Mohon tunggu...
Naim Emel Prahana
Naim Emel Prahana Mohon Tunggu... Penulis - penulis dan jurnalist

laki-laki

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tanpa Akhir

5 Juni 2024   22:08 Diperbarui: 5 Juni 2024   23:54 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Rumah itu berpenghuni

pintu jendelanya tetap terbuka

dan saatnya tertutup

angin dan cahaya selalu setia

saatnya datang saatnya pulang

tak ada keraguan

dindingnya rumah itu

melindungi segenap perabotan

seperti itulah dahulu

dan sekarang lemari

kursi dan meja telah berdebu

hamalan rumah itu

masih ada bunga mekar

dedaunan jatuh

tak saling menuding

rumah masih ditunggu itu

tetap bercahaya temaran malamnya

di dalam rumah sunyi senyap

tak ada lagi suara

apalagi canda di meja makan

atau di kamar tidur

hampa sunyi antara udara

tatapan seperti mata elang

raut wajah menyeringai

kejam tangan ringan

lemparkan benda-benda

kebencian tak berbatas

nyata tak suka

cinta yang pernah ditanam

dibuang oleh kesombongan

itu, terserah

batas pasti ada

sebebasnya keinginan dunia

juga berpagar jua.

(Juni 2024)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun