhususTeman DekatKeluargaLihat semua daftar...Pujangga Sastra DewataThe Kingdom of GodThe Kingdom of GodWilayah Hong KongKenalanKembali

BY;Rinta Nurhayati

Awan bergerombol membatu

hitam pekat menyatu

dalam rasa yang beku

disetubuhi oleh jiwa yang kelu

Langit seolah memurkaiku

dengan segala yang berlaku

yang kerap menyapa diriku

pada setiap detik hidupku

Di langit ada persekongkolan

antara mendung dan hujan

hadirkan halilintar kilat bagai pecutan

mengguntur seperti peperangan

Sekali lagi di langit ada persekongkolan

menyetubuhi suhu kerinduan

yang sepertinya hadir bak permusuhan

yang dipicu oleh kuatnya tekanan

Dalam jeritku aku pantulkan

gema hatiku yang kesakitan

menyatu dalam kekelaman

oleh sesuatu yang tak diharapkan

Pekatnya kelam tunjukkan angkuhnya

diiringi halilintar dan petirnya

yang sesungguhnya menggetirkan jiwa

yang tercampak dari gairahnya

Langit dan awan kelamnya

seolah siap mengejar musuhnya

hadirkan para tentaranya

dengan pecutan dari cemeti halilintarnya

Jiwaku mengeliat menahan sakitnya

lukanya melepuh oleh panasnya

hingga raga setengah matang ulahnya

berharap bukan sampai kematiannya

Pekatnya kelam pun bersekutu

gumpalnya beku menyatu

hawanya memecah bernafsu

hingga curahnya deras menyapu,

Cemeti api menari dalam murka

marahnya padaku seolah mencipta

aku mengeliat dalam derita

dalam menahan setiap luka

Aku musuh dari persekonggkolan

yang menginginkan kesedihan

yang menyuapkan kepedihan

dari sebuah perbuatan

Tapi biarlah pekatnya ada

berharap dalam doa

saatnya currahkan airnya

dan amarahnya reda.

HK190315

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun